JAKARTA – News Stream Pro – Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan memprioritaskan stabilitas nilai tukar rupiah dalam pengambilan kebijakan moneter ke depan. Meskipun demikian, peluang untuk kembali menurunkan suku bunga acuan masih terbuka lebar.
Sebagai informasi, berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) November 2025, BI kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 4,75%. Keputusan ini diambil untuk kedua kalinya secara berturut-turut setelah sebelumnya BI telah memangkas suku bunga acuan sebesar 150 basis poin atau 1,5% sejak September 2024.
Ekonom dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Hosianna Evalita Situmorang, berpendapat bahwa arah kebijakan BI ke depan akan lebih difokuskan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Sentimen ini juga tercermin dari pergerakan nilai tukar rupiah. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini (19/11) Menguat Setelah BI Rate Ditahan 4,75%.
“Dengan tingkat ketidakpastian yang semakin tinggi dan memengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, BI diperkirakan akan memprioritaskan stabilitas nilai tukar rupiah dalam jangka pendek. Namun, BI masih melihat adanya ruang untuk menurunkan suku bunga guna mendorong pertumbuhan ekonomi, asalkan stabilitas nilai tukar dan inflasi tetap terkendali,” jelas Hosianna dalam keterangan tertulisnya, Rabu (19/11/2025).
Hosianna juga menyoroti penguatan koordinasi makroprudensial antara otoritas moneter dan otoritas fiskal, dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu), yang ditunjukkan dengan kehadiran Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas A. Djiwandono pada RDG bulan ini.
Kehadiran Wamenkeu ini selaras dengan aturan yang tertuang dalam Undang-Undang (UU) tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan sejalan dengan proyeksi sebelumnya. BI Kembali Pertahankan Suku Bunga BI Rate di Level 4,75%!
Di sisi lain, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA, David Sumual, melihat bahwa masih ada peluang penurunan suku bunga pada Desember 2025, terutama jika probabilitas penurunan Fed Fund Rate oleh bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), meningkat.
“Masih ada peluang jika probabilitas penurunan suku bunga The Fed di Desember meningkat. Sejauh ini, berdasarkan future market Fed Rate, probabilitas penurunan suku bunga Fed saat ini turun ke bawah 50% dari sebelumnya di atas 90% di awal November,” ujar David kepada Bisnis.
Keputusan BI untuk mempertahankan kebijakan suku bunga acuan pada November 2025 di level 4,75% sesuai dengan konsensus perkiraan ekonom. Suku bunga deposito juga ditahan di level 3,75%, dan suku bunga peminjaman di 5,5%. Proyeksi BI Rate November 2025: Suku Bunga Tetap 4,75% demi Jaga Stabilitas.
Kebijakan BI dalam dua bulan terakhir 2025 ini bertujuan untuk mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah. Upaya bank sentral dalam menjaga stabilitas pasar tidak hanya dilakukan melalui suku bunga, tetapi juga melalui mekanisme spot, DNDF, dan NDF.
Selain itu, BI juga memperkuat instrumen spot dan swap dalam denominasi yuan dan yen guna meningkatkan local currency transaction (LCT). Langkah ini sejalan dengan transaksi LCT Indonesia dengan China yang kini sudah mencapai US$1 miliar per bulan, serta dengan Jepang, yang keduanya merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.
Di dalam negeri, BI semakin aktif membeli surat berharga negara (SBN) pemerintah sebagai salah satu mekanisme pembiayaan SBN. Hingga 17 November, total pembelian SBN mencapai Rp289,9 triliun, dengan mayoritas melalui debt switching dengan pemerintah senilai Rp212,6 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG November 2025 menyampaikan bahwa keputusan suku bunga ini sejalan dengan perkiraan inflasi 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5±1%, serta upaya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian global, dan memperkuat pertumbuhan ekonomi.
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah,” jelasnya.
Ringkasan
Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan memprioritaskan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam pengambilan kebijakan moneter. Meskipun demikian, peluang untuk menurunkan suku bunga acuan tetap terbuka guna mendorong pertumbuhan ekonomi, asalkan stabilitas nilai tukar dan inflasi tetap terkendali. Keputusan mempertahankan BI Rate di level 4,75% pada November 2025 sejalan dengan upaya menjaga stabilitas pasar melalui berbagai mekanisme, termasuk intervensi spot, DNDF, dan NDF.
Selain menjaga stabilitas nilai tukar, BI juga aktif membeli Surat Berharga Negara (SBN) dan memperkuat transaksi mata uang lokal (LCT) dengan mitra dagang seperti China dan Jepang. Ekonom melihat adanya peluang penurunan suku bunga pada Desember 2025 jika Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga, namun probabilitas penurunan suku bunga The Fed saat ini masih belum pasti. Koordinasi makroprudensial antara BI dan pemerintah juga diperkuat untuk mendukung kebijakan ekonomi.








