News Stream Pro – FIFA telah merilis dokumen yang mengungkap detail keputusan Komite Banding terkait kasus tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia yang penuh kontroversi. Dokumen setebal 64 halaman, yang dipublikasikan pada Senin (17/11/2025), memuat pandangan mendalam Komite Banding FIFA atas skandal naturalisasi yang mengguncang sepak bola Malaysia.
Dalam putusannya, FIFA secara tegas menolak banding yang diajukan oleh Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Penolakan ini merupakan pukulan telak bagi FAM yang sebelumnya berupaya membatalkan sanksi atas pelanggaran yang mereka lakukan.
FAM dinyatakan bersalah atas tindakan serius berupa pemalsuan dokumen naturalisasi tujuh pemain. Ketujuh pemain yang terlibat dalam kasus ini adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel. Akibatnya, mereka terancam sanksi berat dan pencabutan status kewarganegaraan.
Pelanggaran Malaysia Kategori Berat
Komite Banding FIFA, melalui Pasal 298, mengklasifikasikan pelanggaran yang dilakukan Malaysia sebagai tindakan yang “menyerang fondasi integritas sepak bola.” Penegasan ini menggarisbawahi betapa seriusnya FIFA memandang kasus ini.
FIFA berpendapat bahwa kelayakan seorang pemain untuk membela tim nasional bukan sekadar persoalan administratif, melainkan juga prinsip fundamental yang menjaga kredibilitas kompetisi internasional. Hal ini krusial untuk menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan sepak bola di seluruh dunia.
Sebelumnya, telah diberitakan bahwa Komite Banding FIFA menilai pelanggaran FAM telah merusak fondasi integritas sepak bola. Hal ini semakin mempertegas komitmen FIFA dalam menjaga sportivitas dan keadilan dalam dunia sepak bola.
FIFA menuduh Malaysia melakukan pelanggaran berat karena terbukti melakukan pemalsuan dokumen dengan tujuan mengakali aturan yang berlaku. Tindakan ini dianggap tidak dapat ditoleransi karena berpotensi merusak tatanan sepak bola yang adil dan transparan.
Seperti yang tertuang dalam Pasal 298, “Setiap upaya pemalsuan dokumentasi dengan tujuan menipu badan pengatur dan menghindari peraturan yang berlaku merupakan pelanggaran berat terhadap prinsip ini. Tindakan semacam itu merusak keadilan permainan, mengikis kepercayaan publik, dan tidak dapat, dalam keadaan apa pun, ditoleransi.” Imbas dari kasus ini, para pemain ilegal Malaysia membuka opsi untuk menggugat FAM atas sanksi yang dijatuhkan FIFA.
Menolak Banding Malaysia
Dengan mempertimbangkan berbagai bukti dan argumentasi, FIFA memutuskan untuk menolak banding FAM secara keseluruhan. Konsekuensinya, Malaysia wajib menanggung biaya banding sesuai dengan Pasal 49 FDC (FIFA Disciplinary Code).
“Mengingat hal-hal tersebut di atas, Komite menyimpulkan bahwa tidak ada alasan untuk membatalkan Keputusan yang Dibanding. Dengan demikian, keputusan tersebut ditegaskan, dan banding Para Pemohon Banding ditolak untuk seluruhnya. Dengan demikian, biaya proses ini akan ditanggung oleh Para Pemohon Banding secara sama, sesuai dengan Pasal 49 FDC,” demikian bunyi Pasal 299.
Sebelumnya, mantan Sekjen FAM menyarankan agar dana untuk menggugat ke CAS (Pengadilan Arbitrase Olahraga) lebih baik dialokasikan untuk pembinaan sepak bola usia dini.
Investigasi Lanjutan FIFA
Namun, kasus ini belum sepenuhnya selesai. Dalam Pasal 300, FIFA menyatakan niatnya untuk melanjutkan proses penyelidikan lebih lanjut, berbekal bukti yang diajukan dan hasil persidangan. FIFA telah menginstruksikan Komite Banding untuk memastikan semua aspek kesalahan dan konsekuensinya diselidiki secara menyeluruh.
“Berdasarkan bukti yang diajukan dan hasil persidangan ini, Komite menemukan alasan yang kuat untuk memulai penyelidikan lebih lanjut sesuai dengan Pasal 30, 35, dan 55(1)(f) dan (2) FDC. Ketentuan-ketentuan ini memberi wewenang kepada Komite untuk mengeluarkan arahan guna memastikan bahwa semua aspek kesalahan, atau konsekuensinya, diselidiki secara menyeluruh,” bunyi Pasal 300.
Sebelumnya, mantan Presiden FAM telah menyerukan tindakan tegas terkait skandal naturalisasi yang menimpa Malaysia. Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk menjunjung tinggi integritas dan fair play dalam dunia sepak bola.
Ringkasan
FIFA menolak banding yang diajukan oleh Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) terkait kasus pemalsuan dokumen naturalisasi tujuh pemain. FAM dinyatakan bersalah atas tindakan yang dianggap “menyerang fondasi integritas sepak bola,” yaitu memalsukan dokumen naturalisasi pemain seperti Gabriel Felipe Arrocha dan lainnya. Akibat pelanggaran ini, Malaysia terancam sanksi berat dan para pemain naturalisasi terancam pencabutan status kewarganegaraan.
FIFA akan melanjutkan investigasi lebih lanjut terhadap kasus ini, berdasarkan bukti yang ada. Penolakan banding ini mengharuskan Malaysia menanggung biaya banding. Kasus ini menjadi pelajaran untuk menjunjung tinggi integritas dan fair play dalam sepak bola, dan para pemain ilegal berpeluang menggugat FAM atas sanksi FIFA.
