RAJA Charles III mencabut seluruh gelar dan kehormatan Pangeran Andrew pada Kamis, 30 Oktober 2025. Keputusan ini menandai momen kelam dalam sejarah monarki Inggris modern. Bagi keluarga Virginia Giuffre, pencabutan gelar ini bukan sekadar sanksi istana, melainkan simbol kemenangan atas keberanian seorang wanita biasa yang berani melawan kekuatan besar.
Pilihan Editor: Raja Charles III Copot Semua Gelar Kerajaan Pangeran Andrew
Gelar Pangeran Andrew Dicopot, Kemenangan Besar Virginia Giuffre
Virginia Giuffre, seorang korban jaringan perdagangan seks Jeffrey Epstein dan Ghislaine Maxwell, selama bertahun-tahun menuduh Pangeran Andrew melakukan pelecehan seksual terhadapnya saat ia berusia 17 tahun. Meskipun Andrew terus menyangkal tuduhan tersebut, tekanan publik yang semakin kuat dan bukti-bukti yang bermunculan memaksa istana untuk mengambil tindakan tegas.
Keluarga Giuffre, dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pengumuman keputusan kerajaan, menyebut pencabutan gelar tersebut sebagai “hari kemenangan” bagi Virginia dan para korban kekerasan seksual lainnya. “Hari ini, seorang gadis Amerika biasa berhasil menjatuhkan seorang pangeran Inggris dengan kebenaran dan keberaniannya yang luar biasa,” tulis mereka dalam pernyataan yang dikutip New York Post.
Perjuangan Virginia, menurut keluarganya, tidak berhenti sampai di sini. “Ini bukan akhir dari perjuangan, tetapi awal untuk memastikan semua pelaku dan pendukungnya dimintai pertanggungjawaban,” tegas mereka.
Keberanian Virginia Giuffre dalam melawan Pangeran Andrew menjadi inspirasi bagi banyak orang. Sayangnya, Virginia Giuffre meninggal dunia pada usia 41 tahun pada bulan April lalu. Setelah kematiannya, buku memoarnya, Nobody’s Girl: A Memoir of Surviving Abuse and Fighting for Justice, diterbitkan. Buku itu mengisahkan pengalaman pahitnya dalam jaringan Epstein dan pertemuannya dengan Pangeran Andrew pada tahun 2001 di rumah Ghislaine Maxwell, London.
Keputusan Raja Charles III untuk mencabut gelar “His Royal Highness” dan semua kehormatan Andrew bersifat final, seperti yang dilaporkan oleh Deadline dan People. Kini, Andrew hanya akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten-Windsor. Langkah ini dipandang sebagai upaya menjaga kredibilitas monarki di tengah skandal yang terus mencoreng nama kerajaan.
Selain kehilangan gelar, Andrew juga diperintahkan untuk meninggalkan Royal Lodge, Windsor, tempat tinggalnya selama ini, dan tidak lagi menjalankan tugas publik apa pun. Seorang sumber kerajaan mengungkapkan kepada People bahwa keputusan ini “tidak bisa dihindari” setelah mendapat tekanan bertubi-tubi dari publik dan parlemen Inggris. Bahkan, sebelumnya muncul kabar bahwa Pangeran Andrew Siap Tinggalkan Royal Lodge Usai Lepas Gelar.
Simbol Keberanian Penyintas
Penolakan Andrew terhadap semua tuduhan tidak mengubah fakta bahwa keputusan Raja Charles menandai perubahan signifikan dalam struktur monarki Inggris. Gelar dan darah biru tidak lagi menjadi jaminan perlindungan dari tanggung jawab moral. Kasus ini lebih dari sekadar skandal keluarga kerajaan. Virginia telah menjelma menjadi simbol keberanian seorang penyintas yang melawan sistem yang selama ini tampak mustahil untuk diubah. “Virginia bukanlah bangsawan, bukan pula tokoh berpengaruh. Namun, keberaniannya mampu membuat institusi sebesar monarki bertanggung jawab,” tulis People dalam laporannya.
Pernyataan keluarga Giuffre diakhiri dengan kalimat yang kini menggema di seluruh dunia: “Kebenaran Virginia telah menjatuhkan seorang pangeran, dan mengingatkan dunia bahwa tidak ada yang kebal terhadap keadilan.”
IKFINA RAHMAH AULA
Ringkasan
Raja Charles III mencabut seluruh gelar dan kehormatan Pangeran Andrew sebagai respons atas tuduhan pelecehan seksual oleh Virginia Giuffre, korban jaringan perdagangan seks Jeffrey Epstein. Keputusan ini dianggap sebagai kemenangan bagi Giuffre dan para korban kekerasan seksual lainnya, menandai perubahan signifikan dalam struktur monarki Inggris dan akuntabilitas.
Virginia Giuffre, yang meninggal dunia pada bulan April, menuduh Pangeran Andrew melakukan pelecehan seksual saat ia berusia 17 tahun. Meskipun Andrew menyangkal tuduhan tersebut, tekanan publik dan bukti-bukti yang bermunculan memaksa istana untuk mengambil tindakan tegas, termasuk mencabut gelar kerajaan dan memerintahkan Andrew untuk meninggalkan Royal Lodge dan tidak lagi menjalankan tugas publik.









