POLRES Jakarta Pusat mengungkap perkembangan signifikan terkait insiden keributan yang berujung pada aksi penembakan di sebuah lahan kosong di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Peristiwa tragis ini diduga kuat bermula dari cekcok antar dua kelompok yang memanas pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Roby Saputra, menjelaskan kronologi awal bahwa memang terjadi perselisihan sengit antara dua kubu di lokasi kejadian. “Betul, keributan kelompok lawan kelompok,” tegas Roby. Ia juga memastikan bahwa insiden ini berujung pada penembakan. Meskipun demikian, Roby secara spesifik membantah adanya aksi pengeroyokan dalam kejadian tersebut, menekankan bahwa luka yang dialami korban diduga merupakan luka tembak di bagian punggung.
Saat ini, pihak kepolisian masih gencar memburu pelaku penembakan dan mendalami lebih jauh pemicu keributan yang berpotensi menimbulkan banyak korban. Untuk mengungkap kasus ini, Polres Jakarta Pusat telah melakukan pemeriksaan terhadap total 40 orang saksi. Dari lokasi kejadian, polisi juga berhasil menyita sejumlah barang bukti penting, termasuk sebuah senapan angin, tiga alat pukul, serta dua puluh senjata tajam yang mengindikasikan tingkat kekerasan dalam insiden tersebut.
Pantauan di lokasi oleh Tempo memperlihatkan lahan tempat terjadinya penembakan telah dipasangi garis polisi sebagai area steril. Terlihat pula mobil dari tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Mabes Polri yang masih beroperasi di lokasi hingga sore hari, menandakan intensitas proses olah tempat kejadian perkara (TKP).
Namun, informasi yang disampaikan Kapolres Jakarta Pusat, Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro, memberikan dimensi lain pada kasus ini. Sebelumnya, Susatyo mengungkapkan adanya dugaan bahwa selain penembakan, korban berinisial WA juga mengalami pengeroyokan dan penganiayaan. Ia merinci bahwa insiden terjadi pada pagi hari sekitar pukul 07.28 WIB, namun petugas baru tiba di lokasi pada pukul 09.47 WIB, saat situasi sudah kondusif dan korban telah dievakuasi untuk penanganan medis.
Susatyo menambahkan, dalam pemeriksaan awal, belum ada saksi yang mampu memberikan keterangan jelas mengenai kronologi kejadian maupun identitas pasti pelaku. Oleh karena itu, polisi terus melakukan pendalaman intensif dan olah TKP lanjutan. Penyidik juga masih mengumpulkan barang bukti tambahan serta meninjau rekaman CCTV di sekitar lokasi untuk mendapatkan petunjuk. “Kami sedang mengidentifikasi pelaku serta menelusuri apakah kasus ini terkait konflik pribadi atau motif lain yang lebih luas,” pungkas Susatyo, menunjukkan kompleksitas penyelidikan.
Peristiwa ini kembali menyoroti dinamika sosial di kawasan Tanah Abang, sebuah area yang secara historis dikenal dengan berbagai gejolak dan perebutan pengaruh. Kejadian seperti ini mengingatkan publik akan pentingnya penegakan hukum untuk menjaga ketertiban di tengah masyarakat yang beragam.
Annisa Febiola ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini









