Wall Street menunjukkan penutupan yang bervariasi pada Selasa, 16 Desember 2025, dengan indeks Nasdaq berhasil bangkit dan mengakhiri sesi dalam zona positif. Sementara itu, indeks S&P 500 dan Dow Jones kembali melemah, terutama akibat tekanan dari penurunan saham-saham di sektor kesehatan dan energi yang signifikan.
Pada penutupan perdagangan tersebut, indeks Dow Jones Industrial Average merosot 302,30 poin atau 0,62% ke level 48.114,26. Indeks S&P 500 juga melemah 16,25 poin atau 0,24% menjadi 6.800,26. Berbeda, indeks Nasdaq Composite berhasil menguat 54,05 poin atau 0,23% ke posisi 23.111,46, menunjukkan ketahanan di tengah sentimen pasar yang beragam.
Sektor energi menjadi pemimpin penurunan dengan anjlok hampir 3%, menyusul harga minyak mentah yang mencapai level terendah sejak tahun 2021. Kondisi ini turut menekan kinerja delapan dari 11 sektor industri utama dalam indeks S&P 500. Sejalan dengan energi, saham sektor kesehatan juga tertekan, ditutup melemah 1,28% pada perdagangan kemarin.
Koreksi di sektor kesehatan didorong oleh kinerja saham-saham tertentu, seperti Pfizer yang merosot 3,4%. Penurunan ini terjadi setelah perusahaan farmasi raksasa tersebut memproyeksikan tahun 2026 yang penuh tantangan, menyusul penjualan produk COVID-19 yang lebih lemah dan tekanan pada margin keuntungan. Tak hanya Pfizer, saham perusahaan asuransi kesehatan Humana juga turun 6% setelah mengumumkan perubahan kepemimpinan yang tidak dijelaskan secara spesifik, menambah daftar sentimen negatif di sektor tersebut.
Namun, tidak semua saham bergerak ke arah yang sama. Beberapa saham berhasil mencatat kenaikan signifikan, memberikan warna di tengah pasar yang mayoritas merah. Contohnya, saham B. Riley melonjak fantastis 53,8% setelah bank investasi tersebut melaporkan keuntungan untuk kuartal kedua, berbeda jauh dari kerugian pada tahun sebelumnya, seperti yang terungkap dalam pengajuan triwulanan yang sempat tertunda. Demikian pula, saham Comcast menguat 5,4% setelah jurnalis keuangan CNBC, David Faber, mengemukakan spekulasi tentang potensi keterlibatan investor aktivis dalam perusahaan tersebut.
Di tengah pergerakan saham individu, investor juga mencermati data ekonomi terbaru untuk mengukur prospek kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) untuk tahun mendatang. Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan peningkatan lapangan kerja non-pertanian sebesar 64.000 pada November, pulih setelah penurunan pada Oktober yang diakibatkan oleh pemotongan belanja pemerintah. Meski demikian, tingkat pengangguran justru naik menjadi 4,6% pada November, mencerminkan ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh kebijakan perdagangan agresif dari Presiden Donald Trump.
Lebih lanjut, laporan terpisah yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan bahwa penjualan ritel stagnan pada Oktober, sedikit di bawah perkiraan ekonom yang disurvei oleh Reuters yang memproyeksikan kenaikan 0,1%. Para analis mencatat bahwa angka-angka ini kemungkinan terdistorsi oleh lambatnya pengumpulan data akibat penutupan pemerintah baru-baru ini. Mark Hackett, kepala strategi pasar di Nationwide, berpendapat bahwa data-data ini mungkin tidak akan banyak mengubah pandangan The Fed terhadap kebijakan moneternya.
Meskipun demikian, setelah rilis data tersebut, investor kini memperkirakan pemotongan suku bunga setidaknya 58 basis poin tahun depan, lebih dari dua kali lipat dari 25 basis poin yang diisyaratkan oleh The Fed minggu lalu. Selain itu, perkembangan penting lainnya datang dari Washington, di mana laporan Wall Street Journal pada Selasa sore menyebutkan bahwa Donald Trump dijadwalkan akan mewawancarai Gubernur The Fed Christopher Waller pada Rabu, 17 Desember 2025, untuk posisi ketua Federal Reserve.
Sebagai penutup, inovasi terus mewarnai lanskap pasar modal. Secara terpisah, sebuah laporan Reuters mengungkapkan bahwa Nasdaq telah mengajukan dokumen kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS untuk meluncurkan perdagangan saham selama 24 jam. Langkah ini menyusul rencana serupa yang telah diumumkan oleh Bursa Saham New York dan Cboe Global Markets beberapa bulan sebelumnya, menandakan era baru dalam aksesibilitas pasar.








