News Stream Pro Indeks utama Wall Street dibuka dengan optimisme pada hari Jumat (21 November 2025), didorong oleh meningkatnya keyakinan investor terhadap potensi pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (The Fed) pada bulan Desember. Sinyal-sinyal dovish dari para pejabat The Fed, ditambah dengan stabilnya saham-saham teknologi setelah tekanan jual yang kuat di sesi sebelumnya, semakin memperkuat sentimen positif ini.
Pada pembukaan perdagangan, Dow Jones Industrial Average naik 56,4 poin atau 0,12% menjadi 45.808,65. S&P 500 juga menunjukkan penguatan sebesar 17 poin atau 0,26% ke level 6.555,77, sementara Nasdaq Composite melaju lebih tinggi dengan kenaikan 84,8 poin atau 0,38% mencapai 22.162,83, seperti dilansir dari Reuters.
Keyakinan pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed semakin menguat setelah Presiden The Fed New York, John Williams, yang juga memiliki hak suara dalam FOMC, menyatakan bahwa bank sentral masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga “dalam waktu dekat” tanpa mengganggu target inflasi. Pernyataan ini memicu ekspektasi yang lebih agresif di pasar.
Bahkan, probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Desember kini melonjak menjadi lebih dari 70%, naik signifikan dari sekitar 37% pada awal hari, menurut data dari CME FedWatch Tool. John Campbell, Head of Systematic Core Equity Allspring Global Investments, berpendapat bahwa ekspektasi terhadap siklus pemangkasan suku bunga tetap terjaga, terlepas dari apakah itu terjadi pada Desember atau awal tahun depan. Ia juga menambahkan bahwa volatilitas mungkin terjadi menjelang keputusan penting di bulan Desember, namun siklus penurunan suku bunga diperkirakan akan berlanjut tahun depan.
Dengan setidaknya empat pejabat The Fed lainnya yang dijadwalkan untuk memberikan pernyataan pada hari yang sama, pasar akan terus mencermati setiap petunjuk kebijakan lanjutan yang mungkin muncul.
Momentum positif di Wall Street ini terjadi di tengah koreksi tipis yang dialami IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) ke level 8.414 di akhir pekan. Investor juga mencermati saham-saham yang mengalami net buy terbesar oleh investor asing.
Saham Teknologi Mulai Menemukan Kestabilan
Pergerakan positif juga terlihat pada sebagian besar saham megacap dalam perdagangan pra-pasar, dengan Alphabet memimpin kenaikan sebesar 2%. Nvidia, produsen chip terkemuka, juga mencatatkan kenaikan sebesar 0,6% setelah sesi perdagangan yang sangat fluktuatif sehari sebelumnya. Saham Nvidia sempat melonjak hingga 5% sebelum akhirnya berbalik turun 3,2% pada penutupan. Sebelumnya, Nvidia telah melaporkan pendapatan kuartal ketiga yang melampaui ekspektasi dan memberikan panduan pendapatan kuartal keempat yang lebih tinggi dari perkiraan analis. CEO Nvidia, Jensen Huang, juga berusaha meredakan kekhawatiran tentang potensi gelembung AI.
Namun, Campbell mengingatkan bahwa valuasi sektor teknologi saat ini sudah berada pada level yang tinggi. Menurutnya, sebagian investor mulai bersiap untuk mengurangi posisi mereka karena ekspektasi terhadap tema AI sudah sangat tinggi. Investor juga perlu mempertimbangkan alternatif investasi lain, terutama di tengah penguatan indeks Dolar AS.
Indeks Utama Menuju Performa Mingguan Terburuk Sejak Maret
Meskipun dibuka dengan optimisme, hingga penutupan sesi sebelumnya, seluruh indeks utama AS berada di jalur untuk mencatatkan penurunan mingguan terdalam sejak Maret. Sektor consumer discretionary dan teknologi diperkirakan akan melemah lebih dari 4% dalam sepekan. Nasdaq juga terkoreksi cukup jauh dari puncak Oktober dan berpotensi mencatat penurunan tajam sepanjang November, di tengah keraguan pasar atas prospek monetisasi teknologi, pola belanja sektoral yang berputar di lingkungan yang sama, serta meningkatnya penerbitan utang korporasi. Perusahaan seperti Sigma Energy (SICO) juga menjadi perhatian karena rencana pembagian dividen interim sebesar Rp 2,73 Miliar, yang jadwal lengkapnya patut disimak oleh investor.
Pasar Terus Mencermati Data Ekonomi AS
Di sisi lain, para analis global masih terbagi dalam pandangan mereka mengenai peluang penurunan suku bunga pada bulan Desember. Ketidakpastian ini muncul setelah Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) merilis laporan pekerjaan September yang tertunda, yang menjadi data ketenagakerjaan terakhir sebelum keputusan FOMC bulan depan. BLS berencana untuk tidak merilis update Oktober dan akan menggabungkan data payroll Oktober-November dalam satu laporan yang akan dirilis pada pertengahan Desember.
Selain itu, pasar juga menantikan rilis data aktivitas bisnis dan sentimen konsumen November, yang akan diumumkan beberapa saat setelah pembukaan perdagangan. Data-data ekonomi ini akan menjadi pertimbangan penting bagi The Fed dalam menentukan kebijakan moneternya di masa mendatang.
Ringkasan
Wall Street dibuka positif pada hari Jumat dengan harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed di bulan Desember, didorong oleh sinyal dovish dan stabilnya saham teknologi. Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Composite semuanya mencatatkan kenaikan. Pernyataan Presiden The Fed New York, John Williams, memperkuat keyakinan pasar, dengan probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin meningkat menjadi lebih dari 70%.
Meskipun demikian, beberapa analis tetap terbagi mengenai peluang penurunan suku bunga di bulan Desember. Investor juga mencermati rilis data aktivitas bisnis dan sentimen konsumen November serta data ketenagakerjaan AS yang tertunda. Sektor teknologi, meskipun menunjukkan kenaikan, menghadapi kekhawatiran valuasi tinggi, sementara indeks utama menuju performa mingguan terburuk sejak Maret.









