KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka pekan pertama Desember 2025 dengan performa yang impresif. Sepanjang periode 1-5 Desember, IHSG berhasil menguat ke level 8.632 dan berulang kali menguji capaian rekor tertingginya sepanjang masa atau all time high (ATH). Kekuatan ini tak lepas dari peran investor asing yang mencatatkan akumulasi pembelian bersih (net buy) mencapai Rp 439 miliar, menopang pergerakan positif di pasar saham Indonesia.
Menganalisis potensi ke depan, Hari Rachmansyah, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), mengungkapkan bahwa IHSG masih memiliki peluang besar untuk melanjutkan tren penguatan. Sentimen utama yang diperkirakan akan menjadi katalis adalah keputusan The Fed terkait penurunan suku bunga dalam rapat FOMC pekan ini.
Hari menjelaskan bahwa kebijakan pelonggaran suku bunga The Fed tersebut berpotensi memicu peningkatan signifikan aliran dana asing masuk ke pasar saham domestik, khususnya pada emiten-emiten yang telah menunjukkan tren kenaikan. Secara teknikal, pergerakan IHSG diproyeksikan akan berada dalam rentang 8.625 hingga 8.707, menunjukkan potensi kenaikan yang terjaga.
Optimisme pasar ini terlihat berlanjut, dengan catatan IHSG juga mengawali perdagangan Senin (8/12) pagi dengan penguatan. Sejumlah saham seperti GOTO, ADMR, dan AMRT bahkan tercatat sebagai top gainers di indeks LQ45 pada sesi tersebut, menggambarkan respons positif investor terhadap sentimen yang berkembang.
Kondisi pasar global pun turut mendukung sentimen positif ini. Wall Street terpantau mencatatkan penguatan dan kembali mendekati area ATH-nya, didorong oleh ekspektasi yang semakin kuat akan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin. Hari Rachmansyah menegaskan bahwa keputusan The Fed ini akan menjadi pendorong utama yang menentukan arah arus modal asing serta pergerakan nilai tukar Rupiah dalam beberapa hari mendatang.
Selain sentimen global, perhatian investor juga akan tertuju pada rilis data domestik yang krusial. Indeks Keyakinan Konsumen (Consumer Confidence Index/CCI) yang diperkirakan meningkat, serta pertumbuhan penjualan ritel, menjadi indikator penting. Hari menambahkan, ekspektasi perbaikan konsumsi rumah tangga ini menjadi katalis positif yang signifikan bagi IHSG, meski demikian, potensi volatilitas pasar tetap memerlukan kewaspadaan.
Dengan berbagai indikator positif ini, IPOT menyarankan strategi buy on weakness untuk memanfaatkan momentum pasar yang kuat. Rekomendasi ini difokuskan pada saham-saham yang menunjukkan tren kenaikan solid, didukung oleh volume perdagangan yang kuat, serta akumulasi pembelian oleh investor asing. Kondisi pasar yang menjanjikan juga mengindikasikan bahwa IHSG memiliki peluang penguatan, meskipun terbatas, pada perdagangan Senin (8/12). Dengan demikian, beberapa saham pilihan ini layak untuk dicermati dan dipertimbangkan oleh investor. Berikut adalah daftar rekomendasi saham pilihan dari IPOT:
1. PT Remala Abadi Tbk (DATA)
Saham DATA telah menunjukkan sinyal perubahan tren yang menarik, menguat 10% pada perdagangan terakhir dan berhasil mempertahankan posisinya di atas level EMA-5 hingga EMA-50. Performa ini mengindikasikan potensi terbentuknya uptrend yang lebih kokoh. Untuk investor yang tertarik, rekomendasi adalah buy on weakness dengan titik masuk (entry) di Rp 4.570, target harga Rp 5.100, dan batas rugi (stop loss) di Rp 4.300.
2. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)
UNVR menjadi pilihan menarik didukung sentimen makroekonomi yang positif, termasuk proyeksi kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen (CCI) dan pertumbuhan penjualan ritel. Secara teknikal, saham UNVR tetap berada dalam tren kenaikan yang solid, membuka peluang untuk melanjutkan penguatan dalam jangka pendek. Rekomendasi untuk UNVR adalah buy on weakness, dengan entry point di Rp 2.710, target harga Rp 2.840, dan stop loss di Rp 2.660.
3. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
Saham BMRI menonjol sebagai salah satu target utama akumulasi asing pada pekan lalu, dengan aliran dana masuk (inflow) mencapai Rp 801 miliar. Konsistensi harga yang bertahan di atas EMA-5 menunjukkan kekuatan fundamental dan menjaga momentum pergerakan positifnya. Rekomendasi untuk BMRI adalah buy on weakness, dengan entry point di Rp 4.900, target harga Rp 5.100, dan stop loss di Rp 4.850.









