News Stream Pro
No Result
View All Result
Tuesday, December 23, 2025
  • Login
  • Home
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Kesehatan
  • Keuangan
  • Traveling
Subscribe
News Stream Pro
  • Home
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Kesehatan
  • Keuangan
  • Traveling
No Result
View All Result
News Stream Pro
No Result
View All Result
Home Public Safety And Emergencies

Solidaritas Warga Sumatra: Aksi Cepat Bantu Korban Saat Pemerintah Lambat

by demo-nspro
December 6, 2025
in Public Safety And Emergencies
0
Solidaritas Warga Sumatra: Aksi Cepat Bantu Korban Saat Pemerintah Lambat
152
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Solidaritas Tanpa Batas: Warga Sipil Bergerak Cepat Bantu Korban Banjir dan Longsor di Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat

Bencana banjir dan longsor yang melanda Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat pada akhir November lalu telah menggugah nurani banyak orang. Di tengah situasi yang memprihatinkan, muncul inisiatif dari sekelompok warga yang bergerak cepat memberikan pertolongan kepada para korban. Aksi ini didorong oleh kekecewaan atas respons pemerintah yang dinilai lambat dalam menangani dampak bencana.

Berbagai kelompok relawan bahu-membahu membantu para korban dengan berbagai cara. Mereka tak hanya menghubungkan keluarga yang terpisah akibat bencana, tetapi juga menyalurkan bantuan beras, mengevakuasi korban dari wilayah terdampak, serta menggalang dan mendistribusikan donasi.

Dua pekan berlalu sejak bencana itu terjadi, namun banyak wilayah masih kesulitan mendapatkan akses bantuan yang memadai. Desakan untuk menetapkan status bencana nasional pun belum dipenuhi. Pemerintah berdalih bahwa penanganan yang dilakukan sudah berskala nasional.

Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat (5/12), bencana ini telah menyebabkan 867 orang meninggal dunia, 521 hilang, dan 4.200 lainnya mengalami luka-luka.

Di tengah keterbatasan ini, BBC News Indonesia merangkum beberapa kisah inspiratif tentang bagaimana warga sipil saling membantu sesama korban.

Aceh Tengah: Menghubungkan Kembali Keluarga yang Terpisah

Di Aceh Tengah, tiga komunitas lokal—Titik Tengah, Kelas Campuran, dan Festival Panen Kopi—bergabung membentuk tim relawan dan membuka posko kemanusiaan untuk membantu para korban.

Romex Sibroo, salah seorang relawan, mengungkapkan bahwa lebih dari sepuluh hari setelah bencana, hampir semua akses jalan darat menuju Takengon, ibu kota Aceh Tengah, masih terputus.

Satu-satunya jalur yang terbuka adalah rute dari Pidie Jaya ke Aceh Tengah, serta melalui jalur udara. Sementara itu, akses dari Takengon menuju desa-desa kecil di sekitarnya hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Kondisi ini sangat membatasi penyaluran bantuan. “Saya dengar warga di desa-desa pelosok terpaksa minum air dari sawah, dari genangan air. Begitulah kondisi yang terjadi di sini,” tutur Romex.

Data BNPB per 5 Desember mencatat, jumlah korban meninggal di Aceh Tengah mencapai 22 orang, 23 hilang, dan 37 luka-luka.

Pemerintah telah mengirimkan empat gelombang bantuan ke Aceh Tengah melalui Bandara Rembele di Bener Meriah, kabupaten tetangga. Bantuan tersebut termasuk 13 ton beras yang dikirimkan pada 1 Desember.

Sehari kemudian, BNPB juga mengirimkan bantuan melalui helikopter ke Kecamatan Bintang, Aceh Tengah, berupa 150 kilogram beras dan 30 dus makanan siap saji.

Namun, Romex menilai bahwa jumlah bantuan yang diberikan pemerintah masih sangat terbatas. “Saya juga tidak mengerti apa yang bisa diharapkan dari pemerintah, karena pemerintah ini sepertinya tidak memahami pergerakan di lapangan. Sepertinya mereka hanya duduk-duduk saja,” keluhnya.

