Sidang lanjutan kasus hukum yang menjerat ikon rap Sean ‘Diddy’ Combs terus bergulir di New York, AS, memasuki pekan ketiga. Serangkaian saksi dihadirkan, mengungkap detail mengejutkan, termasuk pengakuan mantan asisten yang mengaku berulang kali diperkosa oleh sang mogul.
Peringatan: Artikel ini mengandung detail yang mungkin membuat beberapa pembaca merasa terganggu.
Dengan berlinang air mata, perempuan yang menggunakan nama samaran “Mia” menceritakan pengalaman traumatisnya selama delapan tahun bekerja untuk Diddy, pada sidang Kamis (29/05) lalu. Selain kekerasan seksual, Mia juga mengungkapkan ketakutannya akan temperamen Diddy yang mudah meledak jika ia melakukan kesalahan.
Dari kursi terdakwa, Diddy terlihat tenang, melipat tangan sambil mengamati kesaksian Mia yang mengaku khawatir akan adanya pembalasan karena telah melaporkan dugaan kekerasan tersebut. Pria berusia 55 tahun itu sendiri telah menyangkal semua tuduhan federal yang meliputi persekongkolan, pemerasan, perdagangan seks, serta kegiatan prostitusi. Mia menjadi saksi kedua yang memberikan kesaksian pada hari itu.
Sebelumnya, Cassie Ventura, penyanyi yang juga mantan kekasih Diddy, memberikan kesaksian yang memberatkan. Ia mengaku bahwa Diddy sangat mengendalikan hidupnya, dan perilakunya semakin lama semakin kasar. “[Diddy] memukul kepala saya, menyeret saya, lalu menendang saya,” ungkap Ventura. Kesaksian Ventura diperkuat oleh Dento Nash, seorang penata gaya yang pernah bekerja untuk Diddy.
Pada Rabu (28/05), Nash bersaksi bahwa dirinya pernah melihat Diddy menyerang Ventura dengan brutal, hingga menyebabkan luka yang memerlukan jahitan di dahinya. Lebih lanjut, Nash juga mengungkapkan bahwa Diddy mengancam akan menyebarkan rekaman seks Ventura dalam pesta narkoba yang dikenal dengan istilah *“freak-offs”* dengan pekerja seks pria.
Mia, Ventura, dan Nash dijadwalkan untuk kembali memberikan kesaksian pada pekan ini. Selain mereka, saksi-saksi lain juga direncanakan untuk memberikan pernyataan di ruang sidang. Tim hukum Diddy akan memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan kepada para saksi dan memberikan tanggapan terhadap klaim yang dilayangkan.
Lalu, apa saja yang terungkap dalam kesaksian para saksi di pengadilan, dan apa saja fakta yang telah terkuak sejauh ini dalam kasus yang menggemparkan ini?
Pengakuan Mengejutkan Mantan Asisten Diddy
Mia mengaku mulai bekerja sebagai asisten pribadi untuk mogul musik itu pada tahun 2009. Tugasnya adalah untuk selalu berada dalam jangkauan pandang Diddy, mengantisipasi setiap kebutuhan dan perubahan suasana hatinya yang ekstrem. Ia seringkali harus tinggal di kediaman Diddy dan tidak diperbolehkan mengunci pintu atau pergi tanpa izin.
Selama masa kerjanya, Mia mengaku sering menjadi sasaran kekerasan fisik Diddy, termasuk dilempari mangkuk spageti dan komputer. “Bahkan untuk urusan roti lapis saja saya tidak bisa bilang tidak,” ujar Mia dengan suara bergetar. Mangkuk spageti itu nyaris mengenai kepalanya, sementara insiden pelemparan komputer terjadi setelah Mia memberitahukan bahwa koneksi internet sedang diperbaiki. Ia juga bersaksi mengenai beberapa kejadian dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Diddy. Dalam satu insiden, Mia terbangun dan mendapati Diddy mencoba memperkosanya.
