Skandal pemalsuan dokumen pemain naturalisasi mengguncang sepak bola Malaysia, bahkan merambat ke kancah Asia Tenggara. FIFA, badan sepak bola dunia, tak tinggal diam dan telah menjatuhkan sanksi berat kepada Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) beserta tujuh pemain timnas yang terlibat. Mereka terbukti menggunakan dokumen tidak sah dalam proses verifikasi pemain.
Kasus ini bermula dari kemenangan telak Malaysia atas Vietnam pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Asia 2027. Namun, kemenangan 4-0 tersebut kini menjadi sorotan tajam setelah adanya aduan mengenai kelayakan beberapa pemain naturalisasi yang diturunkan. Lalu, apa saja fakta penting terkait sanksi FIFA yang kini menjadi perbincangan hangat ini? Mari kita bedah satu per satu.
Titik awal skandal ini, seperti dilansir dari Kompas.com, Sabtu (27/9/2025), adalah pertandingan antara Malaysia dan Vietnam pada 10 Juni 2025 di Stadion Bukit Jalil. Pada laga itu, Malaysia menurunkan tujuh pemain naturalisasi, dan lima di antaranya langsung dipersoalkan oleh pihak lawan. Aduan tersebut mempertanyakan kelayakan pemain yang didaftarkan dengan dokumen bermasalah. FIFA kemudian melakukan investigasi resmi berdasarkan laporan tersebut.
FIFA secara tegas menyebutkan tujuh nama pemain yang menggunakan dokumen tidak sah: Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano. Dalam laporannya, FIFA menyatakan bahwa FAM mengajukan verifikasi kelayakan pemain dengan menggunakan dokumen yang direkayasa. Nama-nama inilah yang menjadi pusat perdebatan legalitas naturalisasi.
Perdebatan semakin memanas karena sebagian besar dari ketujuh pemain tersebut tidak memiliki keterkaitan langsung dengan Malaysia, baik melalui garis keturunan maupun masa tinggal. Klaim yang diajukan adalah jalur darah dari kakek-nenek atau dokumen residensi yang kemudian diragukan keasliannya. Misalnya, Facundo Tomas Garces diklaim memiliki garis keturunan Malaysia, sementara Rodrigo Julian Holgado dan Joao Vitor Figueiredo diajukan melalui dokumen status tinggal. FIFA menilai dokumen-dokumen tersebut bermasalah karena tidak memenuhi standar verifikasi resmi. Kasus ini menambah daftar panjang sorotan terhadap sepak bola Malaysia, setelah sebelumnya beberapa negara menolak untuk berhadapan dengan timnas mereka.
Komite Disiplin FIFA, seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (26/9/2025), menilai FAM melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA yang mengatur tentang pemalsuan dokumen. Pelanggaran administratif ini dianggap sangat serius karena memengaruhi keabsahan kompetisi resmi. FIFA menegaskan bahwa FAM tidak hanya lalai, tetapi juga terbukti melakukan tindakan curang dalam pendaftaran pemain.
Akibat pelanggaran ini, FAM dijatuhi denda sebesar 350.000 franc Swiss atau sekitar Rp 7,3 miliar. Sementara itu, ketujuh pemain masing-masing didenda 2.000 CHF atau sekitar Rp 42 juta. Sanksi finansial ini mencerminkan betapa beratnya pelanggaran yang dilakukan. Denda ini berlaku sejak keputusan diumumkan dan tidak dapat ditunda.
Selain denda, tujuh pemain tersebut juga dilarang beraktivitas dalam seluruh kegiatan sepak bola selama 12 bulan. Skorsing ini berlaku secara global di bawah naungan FIFA. Ini berarti para pemain tidak hanya dilarang memperkuat timnas Malaysia, tetapi juga tidak dapat bermain di level klub.
Sanksi ini memunculkan spekulasi mengenai potensi pembatalan hasil pertandingan Malaysia melawan Vietnam. Sesuai aturan AFC, tim yang menurunkan pemain tidak sah dapat dinyatakan kalah 0-3. Jika keputusan ini diambil, Malaysia akan kehilangan tiga poin penting, sementara Vietnam akan diuntungkan dalam klasemen Kualifikasi Piala Asia 2027. Imbasnya, posisi Indonesia di ranking FIFA pun ikut terpengaruh.
Menanggapi sanksi FIFA, Pelaksana Tugas Presiden FAM, Datuk Mohd Yusoff Mahadi, menegaskan bahwa ketujuh pemain tersebut sebenarnya memenuhi syarat naturalisasi. “FAM sebelumnya telah memeriksa kualifikasi para pemain dan memberikan konfirmasi resmi bahwa mereka memenuhi syarat untuk mewakili Malaysia,” ujar Yusoff, dikutip dari Kompas.com. “Sehubungan dengan keputusan ini, FAM akan mengajukan banding dan menggunakan semua jalur hukum yang tersedia demi melindungi kepentingan pemain dan tim nasional,” sambungnya. FAM menegaskan bahwa pihaknya telah menjalankan prosedur sesuai aturan dan akan berjuang melalui mekanisme banding. “Kami akan memastikan proses berlangsung transparan, adil, dan berlandaskan semangat sportivitas,” imbuh Yussof.
FIFA memberikan waktu 10 hari bagi pihak yang dijatuhi sanksi untuk mengajukan banding. Proses ini dapat dilakukan dengan menyertakan alasan lengkap melalui Komite Banding FIFA. FAM telah menyatakan niatnya untuk menempuh jalur banding. Menurut Yusoff, banding akan segera diajukan demi melindungi kepentingan tim nasional. FAM menilai keputusan FIFA perlu dikaji ulang karena pihaknya merasa telah mengikuti prosedur sesuai aturan yang berlaku.
Skandal ini menjadi pukulan telak bagi sepak bola Malaysia. Kritik muncul karena lemahnya verifikasi internal federasi dalam program naturalisasi. Selain mengancam posisi Malaysia di Kualifikasi Piala Asia 2027, kasus ini juga menjadi peringatan bagi negara lain di Asia Tenggara untuk lebih berhati-hati dalam memproses pemain diaspora. FIFA menegaskan bahwa integritas kompetisi tidak dapat dikompromikan. Meskipun FAM masih memiliki hak banding, sanksi denda dan skorsing pemain sudah berlaku penuh. Skandal dokumen palsu ini tidak hanya berdampak pada Malaysia, tetapi juga menjadi pelajaran regional bahwa program naturalisasi harus dikelola dengan disiplin tinggi. Kasus ini juga menjadi perhatian global, mengingat FIFA baru saja merilis harga tiket Piala Dunia 2026 yang fantastis.
(Sumber: Kompas.com/Yudha Riefwan Najib, Firzie A. Idris, Sem Bagaskara)
Ringkasan
Skandal pemalsuan dokumen naturalisasi pemain mengguncang sepak bola Malaysia, berujung pada sanksi berat dari FIFA kepada FAM dan tujuh pemain timnas. Mereka terbukti menggunakan dokumen tidak sah dalam proses verifikasi kelayakan pemain, yang dipicu oleh aduan terkait pemain naturalisasi dalam pertandingan Malaysia melawan Vietnam.
FIFA menjatuhkan denda sebesar 350.000 franc Swiss kepada FAM dan 2.000 CHF kepada masing-masing pemain, serta melarang ketujuh pemain tersebut beraktivitas sepak bola selama 12 bulan. FAM berencana mengajukan banding terhadap keputusan tersebut, meskipun sanksi sudah berlaku penuh, dan menegaskan telah mengikuti prosedur naturalisasi sesuai aturan.








