Nadiem Makarim Kalah Praperadilan: Apa Dampaknya?

Jakarta, 14 Oktober 2025 – Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menolak permohonan praperadilan yang diajukan oleh mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, pada tanggal 13 Oktober 2025. Putusan ini menegaskan bahwa penetapan tersangka dan penahanan terhadap Nadiem Makarim telah sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, memicu gelombang kekecewaan dari pihak keluarga.

Franka Franklin, istri Nadiem Makarim, mengungkapkan kesedihan dan kekecewaannya usai persidangan. “Tentunya kami sangat sedih dan kecewa dengan putusan hari ini, namun kami sangat menghormati apa yang sudah diputuskan hakim tadi,” ujarnya kepada awak media di PN Jakarta Selatan. Kendati demikian, Franka menegaskan bahwa keluarga akan terus memberikan dukungan penuh kepada Nadiem melalui jalur hukum yang tersedia. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan serta doa yang telah diberikan publik selama proses hukum ini berjalan.

Hakim yang bertugas dalam sidang praperadilan tersebut menyatakan bahwa penetapan tersangka terhadap Nadiem telah memenuhi prosedur hukum acara pidana dan didasarkan pada empat alat bukti yang sah. Kasus yang menjerat Nadiem Makarim adalah dugaan korupsi dalam pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek, yang diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 1,98 triliun.

Kekecewaan mendalam juga dirasakan oleh kedua orang tua Nadiem Makarim, Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. “Hasil praperadilan mengecewakan. Sekarang yang penting selanjutnya apa? Kita berjuang terus,” ujar Nono Anwar Makarim kepada wartawan. Nono juga memberikan apresiasi atas ketegaran putranya dalam menghadapi proses hukum yang sedang berjalan. “Proses ini mesti dilalui panjang sekali. Untung sekali bahwa Nadiem berdiri kuat sekali sampai hari ini, lalu dia sudah bisa bertahan lama kuat sekali. Sepuluh tahun bisa,” tambahnya, memberikan gambaran dukungan tak terbatas dari keluarga.

Orang tua Nadiem juga menegaskan komitmen mereka untuk terus mendampingi Nadiem, sembari berharap agar penegak hukum tetap menjunjung tinggi asas keadilan dan kepastian hukum. Keluarga menyatakan bahwa mereka tidak memahami sepenuhnya keputusan pengadilan, namun akan terus berjuang untuk kejujuran dan kebenaran.

Menanggapi putusan praperadilan, Kejaksaan Agung melalui Kapuspenkum Anang Supriatna, meminta semua pihak untuk menghormati keputusan tersebut. “Kita semua harus menghormati putusan tersebut. Nah, putusan ini juga sekaligus menegaskan bahwa proses penyidikan yang dilakukan oleh penyidik telah sesuai dengan ketentuan hukum acara pidana yang berlaku,” kata Anang kepada wartawan. Anang menambahkan bahwa prosedur penyidikan, penetapan tersangka, dan penahanan terhadap Nadiem telah dilakukan sesuai dengan hukum acara pidana yang berlaku.

Dengan ditolaknya praperadilan, Kejaksaan Agung menyatakan akan terus menuntaskan penyidikan perkara dugaan korupsi laptop Chromebook, sambil tetap memegang teguh asas praduga tidak bersalah. Kejagung meyakini bahwa penetapan status tersangka dan penahanan terhadap Nadiem telah sah secara hukum, berdasarkan alat bukti yang ada dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Putusan praperadilan ini semakin menguatkan legitimasi tahapan penyidikan yang tengah dilakukan oleh Kejaksaan Agung.

Putusan ini menjadi babak baru dalam kasus dugaan korupsi yang melibatkan mantan Mendikbudristek, dan publik akan terus menantikan perkembangan selanjutnya dari proses hukum yang berjalan.