Ringkasan Berita:
- Daya pikat Marc Marquez di garasi Ducati membuat Fermin Aldeguer tertarik untuk menjadi tandemnya di MotoGP 2027
- Ketertarikan Fermin Aldeguer membuat Pecco Bagnaia siap sedia jika tak diperpanjang kontrak oleh pabrikan Ducati
- Tim VR46 paling logis untuk diperkuat Pecco Bagnaia pada MotoGP 2027
News Stream Pro – Perang terbuka terkait posisi pembalap di tim pabrikan Ducati untuk musim MotoGP 2027 telah resmi bergema. Nama Fermin Aldeguer secara tersirat telah menyatakan ambisinya untuk menggantikan Francesco ‘Pecco’ Bagnaia, menargetkan kursi bergengsi di tim utama.
Pembalap muda berbakat dari Gresini Racing, Fermin Aldeguer, kini secara terang-terangan mengincar posisi di tim pabrikan Ducati, dengan harapan besar bisa menjadi rekan setim Marc Marquez. Aldeguer memang santer disebut sebagai salah satu kandidat kuat untuk menggantikan Pecco Bagnaia, terutama jika juara dunia MotoGP dua kali itu gagal menemukan kembali performa puncaknya di MotoGP 2026.
Kedatangan Marc Marquez ke garasi Ducati pabrikan pada MotoGP 2025 awalnya memicu ekspektasi persaingan sengit dengan Pecco Bagnaia. Namun, alih-alih bersaing ketat, Bagnaia justru mengalami kekalahan telak dalam duel internal tersebut. Situasi ini menjadi titik awal pertanyaan besar mengenai masa depan sang juara dunia.

Pada musim MotoGP 2025, Pecco Bagnaia hanya mampu meraih dua kemenangan di balapan utama dan kerap kesulitan untuk finis di podium, yang pada akhirnya membuatnya mengakhiri musim di posisi kelima. Berbanding terbalik, Marc Marquez tampil dominan. Sang juara dunia MotoGP tujuh kali asal Spanyol itu berhasil membukukan sebelas kemenangan grand prix dan sukses mengamankan titel juara dunia dengan empat balapan tersisa, menunjukkan performa yang nyaris tanpa tandingan.
Di tengah dinamika performa yang kontras ini, masa depan Pecco Bagnaia di Ducati kini menjadi sorotan. Bursa transfer MotoGP diprediksi akan sangat ramai menjelang musim 2027, mengingat banyak pembalap top, termasuk Bagnaia, yang kontraknya akan berakhir pada akhir 2026.
Sejumlah nama besar seperti Fabio Quartararo, Alex Marquez, Pedro Acosta, dan Fermin Aldeguer telah disebut-sebut sebagai opsi pengganti potensial untuk Bagnaia. Dari daftar tersebut, nama terakhir, Fermin Aldeguer, dinilai paling potensial. Pembalap asal Murcia, Spanyol, yang baru berusia 20 tahun ini, memiliki keuntungan signifikan karena telah terikat kontrak langsung dengan pabrikan Ducati.
Fermin Aldeguer sendiri telah membuktikan kapasitasnya dengan meraih hasil manis di MotoGP 2025, yang juga merupakan musim debutnya. Sebagai tandem Alex Marquez di tim satelit Ducati, ia berhasil finis di posisi kedelapan klasemen akhir dengan mengumpulkan 214 poin, capaian yang fantastis dan membuatnya diganjar gelar Rookie of the Year. Dengan modal performa impresif ini, ambisinya untuk naik ke tim pabrikan semakin kuat.
Menatap MotoGP 2026, Fermin Aldeguer berpendapat bahwa Marc Marquez masih akan menjadi “masalah besar” bagi Pecco Bagnaia di garasi Ducati. Meski demikian, ia justru sangat berharap Marc Marquez bisa menjadi rekan setimnya di masa depan. “Memiliki Marc Marquez adalah masalah besar,” ujar pembalap kelahiran 5 April 2005 itu, seperti dikutip dari laman Motosan. “Kami semua ingin punya masalah seperti itu atau setidaknya saya, tahun depan (2027),” tambahnya, menunjukkan tekad kuatnya.
Peluang Aldeguer untuk menjadi rekan setim Marquez pada 2027 memang cukup terbuka, apalagi dengan adanya kontrak langsung dengan pabrikan. Namun, ia menyadari bahwa posisi tersebut tidak akan didapatkannya secara cuma-cuma. Untuk naik pangkat ke tim pabrikan Ducati, Fermin Aldeguer harus membuktikan kemampuannya dengan mengungguli rekan setimnya, Alex Marquez, di MotoGP 2026. “Itu akan menjadi langkah yang tepat. Saya harus mendapatkannya lewat hasil,” tegas Fermin Aldeguer.
Ketidakpastian masa depan Pecco Bagnaia di MotoGP 2027 tentu saja memicu berbagai spekulasi transfer pembalap. Isu paling kuat yang beredar adalah kemungkinan pembalap asal Turin itu menyeberang ke tim Aprilia, pabrikan asal Italia lainnya. Namun, jika ditelisik lebih dalam, kepindahan mantan pembalap Pramac Racing itu ke Aprilia hampir dapat dikatakan mustahil.
Alasan pertama adalah terkait adaptasi. Pecco Bagnaia dikenal sebagai salah satu pembalap terlama yang mengendarai kuda besi Desmosedici Ducati. Ia juga memiliki tipikal pembalap perfeksionis yang kesulitan beradaptasi dengan perubahan kecil sekalipun, terbukti dari adaptasinya yang sulit saat beralih dari GP24 ke GP25. Maka, untuk berpindah ke Aprilia yang memiliki motor RS-GP, akan membutuhkan adaptasi ekstra yang sangat besar bagi suami Domizia Castagnini ini, menjadikannya opsi yang kurang realistis.
Alasan kedua terletak pada kesiapan motor Aprilia. Meski pabrikan asal Noale itu menunjukkan progres signifikan dalam mengejar ketertinggalan dari pengembangan Ducati, tidak ada jaminan mengenai bagaimana pengembangan motor Aprilia untuk MotoGP 2027. Apalagi, regulasi akan mengalami perubahan besar dari 1000 cc menjadi 850 cc, sebuah tantangan besar yang membuat masa depan performa RS-GP masih menjadi tanda tanya.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, jika Pecco Bagnaia memang harus meninggalkan pabrikan Ducati, opsi paling realistis adalah menyeberang ke tim VR46 milik mentornya, Valentino Rossi. Sama seperti Marco Bezzecchi, Luca Marini, dan Franco Morbidelli, Bagnaia merupakan salah satu jebolan sekolah balap milik ‘The Doctor’ yang memiliki ikatan kuat dengan tim tersebut, menjadikan kepindahan ke VR46 sebagai langkah yang paling logis dan alami.
(Tribunnews.com/Giri)








