Timnas U-22 Indonesia berhasil meraih kemenangan penting dengan skor 3-1 saat menghadapi Myanmar dalam laga kedua fase grup SEA Games. Pertandingan yang digelar di The 700th Anniversary of Chiang Mai Stadium pada Jumat (12/12) malam WIB tersebut sejatinya menjadi ajang pembuktian kekuatan skuad Garuda Muda. Namun, di balik kemenangan tersebut, terselip pil pahit: Timnas U-22 harus kandas di fase grup karena kalah dalam produktivitas gol dari Malaysia, pesaing utama dalam perebutan status runner-up terbaik.
Kegagalan ini menandai sebuah catatan hitam bagi sepak bola Indonesia di ajang SEA Games. Terakhir kali Timnas Indonesia gagal melaju dari fase grup turnamen multi-cabang Asia Tenggara ini adalah pada edisi 2009 silam. Hasil ini tentu menjadi sorotan tajam, mengingat potensi dan persiapan yang telah dilakukan.
Starting XI Timnas Indonesia
Berikut adalah susunan pemain inti yang diturunkan oleh Timnas Indonesia dalam pertandingan krusial tersebut:
Daffa Fasya; Frengky Missa, Kakang Rudianto, Kadek Arel, Robi Darwis; Toni Firmansyah, Ivar Jenner, Dony Tri Pamungkas; Rayhan Hannan, Mauro Zijlstra, Rafael Struick.
Jalannya Pertandingan Timnas U-22 vs Myanmar
Laga dimulai dengan agresivitas tinggi dari Timnas U-22. Sebuah peluang emas tercipta hanya lima menit setelah peluit awal dibunyikan, ketika sepakan Rayhan Hannan, memanfaatkan umpan manis dari Mauro Zijlstra, sayangnya masih melebar tipis dari gawang Myanmar. Intensitas serangan terus dipertahankan oleh Garuda Muda sepanjang 15 menit awal babak pertama, dengan dominasi penuh dalam penguasaan bola dan alur permainan.
Meskipun menguasai jalannya laga, Timnas U-22 menghadapi kesulitan berarti dalam menembus rapatnya pertahanan Myanmar. Serangan-serangan seringkali terputus di sepertiga akhir lapangan lawan, diwarnai oleh sejumlah kesalahan umpan dan koordinasi. Ironisnya, di tengah tekanan bertubi-tubi dari Indonesia, Myanmar justru mampu mencuri keunggulan lebih dulu pada menit ke-28′. Winger Myanmar, Min Maw OO, berhasil melepaskan tembakan akurat ke gawang Timnas U-22 setelah memanfaatkan kelengahan barisan belakang Garuda Muda, mengubah skor menjadi 0-1.
Tidak menyerah begitu saja, Timnas U-22 terus berjuang mencari gol penyama kedudukan. Harapan kembali muncul menjelang akhir babak pertama, tepatnya di menit ke-44′. Berawal dari skema tendangan pojok, kiper Myanmar, Hein Htet Soe, gagal mengamankan bola dengan sempurna. Bola liar tersebut jatuh tepat di kaki Toni Firmansyah yang dengan sigap menyonteknya ke gawang, membuat skor imbang 1-1. Hasil seri di paruh pertama ini membuat posisi Garuda Muda dalam perjuangan lolos dari fase grup semakin kritis, menggantung di ujung tanduk.
Memasuki babak kedua, Timnas U-22 tetap mempertahankan intensitas menyerang mereka. Armada Indra Sjafri tanpa henti berupaya membongkar pertahanan lawan yang semakin solid, dengan waktu terus menipis sebagai lawan yang tak kalah berat. Peluang emas sempat didapatkan Ivar Jenner di pertengahan babak kedua, namun tendangan hasil dari bola liar di kotak penalti Myanmar masih belum menemukan sasaran.
Bombardir serangan dari Garuda Muda terus dilancarkan ke gawang Myanmar hingga seperempat akhir babak kedua, namun keberuntungan seolah enggan berpihak. Kegigihan Timnas U-22 akhirnya membuahkan hasil di menit ke-88′. Jens Raven berhasil memecah kebuntuan dengan mencetak gol ke gawang Myanmar setelah memanfaatkan umpan kepala yang cerdik dari Dony Tri Pamungkas, membuat Timnas U-22 berbalik unggul 2-1.
Euforia kemenangan belum usai, Jens Raven kembali menunjukkan ketajamannya. Di menit ke-90+5′, ia sukses mencetak gol keduanya, lagi-lagi melalui skema tendangan pojok. Sundulan kepala Jens Raven yang akurat kembali menggetarkan jala gawang Myanmar, memperlebar keunggulan Timnas U-22 menjadi 3-1. Gol ini seolah menjadi penegas dominasi Indonesia di penghujung laga.
Peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan pun berbunyi, mengukuhkan kemenangan 3-1 bagi Timnas U-22 atas Myanmar. Namun, sukacita kemenangan harus bercampur dengan kekecewaan mendalam. Meskipun meraih tiga poin, Timnas U-22 dipastikan gagal melangkah ke babak semifinal SEA Games. Mereka harus merelakan tiket tersebut karena kalah produktivitas gol dengan Malaysia, mengakhiri perjuangan Garuda Muda di fase grup.











