GUNUNG Semeru di Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya pada 19 November 2025. Erupsi Gunung Semeru dilaporkan menghasilkan kolom letusan setinggi kurang lebih 2.000 meter di atas puncak.
Dalam peristiwa tersebut, Gunung Semeru menyemburkan awan panas dengan jarak luncur mencapai tujuh kilometer dari puncak. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal yang mengarah ke utara dan barat laut.
Berikut ini adalah rangkuman fakta-fakta penting terkait erupsi Gunung Semeru yang dihimpun oleh Tempo:
1. Puluhan Pendaki Terjebak di Ranu Kumbolo
Kabar kurang mengenakkan datang dari kawasan Ranu Kumbolo, area danau kawah yang terletak di ketinggian 2.400 meter di atas permukaan laut. Lokasinya berjarak sekitar enam jam dari puncak Gunung Semeru melalui jalur pendakian Kalimati. Sejumlah pendaki dilaporkan terjebak di sana.
Basarnas mencatat sedikitnya 60 pendaki dan 15 pemandu wisata tertahan di Ranu Kumbolo akibat cuaca berkabut disertai hujan. Meski demikian, Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Edy Prakoso, memastikan bahwa seluruh pendaki dalam kondisi aman. “Untuk di Ranu Kumbolo kondisi aman, hanya memang ada imbauan untuk turun,” ujarnya.
Basarnas telah bersiaga penuh untuk mengevakuasi para pendaki yang terjebak. Proses evakuasi ini dilakukan bersama tim gabungan dari BNPB, BPBD, serta TNI-Polri yang telah dikerahkan tak lama setelah erupsi terjadi.
2. Tiga Desa Terdampak Erupsi
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada tiga desa di sekitar Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, yang terdampak langsung oleh erupsi. Desa-desa tersebut adalah Desa Supit Urang dan Desa Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro.
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru mengalami peningkatan status dari siaga menjadi awas pada Rabu sore, 19 November 2025. Kepala BNPB, Letjen Suharyanto, menyatakan bahwa peningkatan status ini dipantau secara ketat oleh lembaganya.
Menyikapi situasi ini, Suharyanto telah menginstruksikan seluruh jajaran untuk merespons cepat perkembangan situasi dan dampak erupsi, terutama yang berkaitan dengan korban, kerusakan, dan pengungsian. Salah satu langkah awal yang diambil adalah pendirian posko pengungsian di beberapa lokasi strategis.
3. Ratusan Warga Mengungsi Akibat Erupsi
Erupsi Gunung Semeru memaksa sebanyak 957 warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sejumlah titik pengungsian mulai dipenuhi warga terdampak sejak Rabu malam, 19 November.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang menunjukkan bahwa sekitar 100 orang mengungsi di bangunan SD 04 Supiturang, 500 orang di Masjid Ar-Rahmah, dan 200 orang di SD Sumberurip 02. Sebagian warga juga memilih mengungsi di Balai Desa Oro-oro Ombo.
Di Kecamatan Candipuro, pengungsi tersebar di rumah Kepala Desa Sumbermujur (sekitar 55 orang) dan kantor Kecamatan Candipuro (sekitar 101 orang). Para pengungsi ini berasal dari Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, dan saat ini mengungsi di Masjid Nurul Jadid dan SDN Supiturang 04.
Warga Dusun Gunung Sawur, Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, saat ini mengungsi di Kantor Balai Desa Penanggal. Total pengungsi hingga Rabu malam mencapai kurang lebih 957 orang.
Bupati Lumajang, Indah Amperawati, telah menginstruksikan pengaktifan pos komando untuk mengefektifkan penanganan darurat bencana. Pemerintah daerah telah menyiapkan lokasi evakuasi yang layak bagi warga terdampak erupsi Gunung Semeru.
Pemerintah daerah setempat juga akan menetapkan status tanggap darurat selama sepekan, hingga 26 November 2025. “Keselamatan warga adalah prioritas utama kami. Evakuasi ini dilakukan agar setiap keluarga terlindungi, dan prosesnya sudah dirancang dengan aman dan tertib,” tegas Indah.
4. Kemensos Salurkan Bantuan Rp 463 Juta untuk Warga Terdampak
Sebagai bentuk respons cepat terhadap bencana erupsi Gunung Semeru, Kementerian Sosial (Kemensos) mengirimkan dukungan logistik senilai Rp 463 juta kepada warga terdampak pada Rabu, 19 November 2025.
Bantuan ini difokuskan pada penyediaan perlindungan, hunian sementara, serta pemenuhan kebutuhan pangan bagi kelompok rentan. Rincian bantuan logistik Kemensos meliputi selimut dan kasur, tenda keluarga dan tenda serbaguna, tenda gulung, family kit dan kidware, 1.000 paket makanan siap saji, serta 480 paket makanan anak.
Selain bantuan logistik, Kemensos juga mengaktifkan dapur umum lapangan di Balai Desa Sumberurip dan Kecamatan Candipuro dengan kapasitas produksi 1.300 porsi per hari. Bantuan pangan ini disalurkan dua kali sehari untuk seluruh pengungsi.
“Kementerian Sosial memastikan seluruh warga terdampak erupsi Gunung Semeru mendapatkan perlindungan terbaik, tempat yang aman, dan pemenuhan kebutuhan dasar tanpa jeda,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf, atau Gus Ipul, dalam keterangan tertulis.
Sebelumnya, Tempo juga melaporkan drama 4 jam erupsi Gunung Semeru, yang mana terjangan awan panas berhenti di KM 13.
Eka Yudha, Dinda Shabrina, dan David Priyasidarta berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Ringkasan
Gunung Semeru kembali erupsi pada 19 November 2025, menyemburkan awan panas hingga 7 kilometer dan kolom abu setinggi 2.000 meter. Akibat erupsi ini, dilaporkan puluhan pendaki terjebak di Ranu Kumbolo dan tiga desa di Lumajang terdampak langsung, meliputi Desa Supit Urang, Oro-Oro Ombo, dan Penanggal. Status gunung ditingkatkan menjadi Awas, dan Basarnas bersiaga mengevakuasi pendaki.
Erupsi menyebabkan ratusan warga mengungsi, mencapai 957 orang yang tersebar di beberapa lokasi pengungsian seperti SD, masjid, dan balai desa. Pemerintah Kabupaten Lumajang telah mengaktifkan pos komando dan menetapkan status tanggap darurat. Kementerian Sosial juga menyalurkan bantuan logistik senilai Rp 463 juta untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi.








