PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) telah mengambil langkah strategis yang signifikan dengan menandatangani Heads of Agreement (HoA) bersama Mubadala Energy, perusahaan migas terkemuka asal Uni Emirat Arab. Kesepakatan ini membuka jalan bagi rencana pembelian gas dari Blok Andaman, menandai babak baru dalam upaya penyediaan gas domestik yang krusial untuk memenuhi kebutuhan operasional pembangkit listrik di wilayah Sumatera Utara dan Aceh.
Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menegaskan bahwa kolaborasi ini bukan sekadar transaksi biasa, melainkan sebuah inisiatif vital untuk memperkuat portofolio pasokan gas nasional dan mendukung agenda transisi energi Indonesia. “Kerja sama ini menjadi bagian dari upaya kami untuk memastikan ketersediaan pasokan gas bagi sektor kelistrikan, sekaligus memperkokoh ketahanan energi nasional,” ujar Rakhmad, seperti dikutip dari keterangan tertulis pada Sabtu, 29 November 2025.
Potensi pasokan energi dari Blok Andaman sungguh menjanjikan. Cadangan gas di lapangan Tangkulo, yang terletak di wilayah South Andaman, diperkirakan mencapai lebih dari 2 triliun kaki kubik (TCF). Lokasi lapangan yang strategis, sekitar 65 kilometer lepas pantai utara Sumatra, menjadikannya sumber daya yang ideal untuk mendukung kebutuhan energi domestik di pulau tersebut.
Dari sisi Mubadala Energy, kesepakatan ini selaras dengan komitmen perusahaan dalam menyediakan solusi energi yang lebih bersih untuk Indonesia. President Director Mubadala Energy Indonesia, Abdulla Bu Ali, menjelaskan, “Kerja sama ini secara tegas memprioritaskan kebutuhan energi domestik dan secara aktif mendukung pengembangan proyek gas Tangkulo untuk manfaat jangka panjang.”
Pentingnya kerja sama ini turut diamini oleh Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, yang turut menyaksikan langsung penandatanganan HoA tersebut. Menurut Djoko, langkah ini merupakan tahapan vital dalam mempercepat pemanfaatan gas domestik, yang merupakan pilar utama dalam strategi energi nasional Indonesia.
Djoko menambahkan bahwa penandatanganan HoA ini akan menjadi fondasi awal untuk pembahasan lebih lanjut mengenai skema teknis dan komersial yang lebih rinci, sebelum kedua belah pihak masuk ke tahap kerja sama definitif. Jika proyek ini berhasil direalisasikan, gas dari lapangan Andaman diproyeksikan akan menjadi salah satu sumber energi utama yang akan menopang kebutuhan jangka panjang pembangkit listrik di Sumatera.
Percepatan pengembangan sumber energi domestik semakin mendesak mengingat proyeksi kebutuhan suplai energi Indonesia yang diperkirakan tumbuh rata-rata 5,3 persen per tahun hingga 2034. Pemerintah secara konsisten mendorong diversifikasi sumber energi untuk menjamin ketersediaan pasokan listrik yang stabil dan mendukung pencapaian target transisi energi nasional. “HoA ini menjadi momentum kunci bagi pengembangan proyek Tangkulo untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” pungkas Djoko.
Upaya masif ini menjadi semakin krusial mengingat tekanan finansial yang dihadapi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akibat pembengkakan subsidi listrik. Pemanfaatan sumber gas domestik dari Blok Andaman tidak hanya menjamin pasokan energi yang lebih mandiri dan berkelanjutan, tetapi juga berpotensi mengurangi beban subsidi, sehingga mendukung stabilitas ekonomi dan fiskal negara dalam jangka panjang.









