Gempa M 7,4 Guncang Talaud dan Sangihe, Warga Sempat Panik Meski Tak Ada Kerusakan
Gempa berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang wilayah perairan Talaud dan Sangihe, Sulawesi Utara, pada Jumat (10/11) pagi. Meski tidak menimbulkan kerusakan signifikan, guncangan kuat sempat memicu kepanikan di kalangan warga setempat.
“Getaran gempa cukup kuat dan berlangsung selama hampir satu menit. Saya langsung bergegas keluar ruangan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Joffre Dalita, Sekretaris Kecamatan Tahuna Barat, Kabupaten Kepulauan Sangihe, saat dihubungi. Joffre dan staf kantor lainnya pun mengakui sempat panik. Ia juga sempat melihat beberapa tiang listrik bergoyang dengan keras.
Kekhawatiran akan potensi tsunami semakin memperparah keadaan, mengingat lokasi tempat tinggal Joffre berada di pesisir pantai. “Ketika BMKG mengumumkan pencabutan peringatan dini tsunami, barulah kami merasa lega,” tambahnya.
Alwina Inang, seorang warga Melonguane, ibu kota Kabupaten Talaud, juga merasakan guncangan gempa yang membuatnya terkejut. “Saya sedang bersiap untuk berangkat ke kantor karena ada urusan penting, tiba-tiba benda-benda di rumah mulai bergerak dan berbunyi. Ternyata gempa,” kata Alwina.
Meskipun sempat terkejut, Alwina melanjutkan aktivitasnya setelah mendapat informasi bahwa tidak ada potensi gempa susulan maupun tsunami. “Beberapa warga di lingkungan kami masih merasa khawatir akan kemungkinan gempa susulan,” ungkapnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tetap tenang pasca gempa bermagnitudo 7,4 tersebut.
“Terkait gempa Karatung, episenternya lebih dekat ke Mindanao, Filipina. Meskipun demikian, BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami dengan status waspada untuk wilayah Sulawesi Utara dan sekitarnya,” jelas Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Geofisika Manado, Muhammad Zulkifli.
Lokasi gempa berada sekitar 287 kilometer di belakang pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Talaud. Zulkifli menambahkan bahwa status waspada mengindikasikan potensi ketinggian tsunami di bawah 0,5 meter. BMKG akan terus memperbarui informasi terkait peringatan dini tsunami akibat gempa tersebut.
“Masyarakat diharapkan tetap tenang, waspada, dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” imbaunya.
Desi Alfrida Talo, seorang guru SMK 2 di Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, yang merupakan salah satu pulau terdekat dari pusat gempa, tengah mengajar olahraga di lapangan ketika gempa terjadi.
“Ada goncangan sedikit, tapi tidak terlalu terasa,” kata Desi. Ia dan murid-muridnya tetap berada di lapangan sekolah yang lokasinya tidak jauh dari bibir pantai. “Hanya berdiri saja, karena sedang di lapangan,” ujarnya.
Desi menambahkan bahwa tidak ada kerusakan di sekitar sekolahnya. Adiknya sempat menghubunginya dan meminta untuk siaga. “Tapi kondisi saat ini aman terkendali, masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa,” jelasnya. Ia juga telah menerima informasi mengenai kemungkinan terjadinya tsunami, namun hingga satu jam kemudian, tidak terlihat gelombang tsunami.
Desi membandingkan kejadian ini dengan gempa yang terjadi antara tahun 2016 dan 2017 yang mengguncang Pulau Miangas, di mana beberapa rumah mengalami retak-retak pada dindingnya.
Di Kota Manado, ibu kota Sulawesi Utara, tidak semua warga merasakan gempa tersebut. Namun, Isvara Savitri, seorang warga Manado, merasakan guncangan saat berada di lantai lima sebuah gedung.
“Terasa goncangannya,” kata Savitri. Dari atas gedung, ia sempat melihat ke arah laut untuk memastikan kemungkinan adanya tsunami. “Laut terlihat tenang.” Savitri juga melihat arus lalu lintas dari jendela gedung, di mana beberapa pengendara terlihat menghentikan mobil dan membunyikan klakson.
Meskipun tidak ada kerusakan, sekolah-sekolah di Talaud diliburkan sebagai langkah antisipasi. Staf protokoler Pemerintah Kabupaten Talaud, Hutdam Manurat, mengonfirmasi bahwa tidak ada kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat gempa tersebut.
Pemerintah Daerah Talaud telah menginstruksikan warga untuk tetap waspada. Bupati Talaud Welly Titah, yang saat ini berada di Jakarta, telah memberikan imbauan lisan kepada para camat, lurah, dan kepala desa untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah pesisir.
“Kondisi laut terpantau aman, hanya gelombang kecil,” kata Hutdam. “Anak-anak sekolah sudah dipulangkan, tapi secara umum keadaan di wilayah Kabupaten Talaud kondusif, warga melaksanakan aktivitas keseharian seperti biasa,” tambahnya. Hutdam sendiri mengaku tidak merasakan gempa M 7,4 tersebut karena sedang dalam perjalanan, tetapi keluarganya di rumah mengatakan sempat merasakan goyangan kecil.
Pusat Peringatan Tsunami Amerika Serikat (US Tsunami Warning System) telah mencabut peringatan tsunami setelah sebelumnya memperingatkan potensi gelombang hingga 3 meter di pesisir pantai Filipina dan 1 meter untuk wilayah Indonesia.
Gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang wilayah perairan Kepulauan Talaud di Sulawesi Utara pada pukul 08.43 WIB. Hingga pukul 09.14 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) belum mencatat adanya gempa susulan.
BMKG menyatakan bahwa episentrum gempa terletak 275 km arah barat laut Pulau Karatung, Sulawesi Utara, dengan kedalaman 58 kilometer. Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
Gempa juga dilaporkan berpotensi tsunami dengan tingkat ancaman waspada di Kepulauan Talaud, Kota Bitung, Minahasa Utara bagian selatan, Minahasa bagian selatan, dan Supiori.
“Masyarakat agar tetap tenang… menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa,” kata Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
Daryono menjelaskan bahwa berdasarkan jenis dan mekanisme gempa, dengan memperhatikan episentrum dan kedalaman, gempa ini terjadi akibat peristiwa subduksi dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Ringkasan
Gempa berkekuatan M 7.4 mengguncang wilayah perairan Talaud dan Sangihe, Sulawesi Utara, menimbulkan kepanikan warga meski tidak menyebabkan kerusakan signifikan. BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami dengan status waspada untuk wilayah Sulawesi Utara dan sekitarnya, yang kemudian dicabut.
Sebagai langkah antisipasi, sekolah-sekolah di Talaud diliburkan dan pemerintah daerah mengimbau warga untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di wilayah pesisir. Pusat Peringatan Tsunami Amerika Serikat (US Tsunami Warning System) juga telah mencabut peringatan tsunami setelah sebelumnya memperingatkan potensi gelombang.








