News Stream Pro JAKARTA – PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) kembali mengukuhkan posisinya dengan mengumumkan hasil kinerja operasional yang solid sepanjang periode Januari hingga September 2025. Laporan ini menyoroti stabilitas produksi di sektor emas dan tembaga, percepatan signifikan dalam operasional nikel melalui PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), serta capaian penting dalam pengembangan Proyek Tembaga Tujuh Bukit dan Proyek Emas Pani yang menjanjikan.
Pada segmen emas, Tambang Emas Tujuh Bukit menunjukkan kinerja yang konsisten dengan produksi mencapai 25.338 ons troi. Keberhasilan ini didukung oleh harga jual rata-rata (ASP) yang impresif, yaitu US$ 3.275 per ons troi, menghasilkan peningkatan margin kas sebesar 24% dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga akhir kuartal III-2025, penjualan emas dari tambang ini menyentuh 29.629 ons troi, membukukan pendapatan sebelum audit sekitar US$ 104 juta.
Peningkatan efisiensi biaya penambangan menjadi kunci di Tambang Emas Tujuh Bukit, didorong oleh integrasi penuh armada baru dan implementasi sistem manajemen armada terkini. Proyeksi menunjukkan bahwa tambang ini akan mendekati batas bawah panduan biaya produksi, terutama setelah beroperasinya unit pengeboran baru pada kuartal IV-2025, menegaskan komitmen perusahaan terhadap operasional yang berkelanjutan dan hemat biaya.
Sementara itu, pada operasional tembaga, Tambang Tembaga Wetar berhasil memproduksi 3.228 ton tembaga dengan biaya tunai US$ 2,75 per pon hingga kuartal III-2025. Capaian ini merupakan hasil dari pengoptimalan penumpukan bijih dan efisiensi operasi pelindian SX-EW. Meskipun Tambang Tembaga Wetar diproyeksikan berproduksi hingga akhir 2027, studi mendalam terus dilakukan untuk mengevaluasi opsi pemulihan nilai tembaga jangka panjang, termasuk potensi penggunaan teknologi flotasi dan pelindian tangki.
Melangkah ke lini bisnis nikel, MDKA melalui MBMA menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Produksi bijih saprolit melonjak 89% year-on-year (yoy) mencapai 2 juta ton basah, sementara produksi limonit meningkat 51% yoy menjadi 5,6 juta ton hingga kuartal III-2025. Seluruh bijih nikel ini berasal dari Tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), menegaskan kapasitas produksi yang besar.
Efisiensi operasional nikel juga tercermin dari penguatan margin nickel pig iron (NPI) yang signifikan menjadi US$ 2.215 per ton, ditopang oleh penurunan biaya tunai 16% yoy menjadi US$ 9.059 per ton hingga kuartal III-2025. Pabrik Acid Iron Metal (AIM) milik MBMA turut berkontribusi dengan produksi 251.715 ton asam sulfat. Perkembangan menarik juga terlihat pada pabrik klorida dan katoda tembaga yang sedang menjalani tahap komisioning, dengan target produksi lembaran tembaga perdana pada kuartal IV-2025.
Di bawah payung MBMA, PT ESG New Energy Material (ESG) sukses memproduksi 7.181 ton nikel dalam bentuk endapan hidroksida campuran (MHP) dan berhasil menjual 7.553 ton sepanjang Januari—September 2025. Komitmen terhadap hilirisasi nikel semakin kuat dengan progres pembangunan Pabrik HPAL PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) yang telah mencapai 54%, sesuai jadwal komisioning pada pertengahan 2026. Selain itu, MBMA telah menandatangani perjanjian strategis untuk melanjutkan produksi nickel matte mulai kuartal IV-2025, diversifikasi produk nikel yang menjanjikan.
Dalam upaya memperkuat fundamental dan pertumbuhan jangka panjang, MDKA terus memacu pengembangan proyek-proyek unggulan. Proyek Emas Pani, misalnya, telah mencapai kemajuan 83%, didukung oleh keberhasilan MDKA membawa PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) pada September lalu. Dengan dimulainya penambangan dan first blasting pada Oktober 2025, proyek ini kini dikenal sebagai Tambang Emas Pani. Penumpukan bijih pertama dijadwalkan pada November 2025, dan target produksi emas perdana pada kuartal I-2026.
Tak kalah penting, Proyek Tembaga Tujuh Bukit, yang diakui sebagai salah satu proyek tembaga-emas pra-pengembangan terbesar di dunia, kini telah memasuki tahap studi kelayakan. Tahap krusial ini mencakup integrasi perencanaan tambang bawah tanah dan terbuka, optimalisasi rancangan alur proses (flowsheet), serta pengkajian opsi hilirisasi konsentrat pirit untuk memaksimalkan nilai tambah, menunjukkan visi jangka panjang perusahaan.
Dari sisi keuangan, MDKA membukukan pendapatan belum diaudit sebesar US$ 1,29 miliar per kuartal III-2025. Angka ini mencerminkan penurunan 22% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi dari segmen nikel sebesar US$ 445 juta dan pendapatan tembaga sebesar US$ 38 juta. Namun, penurunan ini sebagian terkompensasi oleh kenaikan kontribusi emas sebesar US$ 87 juta serta pendapatan lain sebesar US$ 27 juta. Patut dicatat bahwa pada semester I-2025, Merdeka Copper Gold (MDKA) berhasil meraih pendapatan sebesar US$ 854,6 juta, menunjukkan performa finansial yang kuat di paruh pertama tahun tersebut.
Presiden Direktur Merdeka Copper Gold, Albert Saputro, menegaskan bahwa Grup Merdeka secara konsisten menunjukkan kemajuan dalam kinerja operasi tambang, proyek-proyek strategis, dan pengelolaan biaya yang efektif. “Proyek Tembaga Tujuh Bukit dan Tambang Emas Pani adalah peluang pertumbuhan berskala besar yang akan membawa kemajuan berarti bagi perusahaan. Selain itu, bisnis nikel melalui MBMA terus berkembang dengan margin yang semakin meningkat,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima Kontan.
Albert Saputro menambahkan bahwa aset-aset strategis ini tidak hanya akan memperkuat posisi MDKA sebagai perusahaan pertambangan multi-logam terdepan di Indonesia, tetapi juga akan mendukung peran penting Indonesia dalam transisi energi dan mineral global yang berkelanjutan.
Ringkasan
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) melaporkan kinerja operasional yang solid hingga kuartal III-2025, dengan produksi stabil di sektor emas dan tembaga, serta percepatan signifikan dalam operasional nikel melalui PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA). Tambang Emas Tujuh Bukit mencatatkan produksi 25.338 ons troi dengan harga jual rata-rata US$ 3.275 per ons, menghasilkan peningkatan margin kas. Sementara itu, Tambang Tembaga Wetar memproduksi 3.228 ton tembaga.
MBMA menunjukkan pertumbuhan luar biasa dalam produksi nikel, dengan peningkatan produksi bijih saprolit dan limonit. Proyek Emas Pani telah mencapai kemajuan 83% dan akan memulai produksi emas perdana pada kuartal I-2026. Proyek Tembaga Tujuh Bukit memasuki tahap studi kelayakan. MDKA mencatatkan pendapatan belum diaudit sebesar US$ 1,29 miliar, meski mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya akibat kontribusi yang lebih rendah dari sektor nikel dan tembaga.