Terinspirasi oleh semangat gotong royong ini? Simak juga kisah mencekam di Aceh Tamiang, di mana kondisi gelap gulita, penjarahan, dan bau busuk mayat menciptakan suasana bak kota zombie. Penting juga untuk merefleksikan evaluasi penggunaan lahan pasca banjir mematikan di Sumatra, serta fakta bahwa setidaknya 846 orang meninggal dunia sementara pemerintah belum menetapkan bencana nasional.

Di tengah keterbatasan sumber daya, Romex dan relawan lainnya berinisiatif memberikan bantuan kepada masyarakat. Salah satu upayanya adalah menghubungkan keluarga yang kehilangan kontak melalui media sosial dengan akun bernama titiktengahtxe.

“Banyak teman-teman di luar mencari kerabat mereka yang hilang dan tidak bisa dihubungi di Takengon. Sampai hari ke-10, listrik dan BBM masih putus total,” jelasnya.

Tim relawan mendatangi berbagai lokasi dengan sepeda dan berjalan kaki untuk mencari keluarga yang hilang tersebut.

https://www.instagram.com/p/DR2IX0MExUI/

“Saat ini, kami hanya bisa membantu di sekitar kota Takengon dan sedikit di luar kota, dengan jarak sekitar 10-15 kilometer yang bisa kami jangkau. Kami bergerak dari warga untuk warga, manusia untuk manusia,” ujarnya dengan nada haru.

Upaya mereka membuahkan hasil. Beberapa keluarga kini telah terhubung kembali, dan warga di luar kota dapat mengetahui kabar kerabat mereka di Takengon dan sekitarnya.

Selain itu, para relawan juga membuka donasi dan berusaha mengirimkan bantuan logistik ke Takengon, meskipun akses jalan masih menjadi kendala utama.

Sebelumnya, Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, telah mengeluarkan surat yang menyatakan ketidakmampuannya mengatasi situasi darurat bencana di wilayahnya. Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, berdalih bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh akses jalan yang terputus.

“Contohnya di Takengon, Aceh Tengah menyampaikan bahwa mereka tidak mampu melayani, dan memang tidak akan mampu karena aksesnya tertutup,” ujar Tito.

Bagi-Bagi Beras dan Beri Tumpangan

Aceh Tamiang juga menjadi salah satu wilayah yang terkena dampak paling parah.

Pada Jumat (5/12), BNPB melaporkan bahwa 70 orang meninggal, 23 hilang, dan 55 luka-luka di kabupaten ini.

Budi Satria, wartawan KompasTV yang meliput di Aceh Tamiang, melaporkan bahwa seorang pengusaha restoran bernama Saifuddin membagikan beras dan bantuan lainnya, seperti roti dan air bersih, secara gratis kepada warga.

Ironisnya, lokasi usaha Saifuddin di Kuala Simpang hancur total akibat banjir.

Kisah tentang gerakan warga membantu warga juga diceritakan oleh Rizki Syahputra, yang berasal dari Sumatra Utara.

Saat banjir melanda, Rizki sedang berada di Aceh Tamiang.

“Kondisi di Aceh Tamiang pada hari pertama hingga ketiga masih ada makanan, baik dari pedagang nasi maupun pemberian dari warga sekitar. Namun, pada hari keempat dan seterusnya, bahan makanan mulai menipis. Pada hari ketujuh, sudah tidak ada makanan lagi dan sulit mencari air minum,” kata Rizki.

Rizki menambahkan bahwa kondisi di sana semakin mencekam akibat penjarahan. Ia kemudian memutuskan untuk keluar dari Aceh Tamiang. “Kami menerobos banjir di sungai dengan ketinggian air lebih dari satu meter dan alhamdulillah bisa kembali ke Sumut,” ujarnya.

Rizki menghabiskan waktu dua hari satu malam untuk tiba di Medan. Selama perjalanan, ia memberikan tumpangan kepada warga lain yang juga ingin keluar dari Aceh Tamiang, termasuk seorang ibu hamil.

Sumatra Barat: Korban Bantu Korban

Di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, sekelompok korban bencana tidak larut dalam kesedihan.

Mereka langsung turun tangan memberikan bantuan kepada korban lain yang membutuhkan.