Kesaksian Tentang Kekerasan Diddy Terhadap Cassie Ventura
Mia, yang dekat dengan Cassie Ventura, juga membeberkan dugaan kekerasan yang dialami oleh mantan kekasih Diddy tersebut. Ia menceritakan bagaimana Ventura pernah lari ke kamarnya sambil berteriak bahwa Diddy akan membunuhnya, saat mereka sedang berlibur bersama. Pada liburan lain, Mia mengklaim bahwa dirinya dan Ventura sempat mencoba melarikan diri dari Diddy dengan menggunakan papan dayung di tengah laut.
Mia juga mengenang sebuah malam di tahun 2013 ketika Diddy menggedor pintu kamar Ventura di Los Angeles dan menyerangnya. Mia mengaku tidak berani melaporkan kekerasan Diddy terhadap Ventura karena ia yakin sang ikon rap itu memiliki pengaruh besar di institusi kepolisian. Selain itu, Mia juga merasa takut akan kekuatan dan pengaruh Diddy. “Saya paham betapa berkuasanya dia,” tuturnya. “Saya merasakan betul kendalinya atas saya, dan saya tidak mau kehilangan semua yang telah saya raih dengan susah payah.”
Namun, bukan hanya Mia yang bersaksi mengenai kekerasan yang dilakukan Diddy terhadap Ventura. Dento Nash, penata gaya yang pernah bekerja untuk Diddy dan Ventura, juga mengaku menjadi saksi mata langsung kekerasan tersebut.
Nash mengungkapkan bahwa Diddy seringkali memanggil Ventura dengan sebutan kasar seperti “jalang”. Dalam sebuah insiden, Nash menggambarkan bagaimana Diddy tiba-tiba muncul di apartemen Ventura saat ia sedang tidur. Diddy disebut membentak, menjambak rambut Ventura, dan memukulinya hingga kepalanya terbentur bingkai tempat tidur dan berdarah parah. Menurut Nash, dirinya dan Mia berusaha menghentikan aksi tersebut.
Nash mengaku hendak menghubungi layanan darurat, tetapi Diddy melarangnya dan mengatakan bahwa Ventura akan dibawa ke ahli bedah plastik. Keesokan harinya, Nash melihat wajah Ventura melalui panggilan video dengan jahitan di alisnya. Selain kekerasan fisik, Nash juga bersaksi bahwa Diddy sempat mengancam akan menyebarkan video seks Ventura dalam pesta narkoba dengan pekerja seks pria. Ventura sendiri, menurut Nash, bercerita kepadanya bahwa dia tidak ingin ikut serta dalam pesta seks tersebut.
Saksi-Saksi Lain yang Telah Angkat Bicara
Pada Selasa (27/05), Capricorn Clark, mantan karyawan Diddy selama lebih dari satu dekade, memberikan kesaksian yang mengejutkan. Ia menyebut bahwa bintang hip-hop itu pernah menculiknya dengan todongan senjata. Menurut Clark, Diddy dan seorang penjaga keamanan mendatangi apartemennya dan memaksanya ikut ke rumah rapper Kid Cudi pada tahun 2011. “‘Kita akan pergi membunuh bajingan ini’,” ujar Clark menirukan ucapan Diddy.
Clark menjelaskan bahwa insiden penculikan terjadi setelah Diddy mengetahui bahwa Ventura menjalin hubungan dengan Mescudi.
Minggu lalu, Kid Cudi, yang bernama asli Scott Mescudi, juga memberikan kesaksian yang memberatkan Diddy. Mescudi membeberkan hubungannya dengan mantan kekasih Diddy, dugaan perusakan rumahnya, dan serangan bom molotov terhadap mobil Porschenya. Mescudi meyakini bahwa serangan ini didalangi oleh Diddy. Adapun Clark, yang pernah menjabat sebagai direktur merek global untuk Bad Boy Entertainment milik Combs, mengaku pernah diancam dibunuh oleh Diddy. Ancaman itu dilontarkan Diddy pada hari pertama Clark bekerja.
Meskipun mengakui bahwa hubungan kerjanya dengan Diddy begitu berat, Clark mengaku sempat ingin melindungi Diddy dan ingin tetap berada di lingkaran kehidupannya. Ia mengakui dampak positif Diddy bagi komunitas kulit hitam di dunia bisnis.
