News Stream Pro JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menunjukkan optimisme kuat terhadap target pertumbuhan produksinya, menargetkan kenaikan hingga 8% pada akhir tahun 2025 ini. Proyeksi positif ini menjadi sorotan utama dalam outlook kinerja perusahaan.
Stefanus Darmagiri, Head of Investor Relation SGRO, menjelaskan bahwa pihaknya memproyeksikan produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) SGRO pada tahun 2025 akan mengalami peningkatan signifikan. Pertumbuhan produksi CPO diperkirakan berada dalam kisaran 5%-8% secara tahunan (year-on-year) jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024.
Optimisme ini, menurut Stefanus, sejalan dengan meredanya dampak fenomena iklim El Niño yang sempat melanda pada semester kedua tahun 2023 dan secara langsung mempengaruhi produksi perseroan sepanjang tahun 2024. Dengan kondisi cuaca yang lebih kondusif, SGRO berharap dapat memaksimalkan potensi produksi perkebunannya.
Di tengah proyeksi pertumbuhan produksi yang menjanjikan, SGRO juga baru-baru ini mencatat perkembangan penting terkait struktur kepemilikan. Grup Sampoerna Strategic diketahui telah melepas kepemilikannya di Sampoerna Agro, sebuah transaksi besar senilai Rp 9,4 triliun yang menandai babak baru bagi perusahaan dan menarik perhatian pasar.
Meski demikian, Stefanus menambahkan bahwa target produksi tandan buah segar (TBS) dan CPO untuk tahun 2026 masih dalam tahap penyusunan anggaran. Proyeksi pertumbuhan pendapatan perseroan pada tahun 2025 dan 2026 juga sangat bergantung pada dinamika harga jual CPO di pasar global, yang selalu dipengaruhi oleh mekanisme penawaran dan permintaan (supply and demand) serta fluktuasi harga.
Dengan estimasi harga CPO yang diprediksi akan tetap stabil dan menguntungkan sepanjang tahun 2025, serta proyeksi peningkatan produksi CPO dan TBS yang lebih baik dari tahun sebelumnya, diharapkan kondisi ini akan secara positif mendukung kinerja keuangan SGRO pada tahun ini.
Dalam upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja, Stefanus menegaskan bahwa SGRO tetap berkomitmen pada bisnis inti di sektor perkebunan kelapa sawit. Berbagai langkah strategis terus dilakukan untuk mendorong produktivitas CPO melalui penerapan Best Agronomy Practices yang optimal.
Fokus utama implementasi praktik agronomis terbaik ini mencakup kelanjutan program intensifikasi yang telah berjalan di tahun-tahun sebelumnya, seperti mekanisasi, sistem pengelolaan air (water management system), peningkatan infrastruktur, serta digitalisasi. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meningkatkan monitoring, efektivitas produksi, dan efisiensi kerja di seluruh area perkebunan, yang pada akhirnya diharapkan dapat mendongkrak kinerja operasional perseroan secara keseluruhan.
Sebagai bagian dari perkembangan penting yang membentuk prospek SGRO, transaksi pelepasan seluruh kepemilikan oleh Grup Sampoerna Strategic sebelumnya telah diungkapkan. Transaksi ini, yang bernilai Rp 9,4 triliun atau Rp 7.903 per saham, mengindikasikan adanya pergeseran signifikan dalam struktur kepemilikan dan potensi strategi perusahaan di bawah kepemilikan baru.
Melalui entitas Twinwood Family Holdings Limited, Grup Sampoerna secara resmi menjual total 1,19 juta saham atau setara dengan 65,72% kepemilikan mereka di SGRO kepada AGPA Pte. Ltd., sebuah anak perusahaan dari POSCO International Corporation (POSCO International). Akuisisi oleh POSCO International ini semakin menegaskan minat kuat investor internasional terhadap potensi sektor kelapa sawit di Indonesia.
Dalam konteks kinerja keuangan terbaru, SGRO berhasil mencatatkan peningkatan penjualan yang impresif. Per kuartal III 2025, penjualan perseroan mencapai Rp 4,61 triliun, melonjak signifikan dari Rp 3,37 triliun pada periode yang sama di kuartal III 2024.
Tidak hanya penjualan, laba bersih SGRO juga menunjukkan performa yang cemerlang. Laba bersih perusahaan naik tajam dari Rp 367,89 miliar pada kuartal III 2024 menjadi Rp 1 triliun pada kuartal III 2025, menunjukkan fundamental keuangan yang semakin kuat dan prospek bisnis yang cerah.
