Pejabat Pertahanan Sipil Gaza, Mohammed Al-Mughayyir, pada Kamis, 9 Oktober 2025, melaporkan bahwa wilayah kantong Palestina tersebut kembali menjadi sasaran serangan udara Israel. Serangan ini terjadi tak lama setelah pengumuman kesepakatan antara Hamas dan Israel.
Kesepakatan yang dimaksud adalah tahap pertama dari rencana perdamaian Gaza yang diusulkan oleh Amerika Serikat, disetujui oleh kelompok perjuangan Palestina Hamas dan Israel.
Sebelumnya, pada hari Rabu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani tahap pertama perjanjian damai Gaza. Hamas mengonfirmasi bahwa kesepakatan tersebut mencakup penghentian perang di Jalur Gaza, penarikan pasukan Zionis Israel, pengiriman bantuan kemanusiaan, serta pertukaran tahanan.
“Sejak kerangka kerja gencatan senjata yang diusulkan di Gaza diumumkan tadi malam, sejumlah ledakan telah dilaporkan, terutama di wilayah-wilayah Gaza utara,” ungkap Al-Mughayyir, seperti dikutip dari kantor berita Antara.
Sumber-sumber medis melaporkan kepada Anadolu bahwa empat warga sipil terluka akibat serangan Israel yang menargetkan beberapa area di permukiman Zeitoun, Kota Gaza. Asap tebal terlihat membumbung tinggi dari wilayah-wilayah yang menjadi sasaran serangan.
Di Jalur Gaza selatan, pasukan Israel dilaporkan menembaki berbagai area di Khan Younis, mengakibatkan tiga orang terluka. Serangan juga terus berlanjut di wilayah lain.
Pesawat tempur dan artileri Israel terus melancarkan serangan ke beberapa wilayah di seluruh wilayah kantong tersebut, terutama permukiman Tel Hawa dan Sabra di Kota Gaza. Saksi mata melaporkan suara tembakan keras dan terus-menerus terdengar di Kota Gaza, meskipun belum ada informasi mengenai jumlah korban jiwa.
Serangan terbaru Israel ini terjadi meskipun kesepakatan gencatan senjata telah dicapai antara Hamas dan Israel pada Kamis dini hari di kota Sharm el-Sheikh, Mesir, berdasarkan rencana yang diajukan oleh Trump.
Rencana yang terdiri dari 20 poin, yang pertama kali diumumkan pada 29 September, mencakup pembebasan semua tawanan Israel dengan imbalan tahanan Palestina, gencatan senjata, pelucutan senjata Hamas, dan pembangunan kembali Gaza.
Perlu diingat, sejak Oktober 2023, serangan Israel telah merenggut nyawa hampir 67.200 warga Palestina di daerah kantong tersebut, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Pengeboman tanpa henti telah menyebabkan sebagian besar wilayah Gaza tidak layak huni, memicu kelaparan dan penyebaran penyakit. Situasi ini menambah penderitaan panjang warga Gaza.
Ringkasan
Setelah pengumuman kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump, wilayah Gaza kembali diserang oleh Israel. Serangan udara tersebut menargetkan beberapa wilayah, terutama di Gaza utara dan Khan Younis, mengakibatkan beberapa warga sipil terluka dan asap tebal membumbung tinggi.
Serangan ini melanggar kesepakatan gencatan senjata yang baru saja dicapai di Sharm el-Sheikh, Mesir, yang seharusnya mencakup penghentian perang, penarikan pasukan Israel, pengiriman bantuan kemanusiaan, dan pertukaran tahanan. Serangan Israel telah menyebabkan puluhan ribu warga Palestina tewas sejak Oktober 2023, memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza.








