Muncul wacana yang langsung memicu perdebatan sengit: FIM (Fédération Internationale de Motocyclisme) mengajukan proposal radikal untuk MotoGP 2026—menghapus seat winglet dari motor. Langkah ini bukan sekadar menghilangkan salah satu elemen aerodinamika tercanggih di MotoGP, tetapi juga membuka kembali perdebatan klasik: keselamatan pembalap versus kebebasan inovasi teknis.
Seat Winglet Dianggap Sumber Bahaya
Menurut FIM, seat winglet—sirip kecil di sisi jok yang selama ini berperan penting dalam stabilitas motor saat akselerasi—ternyata menyimpan potensi bahaya yang signifikan. Komponen ini dianggap berpotensi tersangkut saat terjadi kecelakaan, atau bahkan menahan tubuh pembalap ke motor saat mereka tergelincir di aspal. Dua kondisi ini dinilai dapat memperparah cedera. Singkatnya: kecil, tetapi berpotensi mematikan.
Wacana ini langsung menimbulkan riak besar di paddock MotoGP.
Aprilia dan Honda Berpotensi Paling Merugi
Tak heran jika proposal tersebut langsung membuat sejumlah pabrikan merasa kelimpungan. Aprilia dan Honda—dua tim yang paling agresif mengembangkan seat winglet—berpotensi menjadi pihak yang paling terpukul. Larangan ini bisa berarti desain ulang besar-besaran pada aerodinamika motor, yang tentu saja membutuhkan biaya besar dan memunculkan tantangan teknis baru. Beberapa pengamat bahkan memandang proposal ini sebagai “gerakan politis” yang secara tidak langsung bertujuan untuk mengerem laju Aprilia, yang dalam dua musim terakhir menjadi pionir dalam riset winglet ekstrem.
Seperti yang kita ketahui, Maverick Vinales akan menggandeng Jorge Lorenzo di Tech3 KTM pada MotoGP 2026. Yamaha juga telah resmi membuka lembaran baru dengan mesin V4 mereka.
Keputusan di Tangan Pabrikan
Namun, keputusan akhir tidak sepenuhnya berada di tangan FIM. Keputusan final justru berada di meja MSMA (Manufacturers Association), asosiasi para pabrikan MotoGP. Regulasi baru hanya dapat berlaku pada tahun 2026 jika mendapatkan persetujuan bulat dari seluruh anggota. Tanpa persetujuan tersebut, larangan seat winglet hanyalah sebatas rekomendasi. Artinya, drama masih akan berlanjut—dan berpotensi berubah menjadi perang dingin antarpabrikan.
Toprak Razgatlıoğlu sendiri memilih angka tertentu karena tidak bisa menggunakan nomor sakral 54 di MotoGP.
Paddock Terbelah: Keselamatan atau Kreativitas?
Seperti biasa, setiap wacana pelarangan teknologi di MotoGP selalu memecah belah opini. Para pendukung berpendapat bahwa langkah FIM ini penting untuk standardisasi keselamatan, fondasi yang tidak dapat dikompromikan dalam olahraga yang berpacu dalam hitungan milidetik. Di sisi lain, pihak yang menolak berpendapat bahwa larangan ini akan menggerus kebebasan desain, sekaligus menimbulkan kerugian finansial besar bagi tim-tim yang telah menginvestasikan jutaan euro dalam pengembangan teknologi tersebut.
MotoGP kembali berada di persimpangan jalan: memilih untuk menjaga inovasi tetap liar, atau memastikan keselamatan semua pembalap saat melaju dengan kecepatan 350 km/jam. (crash/jpnn)
Ringkasan
FIM mengajukan proposal untuk menghapus seat winglet dari motor MotoGP mulai tahun 2026 dengan alasan keselamatan. Komponen ini dianggap berpotensi menyebabkan cedera yang lebih parah saat kecelakaan karena dapat tersangkut atau menahan pembalap.
Proposal ini berpotensi merugikan Aprilia dan Honda, yang paling aktif mengembangkan seat winglet, dan memerlukan desain ulang aerodinamika motor. Keputusan akhir ada di tangan MSMA, dan larangan hanya berlaku jika disetujui seluruh pabrikan. Perdebatan mengenai keselamatan versus kebebasan inovasi pun kembali mencuat.








