JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (23/10/2025) dengan bergerak di zona hijau. Namun, di sisi lain, mata uang Garuda pagi ini harus menghadapi pelemahan di perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI pada pukul 09.02 WIB, IHSG tercatat di posisi 8.196,03. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 43,47 poin atau 0,53 persen dibandingkan penutupan hari sebelumnya yang berada di level 8.152,55. Pergerakan saham pada awal sesi ini cukup dinamis, dengan 276 saham berhasil melaju di zona hijau, sementara 151 saham bergerak di zona merah, dan 192 saham lainnya terpantau stagnan. Nilai transaksi hingga saat ini telah mencapai Rp 898,28 miliar dengan volume perdagangan 1,413 juta saham.
Meskipun IHSG dibuka positif, pasar saham diperkirakan akan menghadapi potensi tekanan. Analisis mendalam dan rekomendasi saham untuk hari Kamis ini perlu dicermati oleh para investor.
Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, menyoroti beberapa faktor eksternal yang memengaruhi sentimen pasar. Ia mengungkapkan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang mempertimbangkan kembali pembatasan ekspor terhadap China, terutama terkait penjualan perangkat keras penting. Tak hanya itu, AS juga dikabarkan akan mengambil langkah serupa terhadap Rusia menyusul pembatalan pertemuan antara kedua negara.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate pada level 4,75 persen. Meskipun demikian, BI tetap melihat adanya ruang lebar untuk kembali menurunkan suku bunga acuan hingga akhir tahun 2025. “Berdasarkan analisis teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 8.020-8.270,” kata Nico dalam analisisnya hari ini.
Senada, analis MNC Sekuritas, T. Herditya Wicaksana, menambahkan bahwa IHSG sebelumnya telah terkoreksi 1,04 persen ke level 8.152, yang mengindikasikan adanya tekanan jual di pasar. Area koreksi terdekat yang sempat disebutkan sebelumnya kini telah tercapai. Setelah ini, IHSG diprediksi akan menguji level 8.228-8.365. “Namun, waspadai akan penguatan terbatas dari IHSG yang dapat menimbulkan koreksi ke area 8.033-8.120,” ucap Herditya, menekankan perlunya kehati-hatian.
Situasi di bursa kawasan Asia pagi ini menunjukkan pergerakan yang bervariasi. Strait Times terpantau naik tipis 0,07 persen (3,25 poin) ke level 4.397,16. Sementara itu, Shanghai Composite melemah 0,67 persen (26,17 poin) di level 3.887,58, Nikkei turun 1,26 persen (621,90 poin) ke 48.685,89, dan Hang Seng terkoreksi 0,46 persen (119,38 poin) di level 25.662,38.
Dalam pantauan pasar mata uang, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini menunjukkan pelemahan. Mengutip data Bloomberg pada pukul 09.27 WIB, rupiah berada di level Rp 16.638 per dollar AS. Angka ini mencerminkan pelemahan sebesar 53,0 poin atau 0,32 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp 16.585 per dollar AS.
Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa pelemahan kurs rupiah hari ini terjadi di tengah sentimen risk-off global. Hal ini dipicu oleh kembali memanasnya tensi dagang antara China dan AS, setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan akan melarang perangkat lunak AS untuk keperluan produksi China. Lukman memperkirakan pergerakan rupiah hari ini akan berkisar antara 16.550 hingga 16.650 per dollar AS.









