HOUSTON. Harga minyak dunia menunjukkan tren positif pada penutupan perdagangan Kamis (5/12/2025) waktu AS. Optimisme pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga acuan oleh Federal Reserve (The Fed) menjadi pendorong utama penguatan ini. Di sisi lain, kebuntuan dalam perundingan damai antara Rusia dan Ukraina turut menahan harapan akan pulihnya pasokan minyak Rusia ke pasar global.
Brent ditutup pada level US$ 63,26 per barel, naik 59 sen atau 0,94%. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) menguat 72 sen atau 1,22% ke level US$59,67 per barel. Sentimen positif sempat mendorong kenaikan harga WTI lebih tinggi di awal sesi, bahkan sempat melampaui US$ 1 per barel. Kenaikan ini sejalan dengan penguatan bursa saham global yang merespons indikasi pelemahan pasar tenaga kerja AS, sebuah sinyal yang semakin memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
Melemahnya nilai dolar AS, yang mendekati hari kesepuluh berturut-turut, juga memberikan dukungan signifikan. Kondisi ini membuat harga minyak menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan permintaan.
Phil Flynn, seorang analis dari Price Futures Group, menyoroti bahwa potensi pemangkasan suku bunga The Fed menjadi faktor dominan yang menggerakkan dinamika pasar minyak saat ini. Selain itu, meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela menambah kekhawatiran tentang potensi gangguan pasokan minyak dari negara Amerika Latin tersebut. Rystad Energy bahkan menilai adanya peluang eskalasi militer yang semakin memperkeruh ketidakpastian pasokan global.
Di Eropa Timur, minimnya kemajuan dalam perundingan damai antara AS dan Rusia terkait konflik Ukraina juga berkontribusi pada penguatan harga minyak. Sebelumnya, harapan akan berakhirnya perang sempat menekan harga, karena pasar mengantisipasi kembalinya pasokan minyak Rusia ke pasar global.
Namun, situasi di lapangan justru semakin memanas. Ukraina kembali melancarkan serangan terhadap jaringan pipa minyak Druzhba di wilayah Tambov, Rusia. Pipa ini merupakan jalur vital yang menyalurkan minyak ke Hongaria dan Slovakia. Meskipun operator pipa memastikan bahwa aliran minyak tetap berjalan normal, serangan berulang ini mengindikasikan bahwa kampanye drone Ukraina kini lebih terarah dan berkelanjutan.
Laporan dari Kpler mengungkapkan bahwa serangan-serangan tersebut telah menekan kapasitas pengolahan kilang minyak Rusia. Pada periode September-November, kapasitas pengolahan turun menjadi sekitar 5 juta barel per hari, merosot 335.000 barel per hari dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Wall Street Menguat di Tengah Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
Para analis mengamati bahwa pasar terus mencermati dampak faktor politik dan peperangan terhadap suplai minyak global. Sementara itu, stok minyak yang relatif stabil dan surplus pasokan secara umum menjaga harga Brent berada dalam kisaran US$60–US$70 per barel.
Harga Emas Naik 3 Hari, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed Menguat
Dari Amerika Serikat, data yang dirilis oleh Energy Information Administration (EIA) menunjukkan peningkatan persediaan minyak mentah sebesar 574.000 barel, menjadi 427,5 juta barel pada pekan yang berakhir 28 November. Angka ini berlawanan dengan ekspektasi pasar yang memperkirakan adanya penurunan.
Fitch Ratings turut memberikan pandangannya dengan memangkas asumsi harga minyak untuk periode 2025–2027. Pemangkasan ini didasarkan pada proyeksi oversupply yang berpotensi berlanjut seiring dengan pertumbuhan produksi yang diperkirakan akan melampaui permintaan.
Harga Emas Spot Naik ke US$ 3.380,61 Selasa (5/8) Pagi, Ekspektasi Suku Bunga The Fed
Sebagai respons terhadap dinamika pasar, Saudi Arabia menurunkan harga jual resmi (OSP) Arab Light untuk pengiriman Januari ke Asia menjadi hanya US$0,60 per barel di atas rata-rata Oman/Dubai. Ini merupakan level terendah dalam lima tahun terakhir.
Di sisi lain, produksi minyak dan kondensat Kazakhstan mengalami penurunan sebesar 6% dalam dua hari pertama bulan Desember. Penurunan ini diakibatkan oleh serangan drone Ukraina terhadap fasilitas pemuatan Konsorsium Pipa Kaspia (CPC) di Laut Hitam.
Ringkasan
Harga minyak dunia naik dipicu optimisme pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dan kebuntuan perundingan damai Rusia-Ukraina. Sentimen positif didukung oleh melemahnya dolar AS dan kekhawatiran gangguan pasokan akibat ketegangan AS-Venezuela dan serangan Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia.
Meski demikian, stok minyak yang relatif stabil dan perkiraan oversupply di masa depan menahan laju kenaikan harga. Fitch Ratings memangkas asumsi harga minyak, sementara Saudi Arabia menurunkan harga jual resmi (OSP) ke Asia. Produksi minyak Kazakhstan juga mengalami penurunan akibat serangan drone Ukraina.








