GUBERNUR Jakarta, Pramono Anung Wibowo, kembali menyalurkan bantuan pemutihan ijazah sebagai bagian dari program unggulan Pemerintah Provinsi Jakarta di bawah kepemimpinannya. Program yang digagas oleh politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini bertujuan untuk membantu warga Jakarta yang memiliki kendala dalam menebus ijazah mereka.
Kali ini, bantuan diserahkan kepada ribuan peserta didik dengan total nilai mencapai Rp 4,13 miliar. Acara serah terima bantuan berlangsung di SMP Strada Santo Fransiskus Xaverius 1, Koja, Jakarta Utara.
“Hari ini, saya merasa sangat bersyukur dan bahagia dapat menyerahkan bantuan pemutihan ijazah kepada 1.238 penerima, yang jika diuangkan berjumlah lebih dari Rp 4,1 miliar,” ujar Pramono dalam keterangan tertulisnya pada Jumat, 3 Oktober 2025.
Pramono berharap bantuan ini dapat meningkatkan kesejahteraan penerima manfaat dan keluarga mereka. Ia menekankan bahwa kepemilikan ijazah dapat menjadi kunci untuk membuka peluang kerja yang lebih baik atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
“Mudah-mudahan, bantuan pemutihan ijazah ini akan memberikan manfaat bagi saudara dan keluarga di masa depan, tidak hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk jangka panjang,” imbuhnya.
Sejak menjabat sebagai Gubernur Jakarta pada Februari 2025, Pramono telah menyalurkan bantuan pemutihan ijazah kepada 3.297 penerima manfaat. Program ini didanai melalui kerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas Bazis) DKI Jakarta dengan total anggaran mencapai sekitar Rp 12 miliar.
Di tahun 2025, Pramono menargetkan pemerintah dapat menyerahkan total 6.652 bantuan pemutihan ijazah. Melihat antusiasme dan kebutuhan masyarakat, program ini direncanakan akan terus berlanjut hingga tahun 2026, asalkan masih ada warga yang membutuhkan.
Selain program pemutihan ijazah, Pemerintah Provinsi Jakarta juga aktif menyalurkan bantuan pendidikan lainnya, seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang diberikan kepada 707.513 siswa dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) kepada 16.979 mahasiswa. Bahkan, Pramono mewacanakan untuk memperluas cakupan beasiswa KJMU hingga jenjang pendidikan S2 dan S3.
“Untuk memutus rantai kemiskinan dalam keluarga, penting bagi seorang anak untuk memiliki kesempatan memperoleh pendidikan setinggi mungkin,” tegas Pramono.
Kepala Dinas Pendidikan Jakarta, Nahdiana, menambahkan bahwa bantuan pemutihan ijazah kali ini sebagian besar diberikan kepada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Rinciannya, bantuan diberikan kepada 45 siswa SD, 266 siswa SMP, 147 siswa SMA, 759 siswa SMK, dan 21 peserta didik Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). “Program ini diharapkan dapat membuka kesempatan kerja yang lebih luas bagi para penerima manfaat,” jelas Nahdiana.
Program pemutihan ijazah ini menjadi angin segar bagi warga Jakarta yang terkendala biaya. Di sisi lain, Gubernur Pramono Anung Wibowo juga menghadapi tantangan lain, salah satunya adalah usulan mengenai ruang merokok di dalam gedung yang menuai penolakan dari Koalisi Smoke-Free. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan Pramono di Jakarta diwarnai dengan berbagai kebijakan yang pro-rakyat namun juga tidak lepas dari kontroversi.
Ringkasan
Gubernur Jakarta, Pramono Anung Wibowo, menyerahkan bantuan pemutihan ijazah kepada 1.238 peserta didik, khususnya lulusan SMK, dengan total nilai Rp 4,13 miliar. Program ini bertujuan membantu warga Jakarta yang terkendala biaya menebus ijazah, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan membuka peluang kerja. Sejak menjabat, Pramono telah menyalurkan bantuan kepada 3.297 penerima melalui kerjasama dengan Baznas Bazis DKI Jakarta.
Pemerintah Provinsi Jakarta menargetkan 6.652 bantuan pemutihan ijazah di tahun 2025 dan berencana melanjutkannya hingga 2026 jika masih dibutuhkan. Selain itu, Pemprov juga aktif menyalurkan bantuan pendidikan lain seperti KJP dan KJMU, bahkan mewacanakan perluasan beasiswa KJMU hingga S2 dan S3. Pramono menekankan pentingnya pendidikan untuk memutus rantai kemiskinan.
