KEPALA Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Eddy Hartono mengatakan siswa pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta mengakses grup bernama Tru Crime Community. Eddy mengatakan, grup itu menjadi salah satu sumber inspirasi pelaku dalam melakukan tindakannya.
“Kalau di yang SMA 72 diketahui Densus juga mengakses kepada grupnya namanya TCC, True Crime Community. Jadi dia bisa meniru ide perilaku apa yang terjadi,” kata Eddy di Gedung Bareskrim Polri, Selasa, 18 November 2025.
Eddy mengatakan, pelaku ledakan di sekolah itu tidak terafiliasi dengan jaringan terorisme. Siswa kelas XII itu mendapat inspirasi dari berbagai sumber di internet. Polda Metro Jaya kini telah menetapkan siswa berinisial F itu sebagai anak berkonflik dengan hukum (ABH).
F hingga saat ini masih terbaring di rumah sakit. “Sampai kemarin, ABH baru saja selesai menggunakan selang makan dan hingga pagi tadi kondisinya masih belum memungkinkan untuk memberikan keterangan,” kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Wadirreskrimum) Ajun Komisaris Besar Putu Kholis Aryana dalam konferensi pers di Markas Polda Metro Jaya, Selasa, 18 November 2025.
Putu mengatakan polisi telah menyiapkan langkah-langkah permintaan keterangan terhadap ABH di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, dengan estimasi waktu 17–21 November 2025. Polisi bekerja sama dengan Balai Pemasyarakatan, Detasemen Khusus Antiteror atau Densus 88, tim dokter, dan pihak terkait lainnya.
Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya bersama para pendamping, termasuk psikolog, juga telah menemui tim dokter yang menangani ABH di ruang rawat inap RS Polri. Mereka menemukan ABH masih belum pulih sepenuhnya sehingga belum dapat dimintai keterangan.
Annisa Febiola dan Nabiila Azzahra berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Latar Belakang Ledakan di SMAN 72 Jakarta









