News Stream Pro
No Result
View All Result
Tuesday, December 23, 2025
  • Login
  • Home
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Kesehatan
  • Keuangan
  • Traveling
Subscribe
News Stream Pro
  • Home
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Kesehatan
  • Keuangan
  • Traveling
No Result
View All Result
News Stream Pro
No Result
View All Result
Home Crime

Femisida di Padang Pariaman: Harapan Pilu Ibu Korban Mutilasi

by demo-nspro
June 21, 2025
in Crime
0
Femisida di Padang Pariaman: Harapan Pilu Ibu Korban Mutilasi
152
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kasus mutilasi yang menggemparkan di Padang Pariaman, Sumatra Barat, telah menjadi buah bibir masyarakat dalam beberapa hari terakhir. Potongan-potongan tubuh korban ditemukan secara terpisah, menambah kengerian kasus ini.

Pihak kepolisian mengklaim bahwa tersangka, Satria Juhanda alias Wanda (25 tahun), bukan hanya sekali ini melakukan pembunuhan sadis terhadap perempuan. Ia juga diduga kuat terlibat dalam pembunuhan pacarnya dan seorang perempuan lain yang menghilang misterius pada awal tahun 2024.

Keluarga korban, yang diliputi duka mendalam, menuntut hukuman seberat-beratnya bagi pelaku atas perbuatan kejinya.

Kasus ini pun menarik perhatian aktivis perempuan di Sumatra Barat dan Komnas Perempuan. Mereka dengan tegas menyebut kasus ini sebagai femisida—bentuk kekerasan berbasis gender terhadap perempuan yang paling ekstrem dan brutal. Mereka mendesak agar proses hukum terhadap pelaku femisida dibedakan dari proses hukum pembunuhan biasa, mengingat karakteristiknya yang spesifik.

Peringatan: Detail artikel ini mungkin mengandung konten yang mengganggu.

‘Potongan Tubuh Itu Adalah Anak Saya’

Di rumah duka, Wenni (54 tahun), ibu dari Septia Ananda, hanya bisa terduduk lemas. Tangisnya pecah setiap kali ada ucapan belasungkawa atas kepergian putri semata wayangnya, Nanda—sapaan akrab Septia Ananda.

Jasad Nanda ditemukan dalam kondisi mengenaskan, tidak utuh, di Sungai Batang Anai pada Selasa (17/6).

Dasrizal, ayah Nanda (58 tahun) yang bekerja sebagai sopir, tampak tegar meski raut wajahnya menyimpan kesedihan mendalam. Sambil duduk di bawah tenda biru, ia mengungkapkan harapannya agar pelaku dihukum seberat-beratnya. “Kalau bisa saya yang mengeksekusinya. Kalau dihukum, saya siap… Kalau tidak bisa, hukum mati saja,” ujarnya kepada Halbert Caniago, wartawan BBC News Indonesia, pada Jumat (20/06), dengan suara bergetar.

Ia berharap jenazah putrinya segera dikebumikan dengan layak. “Karena ini sudah kejadian, kan,” ucapnya lirih, dengan mata berkaca-kaca.

Saat ini, jenazah Septia Ananda masih berada di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut.

Dengan napas yang tersengal, Dasrizal mencoba menceritakan kronologi hilangnya sang putri. “Kami menyadari Nanda hilang sejak Minggu (15/06) malam. Padahal paginya dia masih di rumah,” kenangnya.

Pada Minggu pagi itu, Nanda sempat menghadiri pesta pernikahan bersama kedua orang tuanya. Sepulangnya dari acara tersebut, ia mengatakan akan pergi ke rumah tantenya di Kota Pariaman. Namun, sebelum pergi, ia meminta izin kepada ibunya untuk “pergi ke tempat temannya” dengan janji “hanya sebentar saja.”

Namun, hingga malam tiba, Nanda tak kunjung pulang. Dasrizal pun berusaha mencari keberadaan putri bungsunya itu ke rumah teman-temannya yang ia kenal.

