DINAS Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) optimis menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Mereka memperkirakan kunjungan wisatawan nusantara akan mencapai angka yang signifikan, berkisar antara 1,5 hingga 1,7 juta orang.
“Bulan Desember selalu menjadi daya tarik utama bagi wisatawan nusantara yang ingin menikmati keindahan Yogya. Perkiraan kami menunjukkan bahwa pada akhir tahun ini, jumlah kunjungan bisa mencapai 1,7 juta orang,” ungkap Sekretaris Dinas Pariwisata DIY, Lis Dwi Rahmawati, pada Rabu, 3 Desember 2025.
Keyakinan ini didasarkan pada tren peningkatan pemesanan kamar hotel dan reservasi perjalanan melalui berbagai moda transportasi umum serta biro perjalanan menjelang akhir tahun. Lonjakan ini menjadi indikasi kuat antusiasme masyarakat untuk berlibur di Yogyakarta.
Beberapa destinasi wisata diprediksi akan menjadi pusat perhatian dan mengalami lonjakan pengunjung, seperti Candi Prambanan, Pantai Parangtritis, Kaliurang, Pantai Glagah, dan Kebun Binatang Gembira Loka. Di pusat Kota Yogyakarta sendiri, kawasan Malioboro, Tugu Yogyakarta, dan Taman Pintar juga diperkirakan akan sangat ramai.
Namun, di balik potensi keramaian tersebut, Lis mengingatkan akan peningkatan curah hujan yang berpotensi menimbulkan risiko di beberapa kawasan. Wisatawan diimbau untuk selalu waspada, terutama saat mengunjungi destinasi yang rentan terhadap dampak cuaca ekstrem, seperti kawasan rawan longsor di perbukitan Menoreh Kulon Progo, Pegunungan Sewu, dan perbukitan Patuk–Imogiri di Kabupaten Bantul.
Senada dengan hal tersebut, pengamat pariwisata yang juga Dosen Prodi Bisnis Perjalanan Wisata Sekolah Vokasi UGM, Ghifari Yuristiadhi M. Makhasi, menekankan pentingnya pemahaman mitigasi risiko bagi wisatawan yang beraktivitas di luar ruangan. “Misalnya, saat berkemah di sekitar danau atau aliran sungai, perhatikan kondisi cuaca dan potensi bahaya yang mungkin timbul,” ujarnya.
Ghifari juga menyoroti perlunya pelaku wisata melakukan penilaian risiko sebelum menawarkan paket wisata. Penyedia wisata harus melakukan *risk assessment* dan *treatment* untuk memastikan keamanan wisatawan. Langkah antisipasi yang solid dari pemerintah dan industri wisata juga menjadi kunci penting.
“Mitigasi adalah hal yang krusial, dan wisatawan perlu mendapatkan rekomendasi yang jelas agar tetap aman selama berlibur,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ghifari mendorong Yogyakarta untuk menunjukkan diri sebagai destinasi yang tangguh dan aman dalam menghadapi kondisi cuaca ekstrem. Ia mengusulkan agar Pemerintah DIY mulai mempromosikan wisata adaptif cuaca selama libur Nataru, merujuk pada prediksi cuaca ekstrem dari BMKG pada periode tersebut.
“Mulai 3 Desember 2025, BMKG telah mengeluarkan peringatan potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah DIY. Kondisi ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, genangan air, dan kerusakan infrastruktur,” jelas Ghifari.
Oleh karena itu, Pemerintah DIY perlu secara intensif menginformasikan perkiraan cuaca dari BMKG dan BPBD kepada pelaku wisata, penginapan, operator wisata, serta masyarakat luas. Informasi ini harus mencakup protokol mitigasi di destinasi wisata, seperti perawatan drainase, pengecekan struktur bangunan, dan penyiapan jalur evakuasi.
Sebagai alternatif, Ghifari menyarankan promosi aktivitas tur *indoor* atau yang fleksibel, seperti kunjungan ke museum, wisata budaya, workshop, dan wisata kuliner. Selain itu, wisata ramah lingkungan dan edukatif juga dapat diperkenalkan, dengan mengajarkan wisatawan dan komunitas lokal cara beradaptasi terhadap cuaca ekstrem. Misalnya, dengan membawa perlengkapan hujan, peta jalur evakuasi, informasi posko, dan kontak darurat.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD DIY, Andriana Wulandari, menegaskan bahwa keselamatan wisatawan harus menjadi prioritas utama. Ia meminta seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kewaspadaan dan saling berkoordinasi dalam memonitor pergerakan wisatawan menjelang libur Nataru.
“Yang terpenting adalah bagaimana wisatawan merasa aman dan nyaman saat berwisata di Yogya. Wisatawan juga perlu diarahkan untuk mematuhi imbauan yang diberikan di lokasi wisata,” kata Andriana.
Upaya menjaga keamanan dan kenyamanan wisatawan ini sejalan dengan langkah Pemerintah Kota Yogyakarta yang terus memantau jalur wisata melalui program Smart City, terutama menjelang libur Nataru. Dengan pemantauan yang intensif, diharapkan potensi masalah dapat dideteksi dan diatasi dengan cepat, sehingga wisatawan dapat menikmati liburan dengan tenang dan menyenangkan.
Ringkasan
Dinas Pariwisata DIY optimis menyambut 1,5 hingga 1,7 juta wisatawan nusantara saat libur Natal dan Tahun Baru. Peningkatan pemesanan kamar hotel dan reservasi perjalanan menjadi indikasi antusiasme masyarakat untuk berlibur di Yogyakarta. Beberapa destinasi populer seperti Candi Prambanan, Pantai Parangtritis, dan Malioboro diperkirakan akan ramai dikunjungi.
Namun, wisatawan diimbau untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dan angin kencang yang diprediksi oleh BMKG. Pemerintah DIY dan pelaku wisata didorong untuk melakukan mitigasi risiko, termasuk promosi wisata adaptif cuaca dan penyediaan informasi perkiraan cuaca serta protokol mitigasi di destinasi wisata. Keselamatan dan kenyamanan wisatawan menjadi prioritas utama.








