DIREKTORAT Polisi Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Bali menemukan titik terang dalam pencarian korban banjir bandang yang melanda Pulau Dewata. Empat perempuan yang sebelumnya dinyatakan hilang, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di kawasan Tanah Kilap, Denpasar Selatan, pada hari Kamis, 11 September 2025.
“Upaya pencarian intensif yang dilakukan tim SAR gabungan akhirnya membuahkan hasil dengan ditemukannya empat korban banjir,” ungkap Direktur Polairud Polda Bali, Komisaris Besar Nurodin, dalam keterangan resminya pada Jumat, 12 September 2025.
Keempat jenazah tersebut telah dievakuasi ke RSUP Prof. Ngurah, Sanglah, untuk menjalani proses identifikasi lebih lanjut. Sementara itu, tim gabungan dari kepolisian dan SAR terus berupaya melakukan pencarian korban lainnya di lokasi-lokasi yang terdampak banjir bandang.
Dengan penemuan ini, total korban meninggal dunia akibat banjir di Bali telah mencapai sembilan orang. Namun, pencarian terhadap empat korban yang masih dinyatakan hilang terus diintensifkan. Sebelumnya, dilaporkan bahwa total korban banjir di Bali mencapai 13 orang, dengan lima orang telah ditemukan meninggal dunia dan delapan lainnya dinyatakan hilang.
Banjir besar yang melanda Bali bermula pada Selasa malam, 9 September 2025, dan berlanjut hingga Rabu. Hujan deras dengan intensitas tinggi mengguyur seluruh wilayah pulau sejak Selasa pagi, bahkan terus berlanjut hingga Rabu malam, menyebabkan meluapnya sungai dan drainase.
Berdasarkan data dari Antara, Tim Reaksi Cepat BPBD Provinsi Bali mencatat lebih dari 120 titik banjir yang tersebar di berbagai wilayah, seringkali disertai dengan tanah longsor. Kota Denpasar menjadi wilayah yang paling parah terdampak banjir dengan 81 titik, diikuti oleh Kabupaten Gianyar dengan 14 titik, Badung 12 titik, Tabanan delapan titik, Karangasem dan Jembrana masing-masing empat titik, serta Kecamatan Dawan di Klungkung.
Selain banjir, tanah longsor juga dilaporkan terjadi di 18 titik, terutama di Karangasem (12 titik), Gianyar (5 titik), dan Badung (1 titik). BNPB melaporkan bahwa hingga saat ini, 562 warga masih mengungsi akibat bencana ini. Mereka tersebar di berbagai posko pengungsian dan fasilitas umum seperti sekolah, balai desa, mushola, dan banjar.
Bencana banjir ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan bencana, termasuk menata kembali tata ruang wilayah dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko bencana.
Ringkasan
Empat korban hilang akibat banjir bandang di Bali ditemukan meninggal dunia di kawasan Tanah Kilap, Denpasar Selatan, pada hari Kamis, 11 September 2025. Penemuan ini diungkapkan oleh Direktur Polairud Polda Bali, Komisaris Besar Nurodin, pada Jumat, 12 September 2025, setelah upaya pencarian intensif dilakukan oleh tim SAR gabungan.
Dengan ditemukannya keempat jenazah ini, total korban meninggal dunia akibat banjir di Bali menjadi sembilan orang, sementara pencarian terhadap empat korban yang masih hilang terus diintensifkan. Banjir besar yang melanda Bali sejak Selasa malam, 9 September 2025, telah menyebabkan banyak titik banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah, dengan Denpasar menjadi wilayah yang paling parah terdampak.