“Saya sudah mencari ke rumah temannya yang ada di daerah bandara, Kota Pariaman, dan beberapa temannya yang lain. Tapi tidak ada yang tahu,” jelasnya.

Pencarian yang melelahkan itu terhenti pada Rabu (18/6) ketika Dasrizal menerima telepon dari seorang anggota polisi.

“Polisi mengabarkan bahwa potongan tubuh itu adalah anak saya. Setelah mendapat kabar itu, saya langsung berangkat ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar,” tuturnya.

Di rumah sakit, ia melihat potongan tubuh, kepala, tangan, dan kaki putrinya yang baru ditemukan oleh polisi.

“Saya mengenali bahwa itu adalah anak saya dari hidung, gigi, dan kakinya,” ungkapnya dengan nada pilu.

Saat mengetahui kenyataan pahit tersebut, ia hanya bisa meratapi nasib tragis putrinya yang menjadi korban pembunuhan sadis.

Harapan Keluarga

Saat ini, potongan tubuh Septia Ananda masih berada di RS Bhayangkara untuk keperluan penyelidikan. Namun, Dasrizal berharap agar jenazah putrinya segera dimakamkan dengan layak.

“Saya berharap jenazah anak saya bisa segera dikeluarkan. Kalau bisa sekarang dikeluarkan dari rumah sakit, akan saya kebumikan langsung anak saya,” pintanya.

Pihak kepolisian, menurut Dasrizal, menyatakan bahwa jenazah putrinya baru bisa diambil setelah proses autopsi selesai, yang diperkirakan memakan waktu sekitar 15 hari.

Dasrizal menggambarkan Nanda sebagai sosok yang “tertutup” dan jarang bercerita tentang masalah pribadinya.

“Biasanya kalau sudah pulang ke rumah, dia langsung masuk ke dalam kamar dan tidak keluar lagi,” ujarnya.

Ia juga mengaku bahwa putrinya jarang keluar rumah atau pergi dengan seorang pria, apalagi membawa pria ke rumahnya.

“Tapi kalau saat dia berada di luar, saya juga tidak tahu bagaimana dia. Yang jelas, anak saya ini tidak pernah keluyuran,” tegasnya.

Ia juga mendengar bahwa motif pembunuhan putrinya dilatarbelakangi oleh masalah utang, sebuah pengakuan yang diragukannya.

Berdasarkan keterangan polisi dari tersangka, korban memiliki utang Rp3,5 juta kepada tersangka. Namun, Dasrizal meragukan pengakuan tersebut. “Kalau memang karena utang, kenapa dia tidak mengambil handphone anak saya atau sepeda motor yang digunakan oleh anak saya saja?” tanyanya retoris.

Polisi menemukan sepeda motor dan ponsel korban tak jauh dari lokasi penemuan potongan jenazah.

Apa Saja Hasil Penyelidikan Mutilasi di Padang Pariaman?

Kapolres Padang Pariaman, AKBP Faisol Amir, menjelaskan bahwa kasus mutilasi ini terungkap sejak penemuan potongan tubuh di Sungai Batang Anai pada Selasa (17/06).

“Dari penemuan potongan tubuh tersebut, tim melakukan penyelidikan soal dugaan pembunuhan. Keesokan harinya, ditemukan potongan kepala, kaki, dan tangan kiri di lokasi yang cukup jauh dari penemuan tubuh tersebut,” terangnya.

Setelah berhasil mengidentifikasi korban, polisi langsung menyelidiki orang-orang yang terakhir kali terlihat bersama korban.

“Didapati bahwa terduga pelaku adalah inisial SJ ini yang kemudian langsung kami amankan pada Kamis (19/06) dini hari,” ungkapnya.

Awalnya, tersangka menyangkal perbuatannya dan bersikeras tidak mengetahui apa pun tentang potongan mayat tersebut, kata Faisol.

“Kita mencoba melakukan cara pendekatan lainnya yang membuat pelaku ini menyadari kesalahannya dan mengakui perbuatannya,” imbuhnya.

