JAKARTA – Kasus penculikan anak yang marak belakangan ini mendorong Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Abdul Mu’ti, untuk mengeluarkan imbauan penting. Ia meminta seluruh satuan pendidikan untuk memperketat pengawasan terhadap kegiatan antar-jemput siswa di lingkungan sekolah. Perhatian khusus terhadap pengasuhan anak, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah, menjadi kunci pencegahan.
“Terutama pada jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sekolah dasar (SD) kelas awal, yang seringkali menggunakan layanan antar-jemput. Sekolah perlu membuat aturan yang jelas untuk memastikan bahwa pihak yang mengantar dan menjemput adalah benar-benar anggota keluarga siswa,” tegas Abdul Mu’ti usai membuka Rapat Koordinasi Kepala Daerah Revitalisasi Satuan Pendidikan Digitalisasi Pembelajaran Tahun Anggaran 2026 di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis sore.
Mendikbudristek bahkan menyarankan agar pihak sekolah memiliki data lengkap mengenai identitas pengantar dan penjemput setiap murid. Langkah ini dinilai krusial untuk meminimalisir potensi penculikan anak di lingkungan sekolah. Dengan informasi yang akurat, sekolah dapat lebih waspada dan melakukan verifikasi terhadap orang asing yang berada di area sekolah.
Selain imbauan kepada sekolah, Abdul Mu’ti juga menekankan pentingnya peran serta masyarakat. Ia mendorong setiap rukun tetangga (RT) untuk mengaktifkan sistem pengawasan dan penjagaan terhadap anak-anak yang bermain di ruang publik, terutama mereka yang bermain tanpa pendampingan orang dewasa atau asisten rumah tangga (ART).
Penguatan budaya kewargaan menjadi solusi yang ditawarkan. Menurutnya, dengan menumbuhkan rasa kepedulian dan tanggung jawab bersama, lingkungan RT dapat menjadi garda terdepan dalam melindungi anak-anak. “Kita perkuat budaya kewargaan, di mana kita semua saling menjaga. Walaupun bukan anak kita sendiri, tapi mereka adalah tetangga kita, keluarga kita yang harus kita jaga bersama-sama,” imbuhnya. Konsep ini, yang sering disebut dengan istilah asing “neighborhood,” menekankan pentingnya solidaritas dan kepedulian antar warga.
Imbauan ini muncul seiring dengan keberhasilan Polrestabes Makassar dalam menyelamatkan seorang anak perempuan berusia 4 tahun bernama Bilqis yang diculik di Taman Pakui, Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (2/11). Upaya penyelamatan membawa tim kepolisian hingga ke wilayah Suku Anak Dalam (SAD) Mentawak, Kabupaten Merangin, Jambi.
“Alhamdulillah, tim Jatanras Polrestabes Makassar bersama Unit Reskrim Polsek Panakukang setelah melakukan penyelidikan, anak balita yang diculik telah ditemukan tadi malam, dan bisa kembali ke Makassar hari ini,” ujar Kapolrestabes Makassar, Arya Perdana, kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (9/11).
Sejalan dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) Pemkot Makassar, Ita Isdiana Anwar, turut mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dan menjaga anak-anak mereka dalam kondisi apapun. Pengawasan ketat di tempat keramaian maupun tempat bermain menjadi sangat penting untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. “Kami mengimbau orang tua agar lebih menjaga lagi anak-anaknya. Karena, jika tidak menjaga dengan baik anaknya, kasus seperti inilah yang terjadi,” tegasnya. Kasus penculikan Bilqis menjadi pengingat bagi semua pihak tentang pentingnya kewaspadaan dan kerjasama dalam melindungi anak-anak dari ancaman kejahatan.
Ringkasan
Mendikbudristek mengimbau satuan pendidikan untuk memperketat pengawasan kegiatan antar-jemput siswa, terutama di PAUD dan SD kelas awal, guna mencegah penculikan anak. Sekolah diminta memiliki data lengkap identitas pengantar dan penjemput untuk meminimalisir potensi kejahatan di lingkungan sekolah.
Selain itu, Mendikbudristek menekankan pentingnya peran serta masyarakat, khususnya RT, dalam mengawasi anak-anak yang bermain di ruang publik tanpa pendampingan. Penguatan budaya kewargaan dan solidaritas antar warga diharapkan menjadi garda terdepan dalam melindungi anak-anak, seiring dengan kasus penculikan anak yang berhasil diungkap di Makassar.









