Jakarta Dilanda Banjir Rob: Puluhan RT Terendam, Pemerintah Siagakan Personel dan Pompa
Sebanyak 18 Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta terendam banjir rob hingga Kamis, 4 Desember 2025, pukul 16.00 WIB. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengidentifikasi bahwa genangan ini dipicu oleh kombinasi pasang maksimum air laut dan fenomena astronomi, yakni fase Bulan Purnama dan Perigee (Supermoon). Kondisi ini sesuai dengan peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG untuk periode 1–10 Desember 2025.
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu menjadi wilayah yang paling merasakan dampak banjir rob ini, dengan total 13 RT terendam. Di Kepulauan Seribu Utara, Kelurahan Pulau Harapan melaporkan 10 RT tergenang dengan ketinggian air mencapai 10 sentimeter. Sementara itu, di Kepulauan Seribu Selatan, tiga RT di Kelurahan Pulau Pari terendam dengan ketinggian antara 10–20 sentimeter. “Seluruh lokasi terdampak masih dalam penanganan intensif oleh petugas di lapangan,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, dalam keterangan resminya pada Jumat, 5 Desember 2025.
Di Jakarta Utara, dampak banjir rob juga terasa di lima RT. Tiga RT di Kelurahan Pluit dilaporkan tergenang dengan ketinggian 10–40 sentimeter, sementara dua RT di Kelurahan Marunda terendam setinggi 10 sentimeter. Isnawa Adji menegaskan bahwa seluruh dinas terkait, termasuk Dinas Sumber Daya Air (SDA), Bina Marga, dan Gulkarmat, telah dikerahkan untuk mempercepat proses penyedotan air dan memastikan fungsi saluran air berjalan optimal.
“Kami terus berupaya mempercepat penanganan agar genangan air dapat segera surut,” tegasnya. Isnawa Adji juga mengimbau seluruh warga untuk tetap waspada selama periode pasang maksimum air laut ini. BPBD DKI Jakarta telah menyiagakan personel di setiap wilayah dan memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi. “Jika terjadi keadaan darurat, jangan ragu untuk menghubungi 112. Layanan ini gratis dan tersedia 24 jam,” tambahnya.
Antisipasi terhadap potensi banjir rob yang diperkirakan akan berlangsung dari tanggal 4 hingga 6 Desember terus dilakukan. Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Utara telah menyiagakan ratusan personel untuk menghadapi ancaman tersebut. Kepala Sudin SDA Jakarta Utara, Heria Suwandi, memperkirakan bahwa muka air laut dapat mencapai +260 mPP pada Jumat, 5 Desember.
Berbagai langkah mitigasi telah diintensifkan, mulai dari pembangunan dan perbaikan tanggul, pengerukan sungai dan saluran air, hingga kesiapan pompa dan satuan tugas (satgas). “Fenomena rob kali ini berpotensi menggenangi sejumlah wilayah pesisir seperti Kamal, Muara Angke, Sunda Kelapa, RE Martadinata, dan Blencong Marunda,” jelas Heria Suwandi.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya menyelesaikan pembangunan tanggul mitigasi di Muara Angke, Mandala Bahari, serta proyek Tanggul NCICD di Muara Karang dan Ancol. Perbaikan kebocoran sheet pile Kali Ancol dan penambahan sheet pile di sisi utara juga sedang dalam proses pengerjaan.
Selain itu, Sudin SDA memastikan kesiapan pompa Sub Polder di Lodan Raya, RE Martadinata, dan Gunung Sahari, serta menempatkan 16 pompa mobile di titik-titik rawan genangan. Sebanyak 5.000 karung pasir dan sekitar 500 personel “Pasukan Biru” disiagakan untuk memberikan respons cepat terhadap laporan genangan.
“Kami memastikan bahwa seluruh tim bekerja 24 jam untuk menekan dampak rob semaksimal mungkin,” kata Heria Suwandi. Ia mengimbau warga yang tinggal di wilayah pesisir untuk secara rutin memantau informasi resmi dan segera melaporkan jika terjadi genangan air.
Kepala Satpel SDA Kecamatan Tanjung Priok, Neti Heriati, menambahkan bahwa dua pompa mobile, satu pompa apung, dan sembilan personel telah dikerahkan untuk menangani genangan air di Jalan RE Martadinata. “Semua tim dan peralatan sudah standby. Siang hari, air sudah surut dan lalu lintas kembali normal,” ujarnya.
BMKG sebelumnya telah mengeluarkan prediksi bahwa hujan akan mengguyur wilayah Jabodetabek pada siang hari, dan diperkirakan akan berlangsung hingga malam hari. Kewaspadaan terhadap potensi banjir dan genangan air tetap perlu ditingkatkan di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.
Ringkasan
Banjir rob melanda Jakarta, khususnya 18 RT di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu, pada 4 Desember 2025. BPBD DKI Jakarta menyatakan banjir disebabkan oleh kombinasi pasang maksimum air laut, fase Bulan Purnama, dan Supermoon, sesuai dengan peringatan dini BMKG. Pemerintah telah mengerahkan personel dari berbagai dinas seperti SDA, Bina Marga, dan Gulkarmat untuk mempercepat penyedotan air dan memastikan saluran air berfungsi optimal.
Kabupaten Kepulauan Seribu menjadi wilayah terdampak paling parah dengan 13 RT terendam, disusul Jakarta Utara dengan 5 RT. Pemprov DKI Jakarta terus berupaya menyelesaikan pembangunan tanggul mitigasi dan memperbaiki infrastruktur terkait pengendalian banjir. Selain itu, Sudin SDA menyiagakan ratusan personel, pompa, dan karung pasir untuk merespons cepat laporan genangan dan menekan dampak rob semaksimal mungkin.








