News Stream Pro Mantan pembalap MotoGP, Marco Melandri, turut memberikan komentarnya terkait insiden ikonik antara Valentino Rossi dan Marc Marquez di Sirkuit Sepang, Malaysia. Persaingan panas yang terjadi pada 2015 itu kembali mencuat seiring dengan dirilisnya dokumenter MotoGP yang berjudul “Sepang Clash: 10 Tahun Kemudian”. Dokumenter ini membangkitkan kembali memori para penggemar MotoGP tentang rivalitas sengit antara Rossi dan Marquez.
Insiden “Sepang Clash” menjadi mimpi buruk bagi Rossi, yang saat itu memiliki peluang besar untuk meraih gelar juara dunia bersama tim pabrikan Yamaha. Ia tampak kesulitan mengendalikan emosinya saat berhadapan dengan Marc Marquez, yang kala itu masih membela Honda. Manuver-manuver agresif dari Marquez membuat Rossi terpancing, hingga pada lap ketujuh, setelah disalip, Rossi terlihat menoleh ke arah Marquez.
Di tikungan 14 Sirkuit Sepang, Rossi melakukan overtake yang memaksa Marquez melebar. Pembalap asal Spanyol yang kini membela Ducati itu berusaha untuk terus melaju, namun bersenggolan dengan kaki Rossi hingga akhirnya terjatuh. Dokumenter MotoGP ini kemudian memicu berbagai tanggapan, termasuk dari Marco Melandri, yang memberikan sudut pandangnya sendiri.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai komentar Melandri, penting untuk diingat bahwa tensi tinggi MotoGP tidak hanya terjadi saat balapan. Bagnaia Sentil 3 Dosa MotoGP, Paksa Balapan Moto3 saat Maut Membayangi hingga Ungkit Sepang Clash saat Peringatan Simoncelli. Persaingan di lintasan seringkali mencerminkan tekanan dan risiko besar yang dihadapi para pembalap.
Melandri menilai bahwa Rossi sengaja memperlambat laju motornya hanya untuk memberikan peringatan kepada Marquez. Menurutnya, tindakan tersebut tidak seharusnya dilakukan oleh seorang juara dunia tujuh kali yang sudah memiliki nama besar di dunia MotoGP.
“Di Malaysia, yang penting bukan siapa yang datang lebih dulu, melainkan siapa yang menunjukkan kekuatan lebih,” kata Melandri, seperti dilansir dari Motosan. “Valentino memperlambat lajunya dua atau tiga kali dan menatap Marquez, yang sepanjang kariernya tak pernah menoleh ke belakang saat balapan.”
“Menurut saya, dia (Rossi) yang merupakan ikon MotoGP dunia, seharusnya tidak melakukan gestur seperti itu, itu 100 persen disengaja,” imbuhnya.
Melandri juga berpendapat bahwa perilisan dokumenter ini bertujuan untuk membersihkan nama Marquez, yang selama 10 tahun terakhir dianggap sebagai antagonis karena dianggap menggagalkan gelar Rossi. MotoGP saat ini memang membutuhkan sosok sentral seperti Rossi untuk mendongkrak popularitas, dan Marquez, yang baru saja meraih gelar juara dunia, dianggap sebagai kandidat yang tepat.
“Ini memalukan karena mereka berhasil membuatnya (Rossi) tampak seperti korban padahal, menurut saya, dialah yang salah,” kata Melandri. “Sekarang masalahnya adalah mereka yang menjalankan MotoGP membutuhkan Marquez untuk disukai.”
“Tetapi mereka membuatnya begitu tidak disukai sepuluh tahun yang lalu sehingga hal ini tidak mudah lagi,” imbuhnya.
Melandri meyakini bahwa Rossi sudah tidak dapat menahan emosinya saat menghadapi aksi-aksi Marquez. “Untuk pertama kalinya, Valentino berada di bawah tekanan, lalu ia kehilangan kesabaran dan membuat kesalahan,” kata Melandri.
“Tonton lagi rekamannya, tepat sebelum menendang Márquez, garpu (fork) motornya lurus karena ia melepaskan rem dan membuka gas dengan tepat untuk memastikan ia mengeluarkannya dari lintasan dan menghantamnya dengan keras,” imbuhnya.
Akibat insiden tersebut, Rossi dijatuhi sanksi start dari posisi paling belakang pada seri terakhir MotoGP 2015 di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol. Meskipun tampil heroik dan berhasil finis di urutan keempat, Rossi gagal meraih gelar juara dunia karena kalah poin dari rekan setimnya, Jorge Lorenzo.
Ringkasan
Dokumenter MotoGP “Sepang Clash: 10 Tahun Kemudian” kembali menghidupkan insiden kontroversial antara Valentino Rossi dan Marc Marquez di MotoGP Malaysia 2015. Marco Melandri berpendapat bahwa Rossi sengaja memperlambat laju motor dan menatap Marquez sebagai bentuk peringatan, tindakan yang dianggap tidak pantas bagi seorang juara dunia. Ia juga menyayangkan Rossi terlihat seperti korban dalam insiden tersebut.
Melandri meyakini perilisan dokumenter ini bertujuan untuk membersihkan nama Marquez yang selama ini dianggap sebagai penyebab kegagalan Rossi meraih gelar juara dunia. Ia menambahkan, Rossi kehilangan kesabaran karena tekanan dari Marquez, hingga akhirnya melakukan tindakan yang berujung sanksi start dari posisi terakhir di Valencia, yang membuatnya gagal meraih gelar juara dunia 2015.








