News Stream Pro – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti baru-baru ini menjadi sorotan setelah berpidato di Sidang Umum Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO). Dalam pidatonya, yang disampaikan dalam bahasa Indonesia, Mu’ti memaparkan berbagai kebijakan pendidikan yang tengah diimplementasikan di Indonesia.
Lebih dari sekadar uraian program, Mu’ti menekankan bahwa tantangan global saat ini tidak hanya terbatas pada persoalan kekuasaan atau ekonomi. Justru, tantangan yang lebih mendasar terletak pada bagaimana mencerdaskan manusia melalui pendidikan, sains, kebudayaan, serta akses informasi yang bebas dan terbuka.
“Nilai-nilai mendasar inilah yang mengantarkan Indonesia pada keyakinan bahwa pendidikan adalah hak fundamental setiap anak, dan tidak boleh ada seorang pun yang tertinggal,” tegas Mu’ti, seperti dikutip dari akun YouTube resmi UNESCO pada Selasa (4/11/2025). Pernyataan ini menggarisbawahi komitmen Indonesia untuk mewujudkan pendidikan inklusif dan berkualitas bagi seluruh warganya.
Salah satu wujud komitmen tersebut adalah peluncuran kebijakan “Pendidikan Bermutu untuk Semua”. Kebijakan ini, sebagaimana dijelaskan Mu’ti, merupakan implementasi dari amanat konstitusi dan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan untuk mewujudkan kemanusiaan yang adil dan beradab. Sejalan dengan itu, pemerintah juga menggulirkan Gerakan Semesta, sebuah inisiatif untuk mempercepat pencapaian Tujuan Keempat dalam Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Selain fokus pada pemerataan akses pendidikan, Indonesia juga berupaya untuk menyesuaikan kurikulum dengan tuntutan zaman. Mu’ti menyampaikan bahwa Indonesia mulai mengenalkan pembelajaran kecerdasan artifisial (AI), coding, serta penguatan pendidikan karakter. Langkah ini diharapkan dapat membekali generasi muda dengan keterampilan yang relevan dan berdaya saing di era digital.
Upaya peningkatan mutu pendidikan juga menyasar pada peningkatan kapasitas dan kesejahteraan guru. Mereka diposisikan sebagai agen pembelajaran sekaligus agen peradaban. Selain itu, pemerintah juga memberikan perhatian khusus pada pemenuhan gizi anak sekolah melalui program makan bergizi gratis (MBG).
Mendikdasmen Abdul Mu’ti Sebelumnya Luncurkan Buku Setahun Menjabat: Kebijakan-kebijakan ini melengkapi upaya-upaya yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan komitmen berkelanjutan pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan.
Lebih jauh, pemerintah Indonesia juga meluncurkan dan mengembangkan Sekolah Rakyat yang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Inisiatif ini merupakan langkah strategis untuk memastikan bahwa setiap anak, tanpa memandang latar belakang ekonomi, memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan berkualitas.
Berkat berbagai kebijakan yang telah diimplementasikan, Mu’ti mengungkapkan bahwa angka partisipasi sekolah anak usia 7 hingga 12 tahun dan 13 hingga 15 tahun di Indonesia telah mencapai angka yang menggembirakan, yaitu masing-masing 99,19 persen dan 96,17 persen.
Isu Terkini: Penolakan TKA dan Tanggapan Mendikdasmen: Di tengah upaya peningkatan mutu pendidikan, sempat muncul petisi penolakan terhadap tenaga kerja asing (TKA) yang mencapai 200 ribu tanda tangan. Menanggapi hal ini, Mendikdasmen menekankan pentingnya melanjutkan program yang ada. Sebelumnya, Mendikdasmen juga sempat menyebut TKA sebagai alat untuk membangkitkan motivasi belajar siswa.
Sebagai penutup, Mu’ti menyampaikan bahwa Presiden Prabowo juga telah meluncurkan program digitalisasi pendidikan dan rumah pendidikan. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan bermutu bagi anak-anak yang berada di daerah-daerah terpencil, sehingga mereka juga dapat merasakan manfaat dari kemajuan teknologi dan informasi. Dengan demikian, diharapkan kesenjangan pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan dapat semakin diperkecil.
Ringkasan
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti berpidato di Sidang Umum UNESCO menggunakan bahasa Indonesia, memaparkan kebijakan pendidikan yang diimplementasikan di Indonesia. Ia menekankan tantangan global dalam mencerdaskan manusia melalui pendidikan, sains, kebudayaan, dan akses informasi, serta komitmen Indonesia pada pendidikan inklusif melalui kebijakan “Pendidikan Bermutu untuk Semua” yang merupakan implementasi dari amanat konstitusi dan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Indonesia juga mengenalkan pembelajaran kecerdasan artifisial (AI), coding, penguatan pendidikan karakter, peningkatan kapasitas guru, dan program makan bergizi gratis (MBG). Pemerintah meluncurkan Sekolah Rakyat untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu serta program digitalisasi pendidikan untuk daerah terpencil. Berkat berbagai kebijakan tersebut, angka partisipasi sekolah anak usia 7-12 tahun dan 13-15 tahun telah mencapai 99,19% dan 96,17%.
