News Stream Pro – JAKARTA. Industri otomotif saat ini tengah menghadapi tantangan yang tidak ringan, mulai dari menurunnya daya beli masyarakat hingga perlambatan ekonomi, baik di tingkat domestik maupun global. Di tengah kondisi ini, bagaimana prospek investasi di saham-saham emiten otomotif?
Berikut adalah rekomendasi sejumlah saham emiten otomotif dari para analis yang bisa menjadi pertimbangan Anda.
1. PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA)
DRMA berencana untuk terjun dalam pengembangan Battery Energy Storage (BESS) untuk panel surya senilai Rp 2,6 triliun, bekerja sama dengan perusahaan asal China. Detail mengenai porsi kepemilikan DRMA dalam proyek ambisius ini masih belum diungkapkan.
Namun, jika DRMA berhasil mengamankan 20% kepemilikan dalam proyek tersebut, potensi pendapatan tambahan yang bisa diraih perseroan mencapai Rp 520 miliar, dengan EBIT (Laba Sebelum Bunga dan Pajak) sebesar Rp 104 miliar.
Sebelum membahas emiten selanjutnya, perlu diingat bahwa kinerja emiten lain juga patut diperhatikan. Contohnya, saham Sido Muncul (SIDO) yang terus mengalami pelemahan.
Rekomendasi untuk DRMA: Hold
Target Harga: Rp 1.000 per saham
Analis: Samuel Sekuritas Indonesia
2. PT Astra International Tbk. (ASII)
Astra International (ASII) diperkirakan akan mengalami penurunan arus kas operasional sebesar 16,4% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 37.349 miliar pada tahun 2025. Meskipun diproyeksikan pulih menjadi Rp 40.764 miliar pada tahun 2026, arus kas bebas diperkirakan tetap tertekan akibat tingginya belanja modal, yang diperkirakan mencapai Rp 55.353 miliar pada tahun 2025.
Kondisi ini berpotensi membatasi fleksibilitas dividen ASII dan meningkatkan ketergantungan perusahaan pada utang. Hal ini tercermin dari total liabilitas yang diproyeksikan meningkat menjadi Rp 210.424 miliar pada tahun 2026.
Rekomendasi: Hold
Target harga: Rp 4.900 per saham
Analis: Ajaib Sekuritas Asia
3. PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM)
Berbeda dengan ASII, PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) menunjukkan kinerja yang solid. SMSM secara konsisten mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba yang stabil. Sejak IPO pada tahun 1996, CAGR (tingkat pertumbuhan tahunan majemuk) pendapatan SMSM mencapai 14,7% dan CAGR laba bersih sebesar 15,8%, melampaui kinerja industri otomotif yang cenderung fluktuatif.
Dengan 90% pangsa pendapatan berasal dari pasar aftermarket, SMSM memiliki sumber pendapatan yang berkelanjutan. Kontribusi ekspor yang historis mencapai 60-70% memberikan keuntungan dari selisih nilai tukar mata uang asing dan diversifikasi pasar. Selain itu, kemitraan global yang kuat dan perjanjian distribusi eksklusif semakin memperkokoh posisi SMSM sebagai pemimpin di pasar utama.
Rekomendasi: Buy
Target harga: Rp 2.170 per saham
Analis: Sinarmas Sekuritas Indonesia
4. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)
Selain SMSM, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) juga dinilai memiliki prospek yang menarik. Bisnis suku cadang AUTO dianggap cukup stabil, terutama di tengah kondisi pelemahan daya beli kendaraan baru. Dalam situasi ini, konsumen cenderung memilih untuk merawat kendaraan yang sudah dimiliki daripada membeli kendaraan baru. Hal ini menjadi potensi pendorong kinerja AUTO sepanjang tahun 2025.
Namun, perlu diingat bahwa kondisi pelambatan ekonomi dapat membayangi emiten komponen otomotif secara umum, sehingga perlu kehati-hatian dalam berinvestasi.
Rekomendasi: Trading buy
Target harga: Rp 2.220 per saham
Analis: Kiwoom Sekuritas
Ringkasan
Industri otomotif sedang menghadapi tantangan penurunan daya beli dan perlambatan ekonomi. Di tengah kondisi ini, analis memberikan rekomendasi saham untuk beberapa emiten otomotif, yaitu DRMA, ASII, SMSM, dan AUTO, dengan mempertimbangkan kinerja dan prospek masing-masing perusahaan.
DRMA direkomendasikan Hold dengan target harga Rp 1.000, ASII direkomendasikan Hold dengan target harga Rp 4.900. SMSM direkomendasikan Buy dengan target harga Rp 2.170 karena kinerja yang stabil dan potensi pertumbuhan. Sementara itu, AUTO direkomendasikan Trading buy dengan target harga Rp 2.220, didukung oleh bisnis suku cadang yang stabil.