Kabupaten Agam mencatat jumlah korban meninggal tertinggi, yaitu 156 jiwa, dengan 187 jiwa masih dinyatakan hilang, berdasarkan data BNPB pada Jumat (5/12).

Salah satunya adalah Riko Putra Ardianto. Bersama puluhan warga lainnya, Riko membantu proses evakuasi warga yang terjebak maupun meninggal dunia.

“Setelah galodo [banjir bandang] melanda daerah kami, saya melihat banyak yang meminta tolong. Saya bersama beberapa pemuda lainnya mencoba membantu mereka,” kata Riko kepada wartawan Halbert Chaniago, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Riko menjelaskan bahwa ia mulai mengangkut warga yang masih hidup ke lokasi yang lebih aman, berjarak sekitar 500 meter dari lokasi terakhir banjir bandang.

“Ada yang saya selamatkan bernama Heru dan Iseh, warga di sini juga. Kondisi mereka sangat parah dan langsung saya gotong ke lokasi aman,” ujarnya.

Riko dan belasan warga lainnya juga mengevakuasi jenazah yang terbenam lumpur. “Kami mengeluarkan mereka dari lumpur dan membawanya ke tempat evakuasi pertama untuk dikenali oleh anggota keluarga dan dimakamkan sebagaimana mestinya,” katanya.

Riko memperkirakan bahwa ia telah mengevakuasi sekitar 10 jenazah dan menyerahkannya kepada keluarga masing-masing.

Ira Eka Putri, seorang bidan di Palembayan, juga memberikan perawatan kepada korban yang mengalami luka-luka saat kejadian banjir bandang pada Kamis (27/11).

“Saat itu, saya mendengar teriakan bahwa ada air besar yang datang. Saya langsung menuju tempat ini [SDN 05 Palembayan, yang menjadi lokasi pengungsian] bersama suami,” katanya.

“Saat itu, listrik padam. Banyak warga mengalami luka-luka dan kami langsung mengambil perlengkapan medis untuk menangani luka-luka tersebut,” imbuhnya.

Ira masih mengingat berbagai jenis luka yang dialami warga, mulai dari luka lecet biasa hingga luka parah seperti patah tulang dan luka robek besar.

“Untuk melakukan penanganan kepada para warga, kami hanya menggunakan penerangan seadanya karena listrik langsung padam,” jelasnya.

Hal serupa juga dilakukan oleh Andi Wijaya, personel Basarnas Padang, yang melakukan evakuasi korban di wilayah Palembayan.

Andi meninggalkan istri dan ketiga anaknya yang juga menjadi korban banjir di Padang.

“Anak dan istri saya menjadi korban banjir dan terpaksa harus melakukan evakuasi mandiri pada Kamis lalu. Sementara saya saat itu sedang menyelamatkan orang di daerah Matur,” ujar Andi.

Andi bercerita bahwa ia menerima telepon dari putrinya pada Jumat (28/11) yang memintanya untuk pulang karena mereka kesulitan mendapatkan air bersih dan bahan makanan.

Saat itu, Andi tidak dapat menahan tangisnya dan memohon kepada anaknya untuk mengatasi masalah tersebut karena ia masih harus mengevakuasi jenazah para korban banjir bandang di daerah Palembayan.

“Anak saya bahkan mengatakan bahwa saya bisa menyelamatkan orang lain, tetapi tidak bisa menyelamatkan keluarga sendiri,” ungkapnya.

Gerakan Donasi

Sejumlah kreator konten dan komika juga turut mengumpulkan donasi untuk membantu para korban bencana di Sumatra. Bahkan, beberapa dari mereka turun langsung ke daerah bencana.

Rico Saptahadi, seorang kreator konten dari Padang, membuka donasi di akun Instagramnya sejak 28 November.

Menurut Rico, ia telah berhasil mengumpulkan sekitar Rp200 juta. Uang tersebut ia gunakan untuk membantu para korban, terutama di wilayah Palembayan yang terdampak parah.

“Saya bergerak karena saat itu pemerintah belum ada gerakan di Palembayan, belum ada bantuan, hanya info-info di media saja,” katanya.

https://www.instagram.com/p/DRrSDvgDGGN/

Padahal, warga di Palembayan, yang merupakan kampung halaman Rico, sudah mulai kehabisan stok makanan. “Waktu itu, pemerintah lambat, kalau saya boleh bilang memang benar-benar lambat.”

