Dampak buruk mikroplastik ternyata tak hanya mengancam kelestarian lingkungan, tetapi juga kesehatan kulit kita. Penelitian terbaru mengungkap bahwa partikel-partikel mikroskopis ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang kita hirup dan makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Lantas, apa saja dampak mikroplastik bagi kulit?
Menurut dr. Fransiskus Xaverius Clinton, Sp.DVE, seorang dokter spesialis kulit lulusan Universitas Hassanudin, mikroplastik termasuk dalam kategori alergen. Alergen adalah zat yang berpotensi memicu reaksi alergi dan berbagai gangguan kulit. “Mikroplastik secara keseluruhan bersifat alergenik. Polusi, mikroplastik, dan segala macamnya adalah alergen, terutama bagi mereka yang memiliki kulit sensitif atau sedang dalam kondisi kurang baik,” jelas dr. Clinton seperti dilansir dari Antara, Jumat (31/10/2025).
Mikroplastik sendiri didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai fragmen atau komponen plastik berukuran lima milimeter atau kurang. Ukurannya yang sangat kecil inilah yang membuatnya mudah terpapar ke mana saja.
Dr. Clinton menjelaskan bahwa dampak mikroplastik pada kulit mirip dengan dampak polusi. Paparan polusi udara, debu halus, dan kotoran dapat memicu timbulnya jerawat atau membuat kulit terlihat kusam. Hal serupa juga dapat terjadi ketika kulit terpapar mikroplastik. Partikel-partikel kecil ini berpotensi memperparah kondisi kulit yang sudah bermasalah, seperti eksim, jerawat (acne), atau iritasi, terutama jika kulit sedang dalam kondisi sensitif.
Tingkat keparahan dampak mikroplastik pada kulit bervariasi, tergantung pada faktor internal tubuh, salah satunya adalah pola makan. Misalnya, konsumsi minuman tinggi gula atau susu berlebihan dapat memicu proses glikasi dan peradangan (inflamasi) yang dapat memperburuk kondisi jerawat. Oleh karena itu, untuk mengurangi risiko peradangan akibat paparan mikroplastik, disarankan untuk memperbanyak konsumsi makanan sehat yang kaya antioksidan dan anti-inflamasi. Sayuran hijau dan buah-buahan dapat membantu memperkuat kulit dalam melawan stres oksidatif. “Dengan mengurangi konsumsi gula dan menerapkan pola makan sehat, serta melindungi mikrobioma kulit, kondisi kulit akan membaik,” kata dr. Clinton.
Selain menjaga kesehatan kulit dari luar, penting juga untuk melindungi tubuh dari dalam. Konsumsi *superfood* yang kaya nutrisi dapat membantu tubuh melawan efek berbahaya mikroplastik.
Selain berdampak pada kulit secara langsung, mikroplastik juga diduga dapat mengganggu mikrobioma kulit. Dokter spesialis mikrobiologi klinik, dr. Ayman Alatas, Sp.MK, menegaskan bahwa mikroplastik merupakan isu serius bagi kesehatan manusia. Menurutnya, mikroplastik tidak hanya berpotensi mengganggu kulit, tetapi juga mikrobioma tubuh, termasuk yang ada di sistem pencernaan. Meskipun demikian, penelitian mengenai efek mikroplastik pada kulit masih terus berlangsung.
“Pada dasarnya, riset mengenai mikroplastik masih berlanjut. Ada dugaan bahwa mikroplastik memang dapat mengganggu mikrobioma, apalagi karena banyak yang masuk ke dalam tubuh, tidak hanya terpapar di kulit saja, tetapi juga mengganggu mikrobioma di pencernaan,” jelas dr. Ayman.
Dr. Ayman menambahkan bahwa mikroplastik sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, upaya yang bisa dilakukan saat ini adalah mengurangi faktor risiko dan menjaga keseimbangan mikrobioma kulit. Salah satu caranya adalah dengan memilih produk skincare yang tepat, yang dapat menyeimbangkan mikrobioma kulit dan memiliki kemampuan cleansing yang baik.
Mengingat hampir seluruh perairan di Indonesia telah terkontaminasi mikroplastik, penting untuk meningkatkan kesadaran akan dampaknya dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Dalam menjaga kesehatan kulit, basic skincare atau perawatan kulit dasar tetap memegang peranan penting. Dokter spesialis kulit lulusan Universitas Indonesia, dr. Sari Chairunnisa, Sp.DVE, FINSDV, menekankan pentingnya perawatan kulit dasar, kapan pun dan di mana pun. Menurut dr. Sari, perawatan rutin adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan kulit dan mikrobiomanya. Contohnya, membersihkan wajah dengan sabun yang sesuai dengan jenis kulit, melembapkan dengan krim pelembap, dan mengaplikasikan tabir surya (sunscreen).
Selain perawatan dari luar, penting juga untuk memperhatikan apa yang kita konsumsi. Upaya memasak sehat dengan menghindari penggunaan plastik dapat membantu mencegah kontaminasi mikroplastik pada makanan. Hal ini penting karena paparan mikroplastik dapat berdampak buruk pada fungsi otak dan organ tubuh lainnya.
Ringkasan
Mikroplastik, partikel plastik berukuran kurang dari lima milimeter, terbukti menjadi alergen yang dapat memicu berbagai gangguan kulit. Paparan mikroplastik, serupa dengan polusi udara, dapat menyebabkan atau memperburuk kondisi kulit seperti jerawat, eksim, dan iritasi, terutama pada kulit sensitif. Dampak mikroplastik juga diduga dapat mengganggu mikrobioma kulit, yang penting untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan kulit.
Untuk mengurangi dampak negatif mikroplastik, disarankan untuk menerapkan pola makan sehat kaya antioksidan dan anti-inflamasi, serta memilih produk *skincare* yang tepat untuk menyeimbangkan mikrobioma kulit. Perawatan kulit dasar seperti membersihkan wajah, melembapkan, dan menggunakan tabir surya tetap penting. Selain itu, menghindari penggunaan plastik saat memasak dapat membantu mencegah kontaminasi mikroplastik pada makanan.








