Paus Leo XIV pada hari Minggu menegaskan kembali dukungannya terhadap solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan keluar untuk mengakhiri konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel. Pernyataan ini disampaikan seperti yang dilansir oleh WAFA dan dikutip oleh Al Jazeera.
Paus Leo XIV menekankan bahwa resolusi konflik ini harus mencakup pendirian Negara Palestina yang merdeka, menegaskan kembali posisi Vatikan yang konsisten dalam isu ini.
“Kita semua tahu bahwa saat ini Israel masih belum menerima solusi tersebut. Namun, kami memandangnya sebagai satu-satunya solusi,” ujar Paus dalam konferensi pers di pesawat dalam perjalanan dari Turki menuju Lebanon.
Pembentukan negara Palestina di Yerusalem Timur, Tepi Barat yang diduduki, dan Gaza telah lama dipandang oleh komunitas internasional sebagai fondasi bagi penyelesaian konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Paus Leo XIV juga menekankan peran Vatikan sebagai mediator yang jujur. “Kami juga berteman dengan Israel, dan kami berusaha dengan kedua belah pihak untuk menjadi penengah yang dapat membantu mereka lebih dekat ke solusi yang adil bagi semua,” kata Paus yang berasal dari Amerika Serikat ini.
Menariknya, berbeda dengan mendiang pendahulunya, Paus Fransiskus, Paus Leo XIV menghindari penyebutan langsung mengenai genosida Israel di Gaza selama kunjungannya ke Turki.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Netanyahu sendiri telah lama berpendapat bahwa pembentukan negara Palestina hanya akan menguntungkan kelompok Hamas dan pada akhirnya akan mengarah pada pendirian negara yang lebih besar yang dikendalikan oleh Hamas di perbatasan Israel.
Sebelumnya, awal bulan ini, Netanyahu menegaskan bahwa penolakan Israel terhadap negara Palestina “tidak berubah sedikit pun” dan tidak akan terpengaruh oleh tekanan eksternal maupun internal. “Saya tidak butuh penegasan, cuitan, atau ceramah dari siapa pun,” tegasnya.
Anadolu melaporkan bahwa pada tanggal 6 November, Paus Leo XIV bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. Pertemuan tersebut membahas kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan untuk Jalur Gaza serta pentingnya mewujudkan solusi dua negara demi mengakhiri konflik Israel-Palestina.
“Dalam dialog yang bersahabat itu, diakui adanya kebutuhan mendesak untuk memberikan bantuan kepada penduduk sipil di Gaza dan mengakhiri konflik melalui solusi dua negara,” demikian pernyataan singkat dari biro pers Takhta Suci. Pertemuan ini juga menjadi momentum peringatan 10 tahun penandatanganan “Kesepakatan Komprehensif antara Takhta Suci dan Negara Palestina”.
Kesepakatan yang diteken pada 26 Juni 2015 itu menegaskan komitmen kedua belah pihak untuk mendukung hak rakyat Palestina menentukan nasibnya sendiri serta implementasi solusi dua negara.
Seiring dengan upaya pencarian solusi bagi konflik Israel-Palestina, sebelumnya, Hizbullah juga telah menyampaikan permintaan kepada Paus Leo XIV untuk menolak agresi Israel di Lebanon.
Ringkasan
Paus Leo XIV kembali menegaskan dukungannya terhadap solusi dua negara sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri konflik Israel-Palestina. Ia menekankan pentingnya pendirian Negara Palestina yang merdeka dan peran Vatikan sebagai mediator yang jujur dalam membantu kedua belah pihak mencapai solusi yang adil. Paus Leo XIV juga bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk membahas bantuan kemanusiaan untuk Gaza dan pentingnya solusi dua negara.
Berbeda dengan pendahulunya, Paus Leo XIV menghindari penyebutan langsung mengenai genosida Israel di Gaza. Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah lama menolak pembentukan negara Palestina dan menegaskan penolakan Israel terhadap solusi tersebut. Sebelumnya, Hizbullah juga meminta Paus Leo XIV untuk menolak agresi Israel di Lebanon.








