News Stream Pro – , JAKARTA — Indeks saham pelat merah, yang dikenal sebagai IDX BUMN 20, diproyeksikan akan menunjukkan kinerja impresif dengan potensi penguatan hingga mencapai angka double digit pada tahun 2026. Proyeksi optimis ini membuka babak baru bagi minat investasi saham di sektor perusahaan milik negara.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX BUMN 20 telah mencatatkan pertumbuhan yang solid sebesar 7,83% secara year to date (YtD) hingga pengujung tahun 2025. Angka ini secara signifikan melampaui kinerja indeks-indeks unggulan lainnya, seperti LQ45 yang hanya menorehkan kenaikan 2,41% YtD, serta IDX 30 dengan pertumbuhan 3,25% sepanjang tahun berjalan. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa performa indeks saham pelat merah ini masih berada di bawah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melesat 22,13% dalam periode yang sama, menunjukkan potensi yang belum sepenuhnya tergali.
Nafan Aji Gusta Utama, Senior Market Analyst dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, meyakini bahwa indeks saham pelat merah memiliki peluang besar untuk terus bertumbuh pada 2026, bahkan dengan potensi peningkatan hingga digit ganda. Katalis utama yang akan mendorong penguatan ini adalah tren penurunan suku bunga acuan. Kebijakan ini dipercaya akan meningkatkan likuiditas di pasar, yang pada gilirannya akan memberikan keuntungan signifikan bagi sektor perbankan. Namun, Nafan juga mengingatkan para investor untuk senantiasa waspada terhadap risiko global, terutama volatilitas harga komoditas yang sangat dipengaruhi oleh dinamika ekonomi Tiongkok.
Selain tantangan eksternal, isu-isu domestik seperti transparansi dan potensi intervensi kebijakan pemerintah juga menjadi faktor krusial yang dapat memengaruhi penilaian investor terhadap kinerja BUMN. Nafan menegaskan, “Apabila kinerja bank-bank BUMN besar mulai membaik dan agenda hilirisasi terus diakselerasi, potensi kenaikan indeks di atas 10% masih terbuka.” Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa perbaikan internal dan dukungan kebijakan strategis pemerintah akan menjadi kunci utama dalam merealisasikan potensi pertumbuhan tersebut.
Dukungan pemerintah, seperti yang tercermin dari jejak injeksi modal Danantara pada tahun 2025, yang menyasar perusahaan-perusahaan besar seperti Garuda Indonesia (GIAA) hingga Krakatau Steel (KRAS), turut menjadi sentimen positif. Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam memperkuat fundamental dan daya saing perusahaan pelat merah, sebuah faktor yang esensial untuk meningkatkan kepercayaan investor dan mendukung penguatan indeks saham BUMN secara berkelanjutan.
Di sisi lain, Nafan juga mengulas bahwa terbatasnya pertumbuhan indeks BUMN yang masih berada di level single digit sebagian besar dipengaruhi oleh dominasi bobot perbankan pelat merah. Performa big four bank sempat berada di bawah ekspektasi pasar, yang sedikit menahan laju indeks secara keseluruhan. Kendati demikian, berbagai rangkaian aksi korporasi telah memainkan peran penting dalam mendorong penguatan IDX BUMN 20.
Salah satu pendorong sentimen positif yang signifikan adalah hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) beberapa bank BUMN. Perombakan pengurus, baik di jajaran komisaris maupun direksi, seperti yang terjadi pada Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI), diharapkan mampu mendorong eksekusi strategi bisnis yang lebih efektif, disiplin dalam belanja modal, serta peningkatan efisiensi operasional. Perubahan kepemimpinan ini seringkali diinterpretasikan sebagai sinyal positif bagi pasar, menunjukkan komitmen terhadap tata kelola perusahaan yang lebih baik.
Tidak hanya dari sektor perbankan, Nafan juga menyoroti bahwa sejumlah emiten pelat merah nonbank justru memperlihatkan tren teknikal yang sangat positif. Saham-saham seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS), PT Timah Tbk. (TINS), hingga PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) dinilai memiliki prospek yang relatif kuat. Diversifikasi potensi pertumbuhan ini memberikan optimisme lebih lanjut terhadap kinerja IDX BUMN 20 di masa mendatang, menjadikannya pilihan menarik bagi investor yang mencari peluang di pasar modal.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.