Rico kemudian memberikan uang hasil donasi kepada relawan di Bukit Tinggi untuk dibelikan bantuan makanan.

“Mengirim bantuan sangat susah sekali, jalan terputus. Dari Bukittinggi pakai mobil ke batas terdekat. Lalu, bantuan itu dilansir jalan kaki, lalu dijemput pakai motor, dan begitu seterusnya, sampai tiba di titik-titik warga yang membutuhkan,” jelasnya.

Kreator konten lainnya yang menggalang donasi dan turun ke lokasi bencana adalah Ferry Irwandi.

Melalui kanal Kitabisa.com, Ferry berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp10,3 miliar dari lebih dari 87.700 donatur.

Ferry menjelaskan bahwa ia menggunakan sebagian donasi untuk membeli 2,6 ton bantuan logistik. Bantuan tersebut diangkut dengan pesawat milik polisi ke Bandara Kualanamu pada Kamis (4/12).

Bantuan yang disalurkan berupa kebutuhan pokok, makanan siap saji bergizi, perlengkapan bayi dan ibu, serta sarana kebersihan. Prioritas diberikan kepada wilayah pedesaan yang masih minim pasokan.

“Hari ini di Aceh Tamiang itu sudah masuk juga satu dua truk, cuma kita berusaha untuk daerah hilir seperti pedesaan nya itu. Untuk daerah kota, informasi yang kita dapat bantuan sudah cukup banyak masuk, sehingga kita upayakan yang pedesaan nya,” ujar Ferry.

Selain Aceh Tamiang, bantuan juga disalurkan ke Desa Tualang, Kabupaten Langkat. Menurut Ferry, kebutuhan di lapangan disesuaikan dengan masukan dari warga.

“Kami juga sedang mengupayakan ketersediaan air bersih dengan mencari perangkat penyaring agar di titik distribusi tersedia terminal air bersih,” katanya.

Dalam akun Instagramnya, Ferry membagikan perjalanannya membagikan bantuan di wilayah Langkat, Sumut, hingga ke Aceh Tamiang.

Komika Praz Teguh juga turut menggalang dana melalui kitabisa.com dan berhasil mengumpulkan Rp4,3 miliar dari 36.000 donasi. Praz juga ikut terjun langsung ke lokasi bencana untuk membagikan bantuan tersebut.

Upaya mereka mendapat sambutan positif dari warganet, yang menuliskan komentar seperti:

“Ayoo guys, kalau bukan kita siapa lagi. Rakyat untuk Rakyat!!”

“Korban bantu korban, Ferry Irwandi saja sudah sampai ke daerah terpencil. Bagaimana kabarnya bantuan pemerintah?”

“Keren, semoga saudara yang belum tersentuh, bisa segera tersentu sama tim relawan, lekas pulih, sehat-sehat para relawan.”

Wakapolri Komisaris Jenderal Dedi Prasetyo mengapresiasi inisiatif para figur publik yang membuka donasi dan datang ke lokasi bencana untuk menyalurkan bantuan secara langsung.

Menurut Dedi, peran aktif masyarakat dalam mendistribusikan bantuan logistik ke daerah bencana akan sangat membantu proses pemulihan.

Di sisi lain, pemerintah tidak menetapkan status banjir di sejumlah wilayah di Sumatera sebagai bencana nasional.

“Penanganannya sudah nasional,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno pada Rabu (3/12).

Pratikno menyebutkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan seluruh kementerian/lembaga, termasuk TNI/Polri dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk mengerahkan sumber dayanya semaksimal mungkin dalam menangani bencana di Sumatera.

“Jadi sekali lagi, penanganannya benar-benar penanganan full kekuatan secara nasional,” tegasnya.

