PENGURUS Besar Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PB PJSI) akan melakukan evaluasi menyeluruh dan memprioritaskan regenerasi atlet setelah tim judo Indonesia melampaui target medali pada SEA Games 2025 Thailand. Indonesia menutup ajang tersebut dengan raihan empat medali emas, dua perak, dan satu perunggu.
Sekretaris Jenderal PB PJSI Regina Lefrandt Vega mengatakan capaian tersebut patut disyukuri, namun tidak boleh membuat federasi berpuas diri. “Puji syukur tim judo Indonesia telah menyelesaikan tugas yang diamanahkan dengan perolehan medali melampaui target yang diberikan Kemenpora,” kata Regina di Bangkok, Selasa, 16 Desember 2025, dikutip dari Antara.
Menurut Regina, hasil SEA Games 2025 menjadi cermin penting untuk memetakan kekuatan sekaligus kebutuhan pembinaan judo nasional. Ia menilai kesinambungan prestasi hanya bisa dijaga melalui sistem regenerasi atlet yang terencana dan berkelanjutan. “Untuk menjadi lebih kuat ke depan, kami tetap harus melakukan evaluasi menyeluruh dari hasil pertandingan ini demi kemajuan tim judo Indonesia selanjutnya,” ucap dia.
Keberhasilan di Thailand, kata dia, masih sangat ditopang oleh atlet-atlet senior yang menjadi tulang punggung tim nasional. Kondisi itu sekaligus menjadi pengingat bahwa pembinaan atlet pelapis harus segera diprioritaskan. “Atlet yang tampil saat ini sebagian besar berada di level senior. Ke depan, kami akan mengombinasikan dengan pembinaan atlet pelapis melalui program jangka panjang,” ujar Regina.
Ia menegaskan pembentukan atlet judo berprestasi tidak bisa dilakukan secara instan. Menurut dia, dibutuhkan proses pembinaan tiga hingga lima tahun agar Indonesia mampu bersaing lebih kompetitif di level Asian Games dan multievent internasional lainnya.
PB PJSI, lanjut Regina, selama ini telah mendorong pembinaan berjenjang melalui penyelenggaraan kejuaraan di tingkat wilayah sebagai fondasi pembentukan atlet muda. Sistem kompetisi tersebut akan terus diperkuat sebagai bagian dari evaluasi pasca-SEA Games. “Selain kerja keras atlet, faktor paling menentukan adalah dukungan penuh organisasi, mulai dari pembinaan hingga banyaknya kejuaraan di tingkat wilayah,” katanya.
Regina juga menyebut kepemimpinan Ketua Umum PB PJSI Jenderal TNI Maruli Simanjuntak berperan dalam mendorong arah pembinaan yang lebih terstruktur dan berorientasi jangka panjang, termasuk dalam menyiapkan atlet pelapis menuju level elite.
Selain evaluasi dan regenerasi, PB PJSI juga menyiapkan apresiasi bagi atlet. Jenderal TNI Maruli Simanjuntak memastikan bonus tersendiri bagi peraih medali SEA Games 2025. Empat atlet peraih emas, Dharma I Made Sastra (90 kg putra), Muhammad Rizqi Maulana (55 kg putra), Syerina (70 kg putri), dan Dinny Febriany (57 kg putri), juga berhak atas bonus pemerintah sebesar Rp 1 miliar per orang.
Empat emas tersebut melampaui target Kementerian Pemuda dan Olahraga yang sebelumnya mematok dua medali emas. Regina menilai capaian itu tidak lepas dari proyek pembinaan jangka panjang melalui pemusatan latihan nasional yang berkelanjutan, termasuk pemusatan latihan di Jepang sebelum SEA Games. “Yang paling utama itu disiplin, kerja sama, dan solidnya tim pelatih dan atlet. Dukungan Ketua Umum juga tidak pernah berhenti,” kata Regina.
PB PJSI memastikan perhatian tidak berhenti di SEA Games 2025. Setelah masa pemulihan, atlet judo Indonesia akan kembali dipersiapkan untuk agenda berikutnya, mulai dari Asian Games, SEA Games Malaysia 2027, hingga Olimpiade 2028, dengan regenerasi sebagai agenda utama.
Pilihan Editor: Agar Pesta Olahraga SEA Games Menjadi Olimpiade Mini










