Pengadilan Tunda Sidang Pleidoi Terdakwa TPPU Judi Online, Kuasa Hukum Minta Waktu Tambahan
Sidang pembacaan pleidoi atau nota pembelaan Firman Hertanto alias Aseng, terdakwa kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) hasil judi online, ditunda. Penundaan ini diajukan oleh kuasa hukum terdakwa yang meminta waktu tambahan selama satu minggu untuk mempersiapkan pembelaan.
“Mohon izin yang mulia, kami meminta waktu seminggu lagi,” ujar kuasa hukum dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Senin, 27 Oktober 2025.
Permintaan tersebut dikabulkan oleh hakim. Sidang pledoi kemudian dijadwalkan ulang pada 3 November 2025. “Jadi tanggal 3 November ya. Belum siap pembelaannya,” kata hakim menegaskan.
Firman Hertanto, yang dikenal sebagai pemilik Hotel Aruss di Semarang, sebelumnya didakwa melanggar Pasal 2 ayat (1) huruf t Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU, sesuai dengan dakwaan alternatif ketiga. Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntutnya dengan pidana penjara selama dua tahun, dikurangi masa tahanan yang telah dijalani, serta denda sebesar Rp 1 miliar. Jika denda tersebut tidak dibayar, maka akan diganti dengan pidana kurungan selama empat bulan.
Dalam pertimbangannya, JPU mengungkapkan beberapa hal yang memberatkan tuntutan terhadap Firman, di antaranya karena terdakwa tidak mengakui perbuatannya dan dinilai tidak mendukung program pemerintah dalam memberantas perjudian.
Namun, ada pula hal-hal yang meringankan, seperti Firman yang belum pernah dihukum sebelumnya dan bersikap sopan selama persidangan. “Terdakwa sudah berusia lanjut dan sedang sakit,” ungkap jaksa.
Kasus ini bermula dari terungkapnya aliran dana judi online sebesar Rp 402,8 miliar yang diterima oleh Firman Hertanto. Fakta ini terungkap dalam persidangan yang digelar pada Selasa, 6 Mei 2025.
Dana haram tersebut diterima Firman melalui rekening penampung judi online dengan domain AGEN138, DAFABET, atau Judi Bola sejak tahun 2020 hingga 2022. Aliran dana ini masuk ke dua rekening atas nama Firman Hertanto.
“Pada rekening Bank BCA Nomor 0693046855 atas nama Firman Hertanto menerima sebesar Rp 356.144.204.185. Pada Rekening Bank BCA Nomor Rekening 0090033891 atas nama Firman Hertanto menerima sebesar Rp 46.731.539.671,” jelas jaksa saat membacakan surat dakwaan.
Jaksa menjelaskan bahwa Firman Hertanto secara bertahap menerima uang hasil pencairan cek judi online yang disetorkan oleh Gandi Putra Tan dan Andi Saputra ke dua rekening miliknya. Sebagian dari total uang tersebut, yakni sebesar Rp 100 miliar, kemudian ditransfer ke rekening Bank BCA atas nama PT Arta Jaya Putra, di mana Firman menjabat sebagai Komisaris Utama dan putranya, Rico Hertanto, sebagai Direktur.
Seperti yang terungkap dalam persidangan sebelumnya, modus pencucian uang judi online yang dilakukan Firman Hertanto melibatkan penerimaan dan pengalihan dana ke berbagai rekening perusahaan miliknya. Hal ini dilakukan untuk menyamarkan asal-usul dana haram tersebut.
Amelia Rahima Sari berkontribusi dalam artikel ini
Ringkasan
Sidang pembacaan pleidoi Firman Hertanto, terdakwa kasus TPPU judi online, ditunda karena kuasa hukum meminta waktu tambahan satu minggu untuk mempersiapkan pembelaan. Hakim mengabulkan permintaan tersebut dan menjadwalkan ulang sidang pada 3 November 2025.
Firman Hertanto didakwa melanggar Undang-Undang TPPU dan dituntut pidana penjara dua tahun serta denda Rp 1 miliar. Jaksa mengungkapkan hal yang memberatkan adalah terdakwa tidak mengakui perbuatannya dan tidak mendukung program pemerintah memberantas perjudian. Kasus ini bermula dari terungkapnya aliran dana judi online sebesar Rp 402,8 miliar yang diterima Firman melalui rekening penampung judi online.
