Presiden Prabowo Subianto mengundang 16 organisasi masyarakat (ormas) Islam terkemuka ke kediaman pribadinya di Hambalang, Bogor, pada hari Sabtu (30/8). Pertemuan penting ini menjadi sorotan karena membahas isu-isu krusial bangsa dan upaya bersama untuk menjaga persatuan.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menyampaikan inti dari pertemuan tersebut melalui video yang diunggah oleh YouTube Sekretariat Presiden. Gus Yahya mengungkapkan bahwa pertemuan yang berlangsung selama tiga jam tersebut, dihadiri oleh ketua dan sekretaris jenderal dari masing-masing ormas. Diskusi mendalam difokuskan pada situasi bangsa terkini, dan menghasilkan kesepakatan untuk bekerja sama mengatasi tantangan yang ada.
“Kami berdialog dari hati ke hati, memahami secara umum namun lengkap permasalahan bangsa yang dihadapi, khususnya hari-hari ini. Kami bersepakat untuk bersama-sama, bahu-membahu berupaya untuk mengatasi keadaan, untuk mengajak kepada masyarakat supaya lebih tenang,” ujar Gus Yahya.
Lebih lanjut, Gus Yahya menginformasikan rencana pertemuan lanjutan dengan ormas Islam di Istana Negara, meski tanggal pastinya belum ditentukan. Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan deklarasi bersama antara Presiden Prabowo Subianto dan perwakilan umat Islam Indonesia.
“Insyaallah bersama-sama Presiden Prabowo Subianto, di bawah pemerintahan beliau dan juga dengan dukungan dari para pemimpin umat, insyaallah bersama-sama kita bisa mengatasi apa pun tantangan yang kita hadapi,” ungkapnya penuh optimisme.
Pertemuan di Hambalang ini juga menyoroti pentingnya persatuan bangsa. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, yang turut hadir, menyampaikan bahwa Prabowo menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Haedar Nashir menambahkan, “Kami punya pandangan yang sama bahwa kita, kekuatan ormas Islam sebagai kekuatan yang punya sejarah yang panjang di republik ini dalam kemerdekaan dan pasca kemerdekaan memahami betul, menghayati betul bahwa persatuan keutuhan dan masa depan bangsa itu perlu kita jaga bersama.”
Ia juga mengingatkan bahwa penyampaian pendapat adalah bagian tak terpisahkan dari demokrasi, namun harus dilakukan dengan bertanggung jawab dan beradab, serta menghindari segala bentuk tindakan yang dapat memecah belah bangsa.
“Kami yakin seluruh rakyat Indonesia dapat memanfaatkan demokrasi itu dengan penuh pertanggungjawaban keadaban dan mewaspadai tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang membawa pada kekerasan dan perbuatan-perbuatan yang meruntuhkan keutuhan dan kesatuan bangsa Indonesia,” tutup Haedar.
Adapun ke-16 ormas Islam yang diundang dalam pertemuan di Hambalang tersebut adalah representasi dari berbagai spektrum umat Islam di Indonesia. Di antaranya adalah Muhammadiyah, NU, DDII (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia), Hidayatullah, AL Irsyad, Persis, MUI, dan KB PII (Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia). Kehadiran mereka menunjukkan komitmen bersama untuk membangun bangsa yang lebih baik.
Ringkasan
Presiden Prabowo Subianto mengundang 16 ormas Islam terkemuka ke Hambalang untuk membahas isu bangsa dan menjaga persatuan. Ketua Umum PBNU, Gus Yahya, menyatakan pertemuan fokus pada situasi bangsa dan menghasilkan kesepakatan untuk bekerja sama mengatasi tantangan serta mengajak masyarakat lebih tenang.
Pertemuan lanjutan direncanakan di Istana Negara untuk deklarasi bersama antara Presiden Prabowo dan perwakilan umat Islam. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, serta mengingatkan tentang penyampaian pendapat yang bertanggung jawab dan beradab dalam demokrasi.








