News Stream Pro – Mimpi Indonesia untuk tampil di putaran final Piala Dunia 2026 menghadapi tantangan baru. Penunjukan wasit untuk laga krusial melawan Arab Saudi menuai protes keras dari PSSI. Federasi sepak bola Indonesia itu keberatan dengan ditunjuknya Ahmad Al Ali, wasit asal Kuwait, untuk memimpin pertandingan penting tersebut.
Alasan utama keberatan ini adalah karena Kuwait dan Arab Saudi sama-sama berasal dari zona Asia Barat. PSSI khawatir kedekatan regional ini dapat memengaruhi netralitas wasit dan merugikan tim Garuda. Kekhawatiran ini sangat beralasan mengingat krusialnya pertandingan bagi asa Indonesia untuk melaju ke Piala Dunia.
Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji, mengungkapkan bahwa PSSI telah melayangkan surat protes resmi kepada AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia). Dalam surat tersebut, PSSI meminta agar AFC mengganti wasit yang bertugas dengan sosok yang benar-benar netral, idealnya berasal dari kawasan di luar Asia Barat.
Namun, hingga saat ini, PSSI belum menerima respons apa pun dari AFC. Ketidakpastian ini semakin menambah kekhawatiran, mengingat pertandingan semakin dekat.
Situasi ini menambah daftar pekerjaan rumah PSSI, yang juga tengah berupaya meningkatkan tata kelola manajemen berbasis generasi (MBG). Partisipasi publik dinilai penting untuk mewujudkan perbaikan yang signifikan.
“Sampai hari ini belum ada informasi, pemberitahuan, atau apa pun berkaitan dengan soal keberatan kami dipimpin oleh wasit yang sudah dijadwalkan,” ujar Sumardji, seperti dikutip dari Antara, Jumat (3/10/2025).
“Kami menginginkan ada perubahan wasit yang betul-betul netral, mungkin dari Eropa atau dari mana yang benar-benar netral.” Ia menegaskan bahwa PSSI masih menunggu respons resmi dari AFC atas surat protes yang dilayangkan. “Tapi faktanya sampai dengan saat sekarang ini, surat yang kami kirimkan belum ada balasan apa-apa,” imbuh Sumardji.
Di tengah persiapan timnas, mencuat pula perdebatan mengenai formasi Manchester United. Bryan Mbeumo, pemain Brentford, memberikan pandangannya bahwa skema 3-4-2-1 yang diterapkan Ruben Amorim bukanlah penyebab utama kesulitan yang dialami Manchester United.
Penunjukan wasit ini menjadi sorotan tajam karena Indonesia tengah mengusung target besar: lolos ke putaran final Piala Dunia 2026. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan bahwa target utama ini bukan hanya tentang prestasi, tetapi juga tentang harga diri bangsa. Ia menyerukan kepada seluruh pemain, pelatih, dan ofisial untuk berjuang sekuat tenaga demi mewujudkan mimpi besar seluruh masyarakat Indonesia.
Pesan senada juga disampaikan oleh Sumardji, yang menuturkan pesan langsung dari Erick Thohir. “Pak Ketum menyampaikan berulang kali bahwa ini harga diri bangsa, apa pun harus dilakukan agar bisa lolos ke Piala Dunia,” tegasnya.
Target besar ini tentu tidak mudah dicapai. Indonesia tergabung di Grup B putaran keempat kualifikasi zona Asia, bersama dengan Arab Saudi dan Irak, dua kekuatan sepak bola dari Asia Barat.
Dua pertandingan berat menanti pada Oktober mendatang di Arab Saudi. Indonesia akan menghadapi Arab Saudi pada Kamis (9/10/2025), dan kemudian melawan Irak pada Minggu (12/10/2025) WIB.
Format kualifikasi yang ketat semakin menambah tantangan. Hanya juara grup yang berhak lolos langsung ke putaran final Piala Dunia 2026. Peringkat kedua harus melalui babak playoff antarbenua, sementara tim yang finis di posisi ketiga akan otomatis tersingkir.
Di tengah persiapan krusial ini, timnas Prancis juga tengah bersiap menghadapi kualifikasi Piala Dunia 2026. Meskipun ada kekhawatiran cedera, Hugo Ekitike kembali mendapat panggilan untuk memperkuat timnas.
