PT TransJakarta resmi mengukir sejarah baru dengan mengganti nama Halte Senen Sentral menjadi Halte Jaga Jakarta. Perubahan nama ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah pesan mendalam yang bertujuan mengingatkan seluruh pemangku kepentingan untuk turut serta menjaga ibu kota. Penamaan ulang ini lahir sebagai respons atas insiden pembakaran halte dalam demonstrasi yang berujung ricuh pada akhir Agustus silam, meninggalkan jejak kerusakan pada salah satu fasilitas vital kota.
Halte Jaga Jakarta, yang sebelumnya dikenal sebagai Halte Senen Sentral, strategis terletak di Jalan Pasar Senen. Halte ini merupakan bagian integral dari Koridor 5 TransJakarta, yang melayani rute Ancol hingga Kampung Melayu. Lebih dari itu, halte ini juga berfungsi sebagai titik transit penting, menghubungkan penumpang dengan Koridor 2 TransJakarta (Pulogadung–Monas) melalui Halte Senen Toyota Rangga, menjadikan posisinya sentral dalam jaringan transportasi publik Jakarta.
Peresmian pergantian nama halte ini dilakukan langsung oleh Gubernur Pramono Anung pada Senin (8/9), menandai babak baru bagi infrastruktur transportasi di Jakarta. Direktur Utama TransJakarta, Welfizon Yuza, menjelaskan bahwa keputusan ini berakar dari keprihatinan mendalam atas banyaknya fasilitas umum yang mengalami kerusakan dan dibakar massa akibat demonstrasi ricuh pada akhir Agustus 2025.
“Ini menjadi pengingat kita. Bahwa untuk menjaga Jakarta tidak hanya kehadiran pemerintah, tapi tentunya harus semua stakeholder,” tegas Welfizon kepada para jurnalis saat peresmian nama baru Halte Jaga Jakarta. Ia melanjutkan, “Jadi Jaga Jakarta itu mengingatkan kita untuk menjaga kota ini, butuh kekompakan dan butuh kerja sama dari semua pihak,” menggarisbawahi esensi kolaborasi dalam merawat kota.
Perubahan ini tentu menimbulkan pertanyaan, terutama mengingat standar penamaan halte selama ini yang selalu menggunakan nama atau landmark terkenal di wilayah tersebut. Penghapusan kata “Senen” yang menjadi identitas lokasi halte dan digantikan dengan “Jaga Jakarta” memunculkan potensi kebingungan di kalangan masyarakat yang sudah terbiasa dengan nama lama.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Welfizon Yuza memastikan bahwa TransJakarta akan melakukan upaya sosialisasi secara intensif agar masyarakat dapat segera beradaptasi dengan nama baru ini. Proses adaptasi ini diharapkan dapat berjalan lancar tanpa mengganggu mobilitas penumpang. Pihaknya menargetkan dalam kurun waktu satu minggu, publik sudah familiar dengan nama Halte Jaga Jakarta, sehingga perubahan ini tidak menghambat kelancaran aktivitas transportasi publik.
“Tentu kita mengharapkan teman-teman media menjadi penyambung lidahnya. Butuh waktu sosialisasi biasanya butuh sekitar seminggu, dan nanti masyarakat sudah terbiasa,” ucap Welfizon, menyoroti peran penting media dalam menyebarluaskan informasi dan memastikan pesan “Jaga Jakarta” tersampaikan dengan baik kepada seluruh warga ibu kota.
Ringkasan
Halte Senen Sentral resmi berganti nama menjadi Halte Jaga Jakarta. Perubahan ini merupakan respons atas kerusakan fasilitas umum akibat demonstrasi ricuh pada akhir Agustus 2025, dan bertujuan mengingatkan semua pihak untuk menjaga Jakarta. Halte ini terletak strategis di Jalan Pasar Senen, menjadi bagian penting Koridor 5 dan titik transit ke Koridor 2 TransJakarta.
Peresmian dilakukan Gubernur Pramono Anung pada 8 September. Direktur Utama TransJakarta, Welfizon Yuza, menegaskan sosialisasi intensif akan dilakukan agar masyarakat cepat beradaptasi dengan nama baru. Targetnya, dalam seminggu masyarakat sudah familiar dengan nama Halte Jaga Jakarta.











