News Stream Pro – Marc Marquez, sang juara dunia MotoGP tujuh kali, secara blak-blakan mengakui bahwa performa luar biasa yang ia tunjukkan sepanjang musim 2025 akan sangat sulit untuk diulang. Menurutnya, format balapan akhir pekan saat ini, dengan kehadiran sprint race dan balapan utama yang sama-sama krusial, membuat dominasi total menjadi sebuah pencapaian yang nyaris mustahil untuk direplikasi.
Pembalap berusia 32 tahun itu memulai musim 2025 sebagai salah satu kandidat terkuat peraih gelar. Kepindahannya ke tim pabrikan Ducati, setelah sukses meraih kemenangan dan menunjukkan performa impresif bersama Gresini menggunakan motor GP23, memang telah menempatkannya di posisi unggulan. Namun, capaian Marquez sepanjang musim ternyata melampaui segala prediksi yang ada.
Dengan total 11 kemenangan Grand Prix dan 14 kemenangan sprint race, Marquez berhasil mengukuhkan diri sebagai juara dunia kelas utama untuk ketujuh kalinya. Kontrol Marquez terhadap klasemen semakin terasa di paruh tengah musim, di mana ia mencatatkan tujuh akhir pekan sempurna secara beruntun, masing-masing mengumpulkan 37 poin. Rentetan dominasi tak terbantahkan ini membentang mulai dari seri Aragon hingga Hungaria, menunjukkan konsistensi dan kecepatan yang memukau.
Meskipun Marquez tampil begitu dominan, tidak sedikit yang memprediksi adanya tantangan berat di lintasan. Bahkan, tangan kanan Valentino Rossi disebut-sebut telah mengidentifikasi pembalap yang berpotensi menjadi ancaman serius, yang bisa membuat Marc Marquez ketar-ketir di masa mendatang. Hal ini menunjukkan bahwa persaingan di MotoGP selalu dinamis, bahkan bagi seorang juara yang tengah berada di puncak performa.
Sayangnya, musim gemilang tersebut harus diwarnai cedera serius yang memaksanya menepi pada empat seri terakhir musim ini. Mengenang kembali musim yang penuh kejutan tersebut, Marquez mengakui target awalnya memang bersaing merebut gelar, namun tidak pernah membayangkan bisa mendominasi sedemikian rupa.
“Saya sama sekali tidak menyangka musimnya akan luar biasa seperti ini,” ujar Marquez kepada El Periodico. “Targetnya memang mencoba bersaing untuk kejuaraan dunia, itu sudah saya sampaikan sejak awal. Tapi bukan dengan cara seperti ini mengunci gelar ketika masih tersisa lima balapan,” tambahnya, melansir laporan dari Crash.net.
Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa dengan sistem sprint dan balapan utama yang menawarkan begitu banyak poin setiap akhir pekan, mencapai konsistensi sempurna seperti yang ia tunjukkan di musim 2025 menjadi sangat sulit. “Saat ini, saya merasa hampir tidak mungkin untuk mengulang musim seperti ini. Setiap akhir pekan ada terlalu banyak poin yang diperebutkan,” jelasnya. “Kami menjalani musim yang sangat solid. Ada beberapa kesalahan kecil, tetapi kami mampu memenangkan banyak balapan.”
Musim Marquez sendiri juga diwarnai cedera serius pada bahu akibat insiden dengan Marco Bezzecchi di Grand Prix Indonesia. Cedera tersebut menjadi penyebab utama yang memaksanya fokus pada pemulihan di penghujung musim, sebuah tantangan fisik yang tak terhindarkan bagi setiap atlet balap.
Terkait kondisinya saat ini, Marquez memastikan proses pemulihan berjalan ke arah yang sangat positif. “Secara fisik, kondisinya terus membaik, dan itu yang paling penting,” ungkapnya. “Lengan saya sempat tidak bergerak selama empat sampai lima minggu, dan tentu saja kekuatannya banyak berkurang. Tapi sekarang perlahan mulai kembali, dengan pemeriksaan rutin setiap dua minggu.” Ia menambahkan bahwa proses penyembuhan memang membutuhkan kesabaran ekstra, terutama agar tulang dan ligamen dapat pulih dengan sempurna, memastikan ia kembali ke performa terbaik.
Melihat kondisinya yang terus membaik, muncul pula pertanyaan mengenai masa depannya di tim Ducati. Spekulasi mengenai kemungkinan Marc Marquez ragu memperpanjang kontrak dengan Ducati dan potensi untuk kembali ke tim lamanya, Honda, menjadi perbincangan hangat di kalangan penggemar. Namun, saat ini fokus utamanya adalah pemulihan total demi menghadapi tantangan musim berikutnya.