Dakwaan dan Tuduhan yang Menjerat Diddy
Diddy menghadapi dakwaan serius, termasuk pemerasan, dua tuduhan perdagangan seks, dan dua tuduhan terkait aktivitas prostitusi. Dakwaan pemerasan menjadi salah satu yang paling memberatkan, meliputi tuduhan penculikan, pembiusan, hingga pemaksaan aktivitas seksual. Dalam beberapa kejadian, Diddy diduga menggunakan senjata api atau ancaman kekerasan.
Bukti-bukti yang ditemukan di kediaman mewahnya di Los Angeles, seperti narkoba dan ratusan botol *baby oil*, diduga terkait dengan pesta seks yang disebut “*freak off*”. Diddy juga menghadapi serangkaian tuntutan perdata terkait pemerkosaan dan penyerangan.
Pengacara yang menangani beberapa kasus ini menyebutkan bahwa lebih dari seratus perempuan dan laki-laki di AS telah mengajukan atau berniat mengajukan tuntutan hukum terhadap Diddy. Salah satu tuduhan yang mencuat adalah dari seorang perempuan yang mengaku “diperkosa beramai-ramai” oleh Diddy dan pihak lain saat masih berusia 17 tahun.
Tim kuasa hukum Diddy sendiri membantah semua tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai upaya mencari publisitas. Kasus hukum ini bermula dari tuntutan mantan kekasihnya, Cassie Ventura, atas tuduhan pelecehan dan pemerkosaan, yang kemudian diselesaikan di luar pengadilan. Namun, setelah itu, puluhan orang lain mengajukan tuntutan serupa dengan beberapa kasus terjadi sejak tahun 1991. Diddy menyangkal semua tuduhan ini.
Pengacara Diddy menyatakan keyakinannya pada fakta dan integritas peradilan, menegaskan bahwa kliennya tidak pernah melakukan pelecehan seksual atau memperdagangkan siapa pun. Jika terbukti bersalah atas dakwaan pemerasan, Diddy terancam hukuman penjara seumur hidup, serta hukuman penjara belasan tahun untuk dakwaan perdagangan seks dan keterlibatan dalam prostitusi.
Kasus Sean ‘Diddy’ Combs terus bergulir, membuka tabir gelap di balik gemerlap dunia hiburan. Untuk memahami lebih dalam, simak juga artikel lain yang membahas berbagai aspek terkait kasus ini, mulai dari tuduhan perdagangan seks yang menjeratnya, kesaksian orang dalam tentang kerajaan musik P Diddy di era 90-an, hingga profil Sean ‘Diddy’ Combs dan tuduhan yang dihadapinya.
Selain itu, ikuti terus perkembangan kasus ini dengan membaca artikel tentang lebih dari 100 gugatan baru yang dihadapi Sean ‘Diddy’ Combs terkait kekerasan seksual, pesta-pesta yang menjadi penyebab kejatuhannya, kronologi kasus P Diddy yang melibatkan kekerasan, pelecehan seksual, pemerkosaan, hingga narkoba, dan berbagai fakta menarik lainnya.
Ringkasan
Sidang kasus Sean ‘Diddy’ Combs terus berlangsung dengan kesaksian mengejutkan dari mantan asisten bernama Mia, yang mengaku berulang kali diperkosa dan mengalami kekerasan fisik selama bekerja untuk Diddy. Selain Mia, Cassie Ventura dan penata gaya Dento Nash juga memberikan kesaksian yang memberatkan, menggambarkan perilaku kasar Diddy terhadap Ventura, termasuk pemukulan dan ancaman penyebaran video seks. Diddy sendiri menyangkal semua tuduhan tersebut.
Saksi lain, Capricorn Clark dan Kid Cudi, juga memberikan pernyataan yang menuduh Diddy melakukan penculikan dan serangan. Diddy menghadapi berbagai dakwaan serius, termasuk pemerasan dan perdagangan seks. Lebih dari seratus orang di AS telah mengajukan atau berniat mengajukan tuntutan hukum terhadap Diddy terkait kekerasan seksual dan kejahatan lainnya. Tim kuasa hukum Diddy membantah semua tuduhan dan menyatakan keyakinan pada integritas peradilan.














