SEMARANG, KOMPAS.com – Kota Semarang, Jawa Tengah, masih berjuang menghadapi genangan air yang melanda 16 titik lokasi hingga Selasa (28/10/2025). Banjir ini merupakan dampak dari hujan deras berintensitas tinggi yang terus mengguyur wilayah tersebut sejak Rabu (22/10/2025).
Menyikapi situasi ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Endro Pudyo Martanto, menegaskan bahwa petugas di lapangan tetap bersiaga penuh. Mereka terus berupaya menangani genangan yang belum menunjukkan tanda-tanda surut. Endro menjelaskan, “Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung pada Selasa sore mengakibatkan beberapa titik tergenang dan beberapa kejadian bencana alam.” Kondisi ini menambah daftar panjang wilayah terdampak banjir di Semarang.
Upaya penanganan banjir di Semarang memang menghadapi tantangan berulang, terutama di jalur vital seperti Jalan Pantura Semarang-Demak yang kerap tergenang. Bahkan, pagi ini dilaporkan bahwa banjir masih belum surut di ruas jalan tersebut, menegaskan kompleksitas masalah genangan air yang terus menerus terjadi.
Guna mempercepat proses surutnya genangan dan memitigasi dampak hujan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkolaborasi dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah telah mengambil langkah taktis. Mereka melakukan rekayasa cuaca atau modifikasi hujan, sebuah intervensi yang telah dijalankan selama tiga hari berturut-turut, yaitu pada Sabtu, Minggu, dan Senin. Langkah ini diharapkan mampu mengurangi intensitas curah hujan di wilayah yang rawan banjir.
Endro Pudyo Martanto menambahkan bahwa ketinggian air bervariasi secara signifikan di setiap lokasi yang terendam. “Ketinggian genangan tercatat antara 10 hingga 60 sentimeter,” ujarnya. Sebagai contoh, di Jalan Kaligawe 4, genangan mencapai kisaran 45 hingga 60 sentimeter, menunjukkan kedalaman yang cukup mengkhawatirkan.
Di tengah upaya penanganan, kondisi cuaca di Kota Semarang masih jauh dari kondusif. Kapolsek Genuk, Kompol Rismanto, melaporkan bahwa langit masih diselimuti mendung tebal, bahkan hujan kembali turun di beberapa titik. “Ini malah hujan lagi,” ungkap Rismanto, menyiratkan adanya kekhawatiran akan potensi genangan yang lebih parah.
Kondisi cuaca ekstrem ini sejalan dengan peringatan Wali Kota Semarang yang sebelumnya telah mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap potensi banjir hingga Februari 2026. Peringatan tersebut menggarisbawahi bahwa ancaman banjir merupakan fenomena musiman yang memerlukan kewaspadaan jangka panjang.
Dalam situasi ini, Kompol Rismanto juga mengimbau agar para pengguna jalan, khususnya pengendara sepeda motor, untuk selalu ekstra hati-hati saat melintasi kawasan Pantura Semarang-Demak yang masih tergenang. “Lalu lintas aman, tetapi tetap harus berhati-hati karena banyak jalan yang berlubang,” pesannya. Ia menambahkan, kondisi jalan tidak hanya tergenang, tetapi juga berlumpur, dengan beberapa median jalan yang berserakan akibat terlalu lama terendam air. “Utamakan keselamatan,” tegasnya, mengingatkan pentingnya prioritas keamanan pribadi di tengah kondisi jalan yang menantang.
Berikut adalah 16 titik di Kota Semarang yang dilaporkan masih terendam banjir per Selasa (28/10/2025), beserta perkiraan ketinggian genangannya:
- Trimulyo RT 02 RW 02 – 20–30 cm
- Jalan Karangingas (Sawah Besar) – 10–15 cm
- Jalan Kaligawe Raya (Depan SPBU) – 5–10 cm
- Jalan Kaligawe 4 – 45–60 cm
- Padi Raya, Kelurahan Gebangsari Genuk – 30 cm
- Jalan Muktiharjo Raya–Muktiharjo Lor – 20 cm
- Jalan Dong Biru (depan Kantor Kecamatan Genuk) – 15–20 cm
- Jalan Dong Biru Genuksari – 20–25 cm
- Jalan Gebang Anom – 30 cm
- Karangrejo RW 05 – 20 cm
- Jalan Tambakan – 5–25 cm
- Rusunawa Kaligawe – 10–15 cm
- Depan RSI Sultan Agung – 30 cm
- Kelurahan Tambakrejo RW 08 – 10–20 cm
- Kaligawe Pasar Waru – 20–35 cm
- Rusun Pondok Boro – 30–40 cm









