JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali menunjukkan komitmen seriusnya dalam memberantas peredaran narkoba di Indonesia. Dalam sebuah operasi serentak berskala besar yang digelar di 34 provinsi, BNN berhasil meringkus sebanyak 1.259 individu yang terindikasi terlibat dalam jaringan narkotika. Operasi masif ini secara khusus menyasar 53 kampung yang selama ini dikenal sebagai titik rawan peredaran barang haram tersebut, menegaskan kembali upaya BNN dalam membersihkan wilayah-wilayah yang terkontaminasi narkoba.
Operasi intensif ini, yang berlangsung dari tanggal 5 hingga 7 November 2025, merupakan buah kerja sama tim gabungan dari berbagai instansi penegak hukum. Kepala BNN RI, Komjen Suyudi Ario Seto, menjelaskan bahwa koordinasi lintas sektor menjadi kunci utama keberhasilan dalam upaya pembersihan kampung-kampung dari jerat narkoba ini. Sinergi yang kuat memungkinkan BNN untuk menembus dan melumpuhkan jaringan yang telah lama beroperasi.
Dari total penangkapan tersebut, Komjen Suyudi merinci bahwa pihaknya berhasil mengamankan 830 laki-laki dan 429 perempuan yang diduga kuat terlibat dalam peredaran serta penyalahgunaan narkotika. Keberhasilan ini menambah panjang daftar operasi penindakan BNN yang agresif dan berkelanjutan, setelah sebelumnya juga gencar melakukan penggerebekan di lokasi-lokasi strategis lain seperti Kampung Bahari dan Kampung Ambon, menandakan perang tanpa henti BNN terhadap sindikat narkoba.
Menindaklanjuti penangkapan ini, penyidik BNN segera melakukan asesmen komprehensif terhadap para terduga pelaku. Hasil asesmen ini mengidentifikasi 37 orang sebagai bandar narkoba utama yang perkaranya akan diproses secara hukum lebih lanjut. Sementara itu, 359 individu lainnya direkomendasikan untuk menjalani rehabilitasi serta mengikuti program wajib lapor ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWR), sebagai langkah preventif dan kuratif untuk memutus mata rantai penyalahgunaan.
Tak hanya membongkar jaringannya, operasi ini juga berhasil menyita barang bukti narkotika dalam jumlah yang sangat signifikan. Petugas mengamankan 126,32 kilogram sabu, 12,7 kilogram ganja, 1.428 butir ekstasi, serta berbagai jenis zat psikotropika lainnya. Jumlah ini mencerminkan betapa masifnya skala peredaran narkotika yang berhasil diputus oleh BNN dalam kurun waktu singkat.
Selain narkotika, tim gabungan juga menyita berbagai barang bukti non-narkotika yang menunjukkan kompleksitas operasi para pelaku. Ditemukan uang tunai senilai Rp1.543.699.000 dan uang tunai diduga palsu sejumlah Rp5.500.000. Keberhasilan BNN dalam membongkar jaringan ini tidak terlepas dari strategi dan target yang diburu, mengingat para pelaku kerap menggunakan taktik canggih untuk menghindari aparat dan melindungi aset kejahatan mereka.
Fakta mengejutkan lainnya adalah penyitaan 64 senjata tajam, 3 unit mesin penghitung uang, serta 19 senjata api, baik rakitan maupun organik atau asli. Yang paling mencolok, tim bahkan menyita satu unit drone yang digunakan oleh para pelaku untuk memantau pergerakan aparat, sebuah indikasi jelas akan tingkat persiapan dan perlawanan terorganisir yang mereka lakukan terhadap penegakan hukum.
Komjen Suyudi Ario Seto menegaskan bahwa temuan drone dan berbagai senjata tersebut merupakan bukti nyata bahwa para bandar narkotika telah mempersiapkan diri secara matang untuk melawan upaya penegakan hukum. Kepemilikan senjata api ini bukan hanya menunjukkan bentuk perlawanan, tetapi juga memunculkan dugaan kuat keterlibatan para pelaku dalam tindak kejahatan lainnya, memperlihatkan betapa berbahayanya jaringan kriminal yang berhasil diungkap BNN ini.
Ringkasan
BNN berhasil menangkap 1.259 orang yang terlibat narkoba di 34 provinsi dalam operasi serentak. Operasi yang menyasar 53 kampung rawan narkoba ini merupakan hasil kerja sama tim gabungan dan berlangsung dari tanggal 5 hingga 7 November 2025. Dari penangkapan ini, BNN mengamankan ratusan laki-laki dan perempuan yang diduga terlibat peredaran narkotika.
Selain menangkap pelaku, BNN juga menyita barang bukti narkotika, uang tunai, senjata tajam dan api, serta sebuah drone. Sebanyak 37 orang ditetapkan sebagai bandar narkoba utama, sementara 359 orang direkomendasikan untuk rehabilitasi. Temuan drone dan senjata menunjukkan tingkat persiapan dan perlawanan terorganisir jaringan narkoba terhadap penegakan hukum.