Meskipun pemerintah mengklaim penanganan berskala nasional, penting untuk menyoroti lima pernyataan dan tindakan pejabat yang dinilai kurang empati terhadap korban banjir Sumatra. Mari kita lihat foto-foto perbandingan sebelum dan sesudah banjir melanda Aceh, Sumbar, dan Sumut, serta menyoroti krisis air bersih yang dihadapi korban banjir Sumatra dan pertanyaan apakah air hujan dan sungai aman dikonsumsi. Jangan lupakan kisah hidup dan mati dari desa di Pidie Jaya, Aceh, yang terkubur lumpur.

Ringkasan

Bencana banjir dan longsor melanda Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat, memicu aksi solidaritas warga sipil karena respons pemerintah dinilai lambat. Kelompok relawan bergerak cepat menghubungkan keluarga yang terpisah, menyalurkan bantuan, mengevakuasi korban, dan menggalang donasi di tengah keterbatasan akses bantuan yang memadai ke banyak wilayah.

Warga sipil saling membantu dengan berbagai cara, seperti di Aceh Tengah, relawan menghubungkan keluarga yang terpisah, di Aceh Tamiang pengusaha membagikan beras gratis, dan di Sumatra Barat korban bencana saling membantu mengevakuasi korban lainnya. Kreator konten dan komika juga mengumpulkan donasi dan terjun langsung ke lokasi bencana, membantu warga yang membutuhkan, meskipun pemerintah mengklaim penanganan sudah berskala nasional.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Adu Irit SUV: Xpander Cross vs XL7 vs BR-V, Mana Terbaik?

Adu Irit SUV: Xpander Cross vs XL7 vs BR-V, Mana Terbaik?

June 29, 2025
Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran: Kejutan Dunia!

Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran: Kejutan Dunia!

June 24, 2025
Rumput GBK Level Up Lapangan Kampung di Yogya! Hasilnya Bikin Melongo!

Rumput GBK Level Up Lapangan Kampung di Yogya! Hasilnya Bikin Melongo!

May 31, 2025
Gunung Kuda Longsor: Belasan Korban Diduga Tertimbun, Tim SAR Bergerak!

Gunung Kuda Longsor: Belasan Korban Diduga Tertimbun, Tim SAR Bergerak!

May 31, 2025
Harga iPhone 13 Pro & Pro Max Second Juni 2025: Worth It?

Harga iPhone 13 Pro & Pro Max Second Juni 2025: Worth It?

0
Rahasia Makeup Natural Flawless: 6 Tips Mudah untuk Pemula!

Rahasia Makeup Natural Flawless: 6 Tips Mudah untuk Pemula!

0
Deadline Dividen! 34 Emiten Cum Date Minggu Depan, Jangan Ketinggalan!

Deadline Dividen! 34 Emiten Cum Date Minggu Depan, Jangan Ketinggalan!

0
Terungkap! Alasan Malaysia Tolak Undangan Timnas Indonesia dari Erick Thohir

Terungkap! Alasan Malaysia Tolak Undangan Timnas Indonesia dari Erick Thohir

0

Key Factors for choosing an on-line Local casino

December 23, 2025

7Slots Casino – Bonus ve Promosyonlar.3209

December 23, 2025

Live dealer roulette ‘s the bridge involving the digital together with real, an electronic digital desk with an individual contact

December 23, 2025

Better Real money Local casino Software to own 2025: Top Cellular Casinos for real Bucks

December 23, 2025

Recent News

Key Factors for choosing an on-line Local casino

December 23, 2025

7Slots Casino – Bonus ve Promosyonlar.3209

December 23, 2025

Categories

  • Arts
  • autos
  • Careers
  • Crime
  • Education And Learning
  • entertainment
  • Family And Relationships
  • Fashion And Style
  • finance
  • Food And Drink
  • Gaming
  • General
  • health
  • Hobbies And Interests
  • Home And Garden
  • Personal Development
  • Pets And Animals
  • politics
  • Public Safety And Emergencies
  • Science
  • Shopping
  • Society Culture And History
  • sports
  • technology
  • travel
  • Uncategorized
  • Urban Infrastructure
  • War And Conflicts
  • Weather

Site Navigation

  • Home
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
  • Other Links

We bring you the best Auto Generate Content News for WordPress Plugins that perfect for news, etc. Check our landing page for details.

© 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Homepages
    • Home 1
    • Home 2
    • Home 3
    • Home 4
    • Home 5

© 2025