CEO Klub Liga Kanada Terkejut: Kasus Naturalisasi Palsu Malaysia Berbuntut Panjang di FIFA
Rob Friend, CEO klub sepak bola di Kanada, mengungkapkan keterkejutannya atas sanksi berat yang dijatuhkan FIFA kepada tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia. Friend tak menyangka praktik naturalisasi palsu yang dilakukan oleh Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) bisa terendus oleh badan sepak bola tertinggi dunia itu.
Hukuman denda dan larangan beraktivitas selama satu tahun yang menimpa para pemain naturalisasi tentu menjadi pukulan telak. Meskipun FAM hanya dikenai sanksi denda, citra federasi sepak bola Malaysia tercoreng, terlebih setelah adanya klarifikasi terkait kesalahan dalam pemberian dokumen naturalisasi kepada FIFA.
Sekretaris Jenderal FAM, Datuk Noor Azman, mengakui adanya kekeliruan dalam proses pemberian dokumen naturalisasi pemain kepada FIFA. Hal ini semakin memperburuk kredibilitas FAM di mata publik, menyoroti kurangnya profesionalitas dalam menjalankan roda organisasi.
Kejadian ini tentu menjadi preseden buruk bagi sepak bola Malaysia. Rob Friend sendiri mengaku belum pernah menyaksikan kasus serupa menimpa Malaysia sebelumnya. Namun, ia percaya FAM mampu mengatasi masalah ini, sembari dirinya tetap fokus mempersiapkan tim untuk laga lanjutan Kualifikasi Piala Asia 2027.
Dukungan dari Vietnam Mengalir, Indonesia Sempat Disalahkan
Di tengah kabar kurang sedap ini, muncul dukungan dari publik Vietnam. Sebelumnya, Indonesia sempat disalahkan oleh sebagian pihak di Malaysia terkait kasus naturalisasi ini.
“Kami terkejut dengan keputusan FIFA dan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dijatuhkan kepada para pemain kami,” ujar perwakilan FAM, seraya menambahkan bahwa federasi telah menangani masalah administratif ini dan akan mengajukan banding. Fokus utama tim nasional saat ini adalah mempersiapkan diri menghadapi kualifikasi melawan Laos.
Dengan tujuh pemain naturalisasi yang terkena sanksi, Malaysia kini tengah harap-harap cemas menanti proses banding yang diajukan. FAM memiliki waktu 10 hari untuk mengajukan banding kepada FIFA. Keputusan banding ini akan menjadi krusial. Jika banding ditolak, Malaysia masih memiliki opsi untuk mengajukan kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS).
Rob Friend menyadari betul betapa krusialnya momen ini bagi sepak bola Malaysia. Ia berharap semua pihak, mulai dari suporter, pemain, pelatih, hingga staf, tetap bersatu dan menunjukkan tekad besar untuk bangkit.
Optimisme Petinggi FAM: Kasus Naturalisasi Malaysia Tuntas dalam 10 Hari
Petinggi FAM menunjukkan optimisme tinggi bahwa kasus ini akan selesai dalam 10 hari. “Ini adalah momen yang menentukan bagi sepak bola Malaysia. Harimau Malaya tetap bersatu dan teguh,” tegas Rob Friend, menyerukan persatuan dan dukungan kepada para pemain, pelatih, dan staf.
Namun, jika tetap dinyatakan bersalah, Malaysia harus siap menghadapi efek domino dari pelanggaran yang telah dilakukan. Belajar dari kasus Timor Leste pada tahun 2023 lalu, FIFA dan AFC tidak segan memberikan hukuman berat akibat pemalsuan dokumen naturalisasi, mulai dari larangan berpartisipasi di Piala Asia 2023 hingga pembatalan 36 pertandingan yang dijalani sejak tahun 2012. Kisah Timor Leste ini menjadi pengingat pahit akan konsekuensi dari tindakan ilegal dalam proses naturalisasi pemain.
Ringkasan
CEO klub sepak bola di Kanada, Rob Friend, terkejut dengan sanksi FIFA terhadap tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia karena kasus naturalisasi palsu. FAM mengakui adanya kekeliruan dalam proses pemberian dokumen naturalisasi kepada FIFA, yang mencoreng citra federasi.
FAM mengajukan banding atas sanksi tersebut dan optimis kasus ini akan tuntas dalam 10 hari. Di tengah situasi ini, dukungan dari publik Vietnam mengalir, sementara Indonesia sempat disalahkan. Jika banding ditolak, Malaysia berpotensi menghadapi konsekuensi berat seperti yang dialami Timor Leste akibat pemalsuan dokumen naturalisasi.








