News Stream Pro JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk melantai di bursa saham melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). Langkah ini diharapkan dapat memperkuat permodalan dan meningkatkan daya saing BPD di era kompetisi yang semakin ketat.
Namun, PT Bank Nagari memiliki pandangan yang berbeda. Direktur Utama Bank Nagari, Gusti Candra, mengungkapkan bahwa pihaknya belum berencana untuk melaksanakan IPO hingga tahun 2027. “Sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2025 – 2027, Bank Nagari belum ada agenda untuk melakukan IPO,” jelas Gusti Candra kepada Kontan, Jumat (17/10/2025).
Gusti Candra menambahkan, saat ini Bank Nagari fokus pada pemenuhan persyaratan permodalan yang ditetapkan oleh OJK untuk Bank KBMI 1, yaitu minimal sebesar Rp 3 Triliun. Hal ini sejalan dengan rencana pertumbuhan bisnis yang telah ditetapkan dalam RBB.
Per September 2025, modal inti Bank Nagari tercatat sebesar Rp 3,861 triliun dengan nilai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) mencapai 22,23%. “Dari sisi permodalan, Bank Nagari telah melampaui ketentuan yang ditetapkan oleh regulator,” tegas Gusti. Saat ini, kepemilikan saham Bank Nagari didominasi oleh Pemerintah Provinsi serta Pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Sumatra Barat.
Meskipun demikian, bukan berarti IPO tertutup sepenuhnya bagi Bank Nagari di masa depan. Gusti Candra menyatakan bahwa rencana IPO tetap menjadi bahasan antara pengurus bank dengan para pemilik modal. Oleh karena itu, kemungkinan Bank Nagari untuk melantai di bursa saham tetap terbuka.
Alih-alih fokus pada persiapan IPO, Bank Nagari saat ini lebih memprioritaskan peningkatan dan akselerasi pertumbuhan bisnis kredit dan pembiayaan. Hal ini dilakukan di tengah tantangan perekonomian yang masih belum stabil, dengan tujuan mengejar target pertumbuhan yang mengalami perlambatan pada semester I-2025. Bank Nagari juga berupaya memperbaiki kualitas kredit dan pembiayaan untuk meningkatkan pendapatan bank dan pemulihan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).
Selain itu, Bank Nagari gencar melakukan kegiatan promosi dalam rangka penghimpunan dana murah (CASA). Strategi ini diimplementasikan melalui pengembangan dan peningkatan layanan bank melalui produk digitalisasi Bank Nagari Super Apps Ollin by Nagari, serta layanan produk digital unggulan lainnya. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan memberikan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi.
Sebagai informasi tambahan, Bank DKI sebelumnya telah membagikan dividen sebesar Rp249 miliar dan RUPST juga menyetujui rencana IPO. Namun, hingga saat ini, OJK belum menerima pengajuan resmi terkait rencana IPO Bank DKI tersebut. Sementara itu, di kancah global, Virgin Australia juga berencana kembali ke pasar saham dan menargetkan dana IPO hingga US$ 442,8 juta.
Ringkasan
Bank Nagari menunda rencana IPO hingga tahun 2027 karena fokus pada pemenuhan persyaratan modal inti minimum yang ditetapkan OJK sebesar Rp 3 triliun. Saat ini, modal inti Bank Nagari telah mencapai Rp 3,861 triliun, sehingga telah melampaui ketentuan regulator. Kepemilikan saham didominasi oleh Pemerintah Provinsi serta Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat.
Alih-alih IPO, Bank Nagari lebih memprioritaskan peningkatan pertumbuhan bisnis kredit dan pembiayaan, perbaikan kualitas kredit, dan penghimpunan dana murah (CASA). Strategi ini diwujudkan melalui pengembangan layanan digital, termasuk aplikasi Ollin by Nagari, untuk meningkatkan efisiensi dan kemudahan bagi nasabah. Rencana IPO tetap menjadi bahasan, sehingga kemungkinan melantai di bursa saham masih terbuka di masa depan.