Dari hasil penyelidikan, polisi menyimpulkan bahwa motif tersangka membunuh korban adalah karena masalah utang.

“Pengakuan pelaku karena hutang sebesar Rp3,5 juta yang tidak dibayar,” kata Faisol.

Pengungkapan Korban Pembunuhan Lainnya

Setelah tersangka ditahan, tim Satreskrim Polres Padang Pariaman melakukan interogasi mendalam untuk mengaitkan pria tersebut dengan kasus hilangnya dua mahasiswi pada awal tahun 2024.

“Pelaku mengaku bahwa dirinya juga telah membunuh dua orang mahasiswi yang merupakan kekasihnya dan teman dari kekasihnya, serta jasadnya dibuang di dalam sumur,” ungkap Faisol.

Polisi kemudian membongkar sumur yang berada di sekitar rumah tersangka dan menemukan tengkorak kepala yang diduga merupakan jenazah Siska Oktavia Rusdi (Cika) dan Adek Gustiana (Adek), yang dilaporkan hilang sejak Januari 2024.

Berdasarkan keterangan polisi, tersangka membunuh Cika karena dilanda cemburu. Sementara Adek Gustiana dibunuh karena dituduh mendukung kedekatan Cika dengan pria lain saat mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman, Iptu AA Reggy, mengatakan bahwa pihaknya masih terus melakukan pemeriksaan dan mencari bukti-bukti lainnya, termasuk empat potongan tubuh Septia Ananda yang masih belum ditemukan hingga saat ini.

“Untuk potongan tubuh yang telah kami temukan sampai saat ini adalah tubuh, tangan kiri, paha, kepala, kaki kiri, dan kami masih mencari empat potongan tubuh lainnya,” jelas AA Reggy.

Selain itu, polisi juga masih mendalami kemungkinan adanya korban dan tersangka lain yang berkaitan dengan kasus-kasus pembunuhan ini.

“Sampai saat ini, untuk pelaku satu orang dan untuk korban saat ini tiga orang. Itu yang kami ketahui, dan kami masih melakukan pendalaman soal kemungkinan lainnya,” katanya.

AA Reggy menambahkan bahwa pihaknya masih mendalami modus operandi pelaku dalam melakukan pembunuhan dan kemungkinan motif lainnya.

‘Ini Kasus Femisida’

Pendiri Yayasan Nurani Perempuan, Yefrina Heriani, dengan tegas menyebut kasus pembunuhan berantai ini sebagai kasus femisida.

“Karena memang ada pembunuhan dengan alasan kebencian, cemburu, dan ada ideologi patriarki di dalamnya, dan korbannya adalah perempuan,” tegas Yefrina, yang yayasannya berbasis di Sumatra Barat.

“Terutama yang menjadi pacarnya, lalu ada perempuan lain yang dibencinya karena menghubungkan pacarnya dengan lelaki lain.”

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendefinisikan femisida sebagai pembunuhan terhadap perempuan yang didorong oleh kebencian, dendam, penaklukan, penguasaan, penikmatan, dan pandangan terhadap perempuan sebagai kepemilikan sehingga pelaku merasa berhak melakukan apa saja.

Menurut The Indonesian Legal Resource Center (ILRC), femisida secara sederhana adalah pembunuhan yang disengaja dengan motif terkait gender. Motivasi gender inilah yang menjadi unsur utama pembeda dari pembunuhan biasa.

Femisida merupakan manifestasi kekerasan berbasis gender terhadap perempuan yang paling ekstrem dan brutal, yang terjadi dalam rangkaian bentuk-bentuk kekerasan baik fisik, psikis, seksual, atau ekonomi yang saling terkait satu sama lain.

“Kalau di Sumatra Barat ini cukup banyak [kasusnya]. Saya sangat ingat sebuah kasus femisida yang sangat sadis dilakukan pada sekitar tahun 2000-an. Korbannya seorang perempuan yang dibakar dan kejadian itu terjadi di daerah Agam,” kenang Yefrina.

Ia menjelaskan bahwa kasus femisida seringkali diawali dengan pelecehan, kekerasan fisik, dan kekerasan seksual sebelum akhirnya korban dibunuh. Ia menekankan pentingnya korban untuk berani berbicara lebih keras sebelum terlambat.

“Kita berharap agar seluruh orang di Sumatra Barat speak up dan kita harus menyadari bahwa kekerasan berbasis gender itu bukan persoalan individu,” serunya.

“Tapi ini merupakan persoalan masyarakat dan pemerintah, dan kita menjadi pelindungnya,” lanjutnya.

Komisioner Komnas Perempuan, Chatarina Pancer Istiyani, juga mengidentifikasi kasus mutilasi di Padang Pariaman sebagai kasus femisida.

“Ada relasi kuasa di situ, ya… Karena orang berutang kan (tersangka) kontrol,” jelasnya.

Menurutnya, femisida merupakan bentuk kekerasan terhadap perempuan yang paling ekstrem dan seringkali diawali dengan pandangan misoginis (membenci perempuan).

“Misalnya, pertama dia senang, suka, tapi begitu pacarnya hamil, dia tidak mau mengurus. Kemudian terjadi kebencian. Jadi, perempuan hanya dijadikan objek dalam hidup dia,” kata Chatarina.

Perempuan yang bunuh diri karena menjadi korban rangkaian kekerasan juga dapat dikategorikan sebagai femisida.

“Menurut saya juga ada penyakit-penyakit tertentu yang secara psikis kemudian punya kecenderungan menyakiti perempuan,” tandasnya.

Chatarina berpendapat bahwa kasus femisida berbeda dari pembunuhan biasa, sehingga perlu ada pemberatan sanksi bagi pelaku. Namun, hal ini belum diatur secara rinci dalam kerangka hukum nasional.

“Harusnya pembunuhan karena femisida itu diperberat… Kalau misalnya itu sudah diakomodir [dalam regulasi], tapi ini mungkin tidak bisa dalam waktu singkat,” katanya.

Komnas Perempuan mencatat adanya 290 kasus femisida di Indonesia dalam kurun waktu Oktober 2023 hingga Oktober 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan, hampir 30%, dibandingkan tahun sebelumnya yang mencatat 159 kasus pada tahun 2023. Penting untuk dicatat bahwa data ini bersumber dari 73.376 pemberitaan di media massa, sehingga sangat dipengaruhi oleh laporan masyarakat dan bagaimana media memberitakan kasus femisida.

Kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan memang seringkali mencuat ke permukaan dan menjadi perhatian publik. Anggota TNI AU bakar istri di Papua adalah salah satu contohnya, yang sayangnya seringkali luput dari sorotan. Kasus lainnya adalah suami tikam istri hingga tewas saat siaran langsung karaoke, yang juga memicu perdebatan mengenai motif di balik tindakan tersebut dan mengapa disebut sebagai ‘femisida’. Kasus penyiraman air keras di Cianjur yang melibatkan ‘kawin kontrak’ dan kematian juga menjadi sorotan karena mengungkap praktik eksploitasi terhadap perempuan.

Peristiwa kekerasan seksual dan pembunuhan terhadap perempuan bukan hanya terjadi di wilayah Sumatra Barat saja. Beberapa waktu lalu, publik juga dihebohkan dengan kasus dua perempuan di sebuah kafe di Sumatra Barat ditelanjangi dan diceburkan ke laut, sebuah tindakan yang jelas merendahkan martabat perempuan dan sangat tidak manusiawi. Di Sumenep, belasan santri diduga menjadi korban kekerasan seksual oleh pimpinan pesantren, di mana doktrin agama disalahgunakan untuk membuat korban tak berdaya. Bahkan, tragedi Kerusuhan Mei 1998 masih menyisakan luka mendalam, dengan masalah kekerasan seksual terhadap perempuan Indonesia yang hingga kini belum sepenuhnya terungkap.

Berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk pembunuhan dan pemerkosaan perempuan penjual gorengan di Sumbar, terus terjadi dan menuntut perhatian serius dari berbagai pihak. Masyarakat berharap agar pelaku dihukum seberat-beratnya atas perbuatan keji mereka.

Ringkasan

Kasus mutilasi Septia Ananda di Padang Pariaman mengungkap dugaan keterlibatan tersangka dalam pembunuhan lain terhadap dua mahasiswi. Keluarga korban menuntut hukuman berat bagi pelaku. Polisi menemukan potongan tubuh korban dan tengah menyelidiki motif utang piutang serta kemungkinan adanya korban lain.

Kasus ini disebut sebagai femisida oleh aktivis perempuan dan Komnas Perempuan, menyoroti adanya kebencian dan relasi kuasa berbasis gender. Mereka mendesak agar proses hukum dibedakan dari pembunuhan biasa. Komnas Perempuan mencatat peningkatan kasus femisida di Indonesia, menuntut perhatian serius dan sanksi yang lebih berat bagi pelaku.

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Adu Irit SUV: Xpander Cross vs XL7 vs BR-V, Mana Terbaik?

Adu Irit SUV: Xpander Cross vs XL7 vs BR-V, Mana Terbaik?

June 29, 2025
Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran: Kejutan Dunia!

Trump Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran: Kejutan Dunia!

June 24, 2025
Rumput GBK Level Up Lapangan Kampung di Yogya! Hasilnya Bikin Melongo!

Rumput GBK Level Up Lapangan Kampung di Yogya! Hasilnya Bikin Melongo!

May 31, 2025
Gunung Kuda Longsor: Belasan Korban Diduga Tertimbun, Tim SAR Bergerak!

Gunung Kuda Longsor: Belasan Korban Diduga Tertimbun, Tim SAR Bergerak!

May 31, 2025
Harga iPhone 13 Pro & Pro Max Second Juni 2025: Worth It?

Harga iPhone 13 Pro & Pro Max Second Juni 2025: Worth It?

0
Rahasia Makeup Natural Flawless: 6 Tips Mudah untuk Pemula!

Rahasia Makeup Natural Flawless: 6 Tips Mudah untuk Pemula!

0
Deadline Dividen! 34 Emiten Cum Date Minggu Depan, Jangan Ketinggalan!

Deadline Dividen! 34 Emiten Cum Date Minggu Depan, Jangan Ketinggalan!

0
Terungkap! Alasan Malaysia Tolak Undangan Timnas Indonesia dari Erick Thohir

Terungkap! Alasan Malaysia Tolak Undangan Timnas Indonesia dari Erick Thohir

0

Look at should your extra offers bucks, free spins, or a combo

December 23, 2025

Email address details are offered daily, so often there is another type of mark to participate

December 23, 2025

S. publication of tricsoccer explains how exactly to gamble efficiently, maximize your payouts, and get away from preferred college student problems

December 23, 2025

1. Select a great Uk local casino that have 100 % free revolves no-deposit

December 23, 2025

Recent News

Look at should your extra offers bucks, free spins, or a combo

December 23, 2025

Email address details are offered daily, so often there is another type of mark to participate

December 23, 2025

Categories

  • Arts
  • autos
  • Careers
  • Crime
  • Education And Learning
  • entertainment
  • Family And Relationships
  • Fashion And Style
  • finance
  • Food And Drink
  • Gaming
  • General
  • health
  • Hobbies And Interests
  • Home And Garden
  • Personal Development
  • Pets And Animals
  • politics
  • Public Safety And Emergencies
  • Science
  • Shopping
  • Society Culture And History
  • sports
  • technology
  • travel
  • Uncategorized
  • Urban Infrastructure
  • War And Conflicts
  • Weather

Site Navigation

  • Home
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Privacy & Policy
  • Other Links

We bring you the best Auto Generate Content News for WordPress Plugins that perfect for news, etc. Check our landing page for details.

© 2025

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Advertisement
  • Contact Us
  • Homepages
    • Home 1
    • Home 2
    • Home 3
    • Home 4
    • Home 5

© 2025