News Stream Pro – , JAKARTA — Pergerakan signifikan terjadi pada kepemilikan saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) setelah UBS Switzerland AG melepas ratusan juta lembar sahamnya. Data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Jumat (14/11/2025) mengungkapkan bahwa UBS AG telah menjual 225 juta lembar saham BUMI pada 13 November 2025.
Pasca transaksi masif tersebut, jumlah kepemilikan saham BUMI oleh UBS AG kini tercatat turun menjadi 23,99 miliar lembar, yang setara dengan porsi 6,46% dari total saham beredar. Penjualan ini menarik perhatian mengingat lonjakan harga saham BUMI yang signifikan dalam periode yang sama.
Aksi jual oleh UBS AG ini berlangsung di tengah sentimen positif yang melingkupi pergerakan harga saham BUMI. Tercatat, harga saham BUMI berhasil ditutup di level Rp220 pada akhir perdagangan Jumat (14/11/2025), merefleksikan kenaikan impresif sebesar 54,93% hanya dalam sepekan terakhir. Kenaikan harga ini tentunya menjadi kabar gembira bagi para investor institusi besar lainnya yang juga memegang miliaran lembar saham BUMI, termasuk pemain global seperti Vanguard Cs, yang mungkin turut merasakan dampak positif dari reli harga ini.
Selain dinamika pergerakan saham, manajemen Bumi Resources juga mengumumkan langkah strategis penting lainnya, yakni rencana penerbitan obligasi berkelanjutan I BUMI Tahap III tahun 2025. Perseroan menargetkan penghimpunan dana sebesar Rp780 miliar dari instrumen utang ini, menawarkan kupon yang cukup menarik sebesar 9% per tahun.
Berdasarkan prospektus yang diterbitkan, obligasi ini menawarkan pokok sebesar Rp780 miliar dengan tingkat bunga tetap 9% per tahun dan tenor lima tahun sejak tanggal emisi. Penerbitan ini merupakan bagian integral dari Program Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan I BUMI yang memiliki target total dana Rp5 triliun.
Pembayaran bunga obligasi akan dilakukan setiap tiga bulan sejak tanggal emisi. Bunga pertama dijadwalkan pada 10 Maret 2026, sementara pembayaran bunga terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi akan dilakukan pada 10 Desember 2030.
Dana yang terkumpul dari penerbitan obligasi ini akan dialokasikan secara strategis untuk mendukung ekspansi bisnis BUMI. Sekitar Rp340,8 miliar atau setara dengan AUD31,47 juta akan digunakan untuk pengembangan perseroan, khususnya dalam rangka memenuhi sebagian kewajiban pembayaran nilai akuisisi terhadap Jubilee Metals Limited. Sementara itu, sekitar Rp333,6 miliar direncanakan untuk pemenuhan kewajiban pembayaran uang muka terkait rencana akuisisi 45% saham PT Laman Mining, sebuah tambang bauksit, yang menggarisbawahi komitmen BUMI dalam memperkuat portofolio usahanya.
Alokasi dana lainnya, sekitar Rp97,5 miliar atau AUD8,75 juta, akan disalurkan dalam bentuk pinjaman kepada anak usaha, Wolfram Limited (WFL). Dana ini akan mendukung kebutuhan belanja modal dan modal kerja lanjutan WFL sepanjang tahun 2026 hingga tahapan produksi, menunjukkan fokus BUMI pada pengembangan operasional di berbagai lini.
Dalam proses penerbitan obligasi ini, sejumlah penjamin pelaksana emisi obligasi terkemuka turut terlibat, meliputi PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT BCA Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Sucor Sekuritas, dan PT Korea Investment And Sekuritas Indonesia. Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) akan bertindak sebagai wali amanat obligasi.
Masa penawaran umum obligasi untuk emiten yang kini semakin kokoh dengan kehadiran Grup Salim sebagai investor barunya ini akan berlangsung dari tanggal 2 hingga 5 Desember 2025. Proses penjatahan dijadwalkan pada 8 Desember 2025, diikuti dengan pengembalian uang pemesanan dan distribusi secara elektronik pada 10 Desember 2025. Puncaknya, obligasi ini akan resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 Desember 2025. Perlu dicatat pula bahwa BUMI telah meraih hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dengan rating idA+ atau Single A Plus. Kepercayaan investor terhadap BUMI juga tercermin dari aksi borong saham oleh institusi besar seperti BlackRock dan Dimensional Fund pada Hari Pahlawan, menandakan minat pasar yang kuat terhadap prospek perusahaan.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
UBS AG telah menjual 225 juta lembar saham BUMI, menyebabkan kepemilikannya turun menjadi 6,46%. Penjualan ini terjadi di tengah kenaikan harga saham BUMI yang signifikan. Selain itu, Bumi Resources mengumumkan penerbitan obligasi berkelanjutan I BUMI Tahap III tahun 2025 dengan target dana Rp780 miliar dan kupon 9% per tahun.
Dana dari obligasi akan digunakan untuk pengembangan perseroan, termasuk pembayaran akuisisi terhadap Jubilee Metals Limited dan uang muka akuisisi saham PT Laman Mining. Sejumlah penjamin pelaksana emisi obligasi dan wali amanat obligasi telah ditunjuk, dengan masa penawaran umum obligasi berlangsung dari tanggal 2 hingga 5 Desember 2025. BUMI telah meraih rating idA+ dari Pefindo.









