JAKARTA – Kabar kolaborasi strategis antara PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC) dan PT Bisnis Bersama Berkah (Triple B) menggairahkan pasar modal. Meski detail kerja sama masih menjadi teka-teki, pengumuman ini memicu spekulasi dan optimisme di kalangan investor.
Menurut keterbukaan informasi yang disampaikan Corporate Secretary Raja Roti, Nurjihan Khairunisa, BRRC telah menunjuk Triple B Advisory sebagai lead advisor untuk rencana aksi korporasi ini. Manajemen BRRC belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai bentuk kolaborasi, termasuk kemungkinan Triple B menjadi pemegang saham pengendali baru. Yang pasti, Nurjihan meyakinkan bahwa aksi korporasi ini diperkirakan tidak akan memberikan dampak negatif yang material bagi perusahaan.
Sontak, pengumuman ini langsung berdampak positif pada pergerakan saham BRRC. Saat ini, harga saham BRRC berada di level Rp137 per saham, melonjak 69,14% dalam sebulan terakhir dan meroket 163% sepanjang enam bulan terakhir.
Menanggapi fenomena ini, Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada, menilai bahwa lonjakan minat terhadap saham BRRC lebih banyak didorong oleh spekulasi pasar. “Pergerakan saham BRRC yang menguat tampaknya merupakan respons spekulatif dari pelaku pasar atas adanya kesepakatan dengan Triple B. Meskipun belum ada kejelasan terkait kesepakatan bisnis apa yang akan dijalankan dan seperti apa tujuan akhirnya, karena ini masih tahap awal,” jelas Reza.
Sentimen positif ini semakin diperkuat oleh fakta bahwa Triple B saat ini juga tengah dalam proses rencana pengambilan saham di PT Multi Energy Jaya Abadi Tbk. (MEJA). Keaktifan Triple B dalam mengembangkan portofolio bisnisnya turut menjadi faktor yang memperkuat persepsi positif investor terhadap potensi kolaborasi dengan BRRC. “Karena Triple B juga sedang dalam rencana pengambilan saham MEJA, maka ketika Triple B dikabarkan akan berkolaborasi dengan BRRC hal tersebut langsung direspons positif oleh pasar,” imbuh Reza.
Di sisi lain, Raja Roti juga memiliki target ambisius untuk meningkatkan kinerja keuangannya. Emiten produsen tepung roti (breadcrumbs) ini menargetkan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp150 miliar pada 2025, seiring dengan rencana peningkatan kapasitas produksi.
Sebelumnya, Direktur Utama BRRC, Ari Sudarsono, menyampaikan bahwa perseroan menargetkan peningkatan pendapatan sekitar 56% pada 2025 menjadi Rp150 miliar, dibandingkan dengan capaian Rp96 miliar pada 2024. Peningkatan pendapatan ini diharapkan terjadi seiring dengan rencana peningkatan produksi. “Kami optimistis penjualan naik pada 2025 karena seturut tren permintaan frozen food ikan dan ayam yang membutuhkan tepung roti,” ujar Ari. Ekspansi ini juga didukung dengan penambahan pabrik baru.
Sebagai informasi tambahan, berdasarkan laporan keuangan per akhir semester I/2025, BRRC membukukan penjualan Rp54,66 miliar dengan laba bersih Rp647,8 juta. Total aset mencapai Rp113,71 miliar, liabilitas Rp34,83 miliar, dan ekuitas Rp78,87 miliar.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Ringkasan
PT Raja Roti Cemerlang Tbk. (BRRC) menunjuk PT Bisnis Bersama Berkah (Triple B) sebagai lead advisor untuk rencana aksi korporasi yang detailnya belum diumumkan. Pengumuman ini menyebabkan harga saham BRRC melonjak signifikan dalam sebulan terakhir, meskipun detail kolaborasi masih belum jelas. Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada, menilai lonjakan minat saham BRRC lebih didorong spekulasi pasar karena belum ada kejelasan terkait kesepakatan bisnis yang akan dijalankan.
Selain kolaborasi dengan BRRC, Triple B juga tengah dalam proses pengambilan saham di PT Multi Energy Jaya Abadi Tbk. (MEJA), memperkuat persepsi positif investor. Raja Roti sendiri menargetkan pertumbuhan pendapatan menjadi Rp150 miliar pada 2025, seiring dengan rencana peningkatan kapasitas produksi dan didukung dengan penambahan pabrik baru. Pada semester I/2025, BRRC membukukan penjualan Rp54,66 miliar dengan laba bersih Rp647,8 juta.








