TOP 3 dunia kemarin menyoroti sejumlah peristiwa penting, diawali dengan pembahasan mengenai shutdown pemerintahan di Amerika Serikat. Penutupan ini terjadi akibat kegagalan para legislator dalam menyetujui RUU anggaran belanja.
Selain itu, berita top 3 dunia lainnya meliputi pengusiran diplomat Israel oleh Kolombia, serta gelombang protes di Eropa menyusul pencegatan aktivis Global Sumud Flotilla. Berikut adalah rincian selengkapnya:
1. Apa yang Menyebabkan Pemerintah AS Resmi Shutdown?
Pemerintah Amerika Serikat atau AS mengalami penutupan atau shutdown sebagian setelah upaya terakhir para legislator untuk meloloskan rancangan undang-undang anggaran belanja menemui jalan buntu. Pendanaan yang seharusnya menjaga operasional pemerintah federal berakhir pada pukul 00:01 pada hari Rabu, setelah Partai Demokrat dan Partai Republik di Senat AS menolak proposal sementara yang diajukan.
Sebenarnya, pemerintah AS telah menghentikan sebagian operasinya lebih dari 12 kali sejak tahun 1980. Presiden Donald Trump bahkan mengancam akan memanfaatkan kekurangan dana ini untuk mengurangi pelayanan di sektor publik.
Dalam pernyataannya kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Selasa, Trump memperingatkan bahwa ia dapat menggunakan shutdown pemerintah ini untuk mengambil tindakan yang merugikan Partai Demokrat. “Kita bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa diubah selama penutupan pemerintah, yang buruk bagi mereka dan tidak bisa diubah oleh mereka, seperti menyingkirkan banyak orang, memotong hal-hal yang mereka sukai, memotong program-program yang mereka sukai,” ujar Trump seperti dilansir dari Al Jazeera.
Meskipun Partai Republik mengendalikan kedua kamar Kongres, mereka kekurangan 60 suara di Senat untuk meloloskan rancangan undang-undang pengeluaran. Akibatnya, Partai Demokrat memiliki pengaruh signifikan dalam situasi ini.
Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat melihat selengkapnya di sini.
2. Kolombia Usir Diplomat Israel Setelah Serangan ke Global Sumud Flotilla
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, telah memerintahkan pengusiran semua diplomat Israel yang tersisa dari negaranya, sebagai respons terhadap pencegatan armada Global Sumud Flotilla yang sedang menuju Gaza. Selain itu, ia juga menyerukan penangguhan perjanjian perdagangan dengan Israel setelah dua warga negara Kolombia ditangkap di salah satu kapal. “Israel menahan dua perempuan Kolombia di perairan internasional,” tegas Petro seperti dikutip dari Middle East Monitor. Ia menuntut pembebasan segera kedua aktivis perempuan Kolombia yang ditahan di kapal Global Sumud Flotilla.
Saat ini, hanya empat diplomat Israel yang masih berada di Kolombia setelah Presiden Petro memutuskan hubungan dengan Israel pada tahun lalu. Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Kolombia, atas nama pemerintah dan rakyat Kolombia, mengecam keras tindakan yang disebutnya sebagai penculikan yang dilakukan oleh angkatan bersenjata Israel di perairan internasional.
Kementerian tersebut menyatakan bahwa tindakan ini melanggar hukum internasional dan Konvensi Jenewa. Mereka juga mendesak pembebasan segera dua warga negara Kolombia, Luna Barreto dan Manuela Bedoya, yang merupakan anggota Armada Global Sumud.
Tak hanya itu, kementerian juga menyerukan pembebasan segera seluruh anggota armada lainnya. Kementerian mendesak pemerintah Spanyol, Bangladesh, Brasil, Slovenia, Indonesia, Irlandia, Libya, Malaysia, Maladewa, Meksiko, Oman, Pakistan, Qatar, Thailand, Turki, dan Afrika Selatan untuk mengambil tindakan segera dan bersama-sama guna melindungi nyawa dan keselamatan warga negaranya.
Simak informasi selengkapnya di sini.
3. Protes Meletus di Seluruh Eropa Usai Serangan Israel terhadap Kapal Flotilla ke Gaza
Aktivis pro-Palestina menggelar aksi protes pada Rabu malam di berbagai kota di seluruh Eropa, seperti dilaporkan oleh Anadolu, sebagai tanggapan atas serangan pasukan Israel terhadap armada Global Sumud Flotilla, sebuah armada kapal yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina.
Di Roma, ratusan demonstran, termasuk mahasiswa dan anggota serikat akar rumput, berkumpul di Piazza dei Cinquecento di depan Stasiun Termini.
Para demonstran memblokir lalu lintas di alun-alun dan jalan-jalan sekitarnya, sambil meneriakkan slogan-slogan seperti “Mari kita blokir segalanya demi Flotilla dan demi Palestina.”
Sebagai respons, polisi Italia menutup beberapa stasiun metro dan membatasi akses penumpang ke Stasiun Termini. Para demonstran berencana untuk berbaris menuju Piazza Barberini, dengan perkiraan jumlah peserta mencapai sekitar seribu orang.
Serikat pekerja Italia, Unione Sindacale di Base (USB) dan Confederazione Generale Italiana del Lavoro (CGIL), menyerukan pemogokan umum nasional pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Anda dapat membaca lebih lanjut mengenai peristiwa ini di sini.
Ringkasan
Artikel ini membahas tiga isu global utama. Pertama, shutdown pemerintahan AS terjadi akibat kebuntuan legislator dalam menyetujui RUU anggaran, yang mengakibatkan penutupan sebagian operasional pemerintah federal. Kedua, Kolombia mengusir diplomat Israel dan menangguhkan perjanjian perdagangan sebagai respons atas pencegatan Global Sumud Flotilla oleh Israel dan penahanan warga Kolombia.
Isu ketiga adalah protes yang meletus di Eropa sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza. Protes ini terjadi di berbagai kota, seperti Roma, di mana ratusan demonstran memblokir lalu lintas dan menyerukan pembebasan aktivis dan di Italia serikat pekerja menyerukan pemogokan umum nasional.









