News Stream Pro BANDA ACEH – Sinara Fest kembali hadir di Aceh! Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menyelenggarakan Sinara Fest untuk yang kedua kalinya pada 27–28 November, berkolaborasi dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dan Kemenkeu Satu Provinsi Aceh.
Mengangkat tema “Sinergi Perkebunan dan Perbendaharaan untuk Kemenkeu Satu,” Sinara Fest 2025 dirancang untuk memperkuat pemahaman masyarakat akan komoditas perkebunan. Rangkaian acara yang disajikan meliputi edukasi, sosialisasi, diskusi publik, dan mini bazar UMKM. Tujuannya jelas: mendorong UMKM berbasis sawit, kelapa, dan kakao agar bisa naik kelas dan berdaya saing lebih tinggi.
Mahpud Sujai, Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil DJPb Aceh, dalam sambutannya menekankan betapa krusialnya penguatan pelaku usaha kecil sebagai fondasi ekonomi nasional. “UMKM memegang peranan yang sangat besar dalam menggerakkan roda ekonomi, menyerap tenaga kerja, dan menjadi penopang ekspor,” tegasnya saat acara Sosialisasi Sinara Fest 2025.
Lebih lanjut, Mahpud Sujai meyakini bahwa Aceh memiliki potensi besar untuk terus berkembang dengan memaksimalkan potensi bahan baku lokal yang ada. Optimisme ini didasarkan pada kekayaan sumber daya alam yang dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai tambah.
Senada dengan hal tersebut, Helmi Muhansah, Kepala Divisi Kerja Sama Kemasyarakatan dan UMKM BPDP, menyoroti kontribusi signifikan sektor sawit terhadap pendapatan negara. Sawit bukan hanya sekadar komoditas, tetapi juga penyumbang devisa yang besar dan berperan dalam menghemat impor.
“Potensi sawit sangat besar, tidak hanya terbatas pada CPO (Crude Palm Oil), tetapi juga produk-produk turunannya yang bisa diaplikasikan dalam berbagai industri, mulai dari kosmetik, energi, hingga kerajinan,” jelas Helmi, membuka wawasan mengenai potensi hilirisasi sawit yang belum banyak dieksplorasi.
Sinara Fest 2025 tidak hanya menyajikan edukasi teoritis, tetapi juga menampilkan aplikasi nyata perkebunan dalam kehidupan sehari-hari, terutama melalui produk-produk UMKM yang inovatif berbahan dasar sawit. Ini menjadi bukti konkret bahwa komoditas perkebunan dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.
Selain itu, diskusi yang digelar juga membahas peluang pengembangan usaha berbasis komoditas lokal dan pentingnya memperkuat rantai nilai dari hulu hingga hilir. Dengan memperkuat rantai nilai, diharapkan UMKM dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dan berkontribusi lebih signifikan terhadap perekonomian daerah.
Mahpud Sujai juga memaparkan peran perbendaharaan dalam mendukung sektor perkebunan melalui pengelolaan anggaran yang transparan, akuntabel, dan tepat sasaran. Dengan pengelolaan anggaran yang baik, setiap program yang dijalankan dapat berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.
“Kami terus mendorong UMKM agar semakin siap naik kelas melalui berbagai program, mulai dari pembiayaan, pelatihan, hingga pendampingan. Tantangan seperti manajemen bisnis dan akses pasar harus dijawab dengan strategi yang lebih terarah,” ungkap Mahpud, menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan UMKM.
Helmi Muhansah menambahkan bahwa BPDP terus berupaya memperluas program pemberdayaan untuk memastikan rantai nilai komoditas dapat dimaksimalkan oleh para pelaku usaha. Penguatan kapasitas UMKM menjadi fokus utama lembaga, dengan tujuan menciptakan UMKM yang mandiri dan berdaya saing.
“Kami ingin UMKM berbasis sawit semakin kuat, mulai dari riset, pemanfaatan limbah, sampai hilirisasi yang menghasilkan produk bernilai tambah,” tutur Helmi, menggambarkan visi BPDP untuk menciptakan ekosistem UMKM yang inovatif dan berkelanjutan.
Salah satu daya tarik Sinara Fest 2025 adalah sesi inspiratif dari pelaku UMKM binaan BPDP, Febri Yunarta, Owner Cambiacraft. Febri berbagi kisah suksesnya dalam mengembangkan produk kreatif berbahan turunan sawit, membuktikan bahwa inovasi di sektor perkebunan dapat menghasilkan produk bernilai tinggi dan berdaya saing.