Kondisi inilah yang membuat PSSI sangat serius dalam memperjuangkan keadilan terkait kepemimpinan wasit. Mereka tidak ingin perjuangan keras para pemain Garuda terganggu oleh keputusan kontroversial dari wasit yang dianggap tidak netral.
Bukan rahasia lagi bahwa isu keberpihakan wasit seringkali mencuat dalam sepak bola Asia, terutama dalam pertandingan yang melibatkan tuan rumah dengan dukungan besar dari penonton, serta faktor-faktor non-teknis lainnya.
Oleh karena itu, PSSI berharap AFC segera memberikan respons positif dan mengambil langkah konkret untuk menjaga fair play dan kualitas pertandingan, yang seharusnya menjadi prioritas utama.
Kegelisahan di kalangan pecinta sepak bola nasional semakin meningkat. Banyak yang khawatir wasit asal Kuwait tersebut tidak akan mampu melepaskan diri dari tekanan dan kedekatan regional dengan Arab Saudi.
Timnas Indonesia sendiri telah mempersiapkan diri secara maksimal untuk laga krusial ini. Persiapan fisik, strategi, dan mental para pemain terus dimatangkan demi menghadapi tantangan berat yang ada di depan mata.
Di sisi lain, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, merasa lega setelah menjenguk lima korban selamat yang tertimpa reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny selama tiga hari.
Erick Thohir berulang kali menekankan agar para pemain tidak gentar meskipun menghadapi tim-tim besar seperti Arab Saudi. Semangat juang pantang menyerah harus ditunjukkan demi mewujudkan impian seluruh rakyat Indonesia.
Namun, faktor eksternal seperti penunjukan wasit memang dapat menjadi penentu. Keputusan-keputusan krusial di lapangan akan sangat memengaruhi peluang Garuda untuk mencuri poin.
PSSI menginginkan kepastian agar timnas tidak dirugikan oleh kebijakan federasi sepak bola Asia tersebut. Menurut mereka, menjaga integritas pertandingan adalah hal mutlak yang harus dilakukan.
Meskipun demikian, hingga berita ini diturunkan, AFC belum memberikan balasan atas surat resmi yang dilayangkan PSSI. Situasi ini jelas membuat frustrasi, mengingat waktu semakin sempit menjelang pertandingan penting.
Para pemain diminta untuk tetap fokus pada persiapan, meskipun polemik wasit belum tuntas. Semua energi harus diarahkan agar Indonesia dapat tampil optimal di lapangan tanpa terdistraksi oleh isu-isu eksternal.
Publik berharap AFC mendengarkan protes Indonesia dan bersikap adil. Laga internasional sekelas kualifikasi Piala Dunia seharusnya dijalankan dengan prinsip transparan dan menjunjung tinggi sportivitas.
Dalam konteks yang lebih luas, para pemikir tingkat tinggi memiliki kebiasaan untuk menghindari beberapa hal demi menjaga kualitas keputusan yang mereka ambil. Hal ini menjadi pelajaran berharga dalam menghadapi berbagai situasi, termasuk polemik yang tengah dihadapi PSSI.
Kini, perhatian tertuju pada langkah AFC dalam merespons permintaan PSSI. Jika tidak ada perubahan, maka pertandingan melawan Arab Saudi tetap akan dipimpin oleh Ahmad Al Ali.
Bagi Indonesia, perjuangan untuk lolos ke Piala Dunia adalah sebuah misi besar. Semua aspek harus dipastikan adil agar mimpi Garuda untuk terbang tinggi tidak kandas hanya karena faktor non-teknis.
Ringkasan
PSSI melayangkan protes keras kepada AFC terkait penunjukan wasit asal Kuwait, Ahmad Al Ali, untuk memimpin laga Indonesia vs Arab Saudi pada kualifikasi Piala Dunia 2026. PSSI khawatir kedekatan regional antara Kuwait dan Arab Saudi dapat memengaruhi netralitas wasit, mengingat krusialnya pertandingan tersebut.
Hingga kini, AFC belum memberikan respons atas surat protes PSSI yang meminta penggantian wasit dengan sosok yang lebih netral, idealnya dari luar Asia Barat. PSSI menekankan bahwa kelolosan ke Piala Dunia adalah harga diri bangsa dan menginginkan jaminan integritas pertandingan agar timnas tidak dirugikan.