Pengalaman Febri menjadi inspirasi bagi para peserta Sinara Fest, menunjukkan bahwa dengan kreativitas dan kerja keras, produk turunan sawit dapat diolah menjadi berbagai produk yang menarik dan memiliki nilai jual tinggi. Hal ini juga mendorong peserta untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan usaha mereka.
Selain diskusi dan sosialisasi, Sinara Fest 2025 juga memperkaya pengalaman peserta melalui rangkaian kegiatan interaktif, seperti senam bersama dan mini bazar UMKM yang menampilkan aneka produk turunan komoditas perkebunan. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk berinteraksi dan bertukar informasi.
Kehadiran booth UMKM menjadi daya tarik utama, memberikan gambaran langsung bagaimana komoditas sawit dan komoditas lainnya dapat diolah menjadi produk siap pakai yang bernilai ekonomi. Pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan produk, mencoba berbagai produk olahan, dan berinteraksi dengan para pelaku UMKM.
Kegiatan hari kedua Sinara Fest 2025 dibuka secara resmi oleh Paryan, Kepala Perwakilan Kemenkeu Satu Aceh sekaligus Kepala Kanwil DJP Aceh, melalui prosesi pemotongan pita. Dalam sambutannya, Paryan menilai bahwa Sinara Fest merupakan program yang relevan dan mampu memberikan dorongan nyata bagi pelaku UMKM di Aceh.
“Sinara Fest ini program yang sangat menarik dan bisa memacu semangat UMKM, terutama UMKM di Aceh, untuk terus memasarkan produk, berinovasi, dan bahkan bersiap menuju pasar global,” ujar Paryan, memberikan semangat kepada para pelaku UMKM untuk terus berkreasi dan mengembangkan usaha mereka.
Paryan juga menekankan pentingnya keberlanjutan program serta sinergi antara BPDP dan Kemenkeu Satu Aceh sebagai upaya memperkuat ekosistem UMKM di daerah. Kolaborasi ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan UMKM.
Paryan berharap kolaborasi ini dapat terus berjalan dan memberikan dampak nyata bagi pelaku usaha di Aceh. Dengan dukungan yang berkelanjutan, diharapkan UMKM dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian daerah.
Setelah membuka acara, Paryan menyempatkan diri mengunjungi booth BPDP dan mengikuti permainan edukatif drag and drop untuk mengelompokkan bahan baku dan produk jadi. Aktivitas ini memberikan pengalaman yang menyenangkan sekaligus menambah pengetahuan tentang komoditas perkebunan.
Paryan menilai booth BPDP mampu menyajikan edukasi dengan cara kreatif dan mudah diterima pengunjung. “Booth BPDP sangat interaktif dan menarik, karena mengedukasi pengunjung dengan cara yang berbeda dan menyenangkan,” tambahnya, mengapresiasi upaya BPDP dalam menyajikan informasi yang informatif dan menarik.
Melalui penyelenggaraan Sinara Fest 2025 di Aceh, BPDP bersama Kemenkeu Satu Aceh menegaskan komitmennya dalam mendorong sinergi lintas sektor guna meningkatkan literasi publik, memperkuat ekosistem UMKM, serta memperluas manfaat komoditas perkebunan bagi masyarakat. Kolaborasi ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan sektor perkebunan dan UMKM.
Kolaborasi yang solid ini diharapkan menjadi langkah berkelanjutan untuk menghadirkan ekonomi daerah yang inklusif dan lebih siap bersaing di tingkat nasional. Dengan dukungan yang berkesinambungan, diharapkan Aceh dapat menjadi daerah yang maju dan sejahtera dengan mengandalkan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimilikinya.
Ringkasan
Sinara Fest 2025 kembali hadir di Aceh dengan tema “Sinergi Perkebunan dan Perbendaharaan untuk Kemenkeu Satu,” yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bersama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dan Kemenkeu Satu Provinsi Aceh. Acara ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman masyarakat mengenai komoditas perkebunan serta mendorong UMKM berbasis sawit, kelapa, dan kakao untuk meningkatkan daya saing mereka melalui edukasi, sosialisasi, diskusi publik, dan mini bazar UMKM.
Fokus utama Sinara Fest 2025 adalah penguatan UMKM sebagai fondasi ekonomi nasional dengan memaksimalkan potensi bahan baku lokal Aceh dan pengembangan rantai nilai komoditas dari hulu hingga hilir. Acara ini juga menampilkan sesi inspiratif dari pelaku UMKM binaan BPDP, serta kegiatan interaktif untuk memberikan edukasi yang kreatif dan mudah diterima, sehingga memperluas manfaat komoditas perkebunan bagi masyarakat dan mendorong sinergi lintas sektor.










