Klub sepak bola Manchester United harus menelan pil pahit dalam lanjutan Liga Inggris pekan ke-17. Bertandang ke Stadion Villa Park, Birmingham, pada Minggu, 22 Desember 2025, The Red Devils takluk 1-2 di tangan Aston Villa, menambah daftar panjang tantangan yang mereka hadapi musim ini.
Hasil minor ini kian memperpanjang tren buruk Manchester United yang kini telah menelan lima kekalahan di musim ini, dengan hanya satu kemenangan yang berhasil diraih dalam empat laga terakhir liga. Pukulan telak semakin terasa ketika sang kapten, Bruno Fernandes, harus ditarik keluar akibat cedera dalam pertandingan tersebut, diprediksi bakal absen dalam sejumlah laga krusial mendatang.
Jalannya pertandingan di Villa Park berlangsung dramatis. Manchester United tertinggal lebih dahulu di penghujung babak pertama setelah gawang mereka dibobol oleh gol Morgan Rogers. Meskipun sempat menyamakan kedudukan melalui aksi Matheus Cunha, harapan Setan Merah pupus ketika Rogers kembali mencetak gol keduanya, memastikan kemenangan bagi tuan rumah Aston Villa.
Kemenangan ini secara signifikan memperkokoh posisi Aston Villa di peringkat ketiga klasemen sementara Liga Inggris dengan koleksi 33 poin, hanya terpaut tiga angka dari puncak yang kini dihuni Arsenal. Sementara itu, Manchester United semakin tertahan di urutan ketujuh dengan 26 poin, masih berjarak tiga poin krusial dari zona Liga Champions yang menjadi target utama mereka.
Kabar Cedera Fernandes
Kekalahan dari Aston Villa menjadi semakin pahit dengan kepastian cedera yang menimpa gelandang sekaligus kapten tim, Bruno Fernandes. Sang maestro lini tengah itu terlihat memegangi kaki kanannya dengan kesakitan menjelang akhir babak pertama. Meskipun sempat berupaya bertahan hingga jeda, ia akhirnya tidak dapat melanjutkan pertandingan di babak kedua dan posisinya digantikan oleh Lisandro MartÃnez, hanya bisa menyaksikan sisa laga dari bangku cadangan.
Pasca pertandingan, Pelatih Ruben Amorim mengonfirmasi kekhawatiran terkait kondisi Fernandes. Ia mengungkapkan bahwa cedera tersebut kemungkinan besar berkaitan dengan jaringan lunak atau soft tissue, yang seringkali memerlukan waktu pemulihan yang tidak sebentar. “Saya pikir dia akan melewatkan beberapa pertandingan ke depan, tapi saya belum tahu pasti tingkat keparahannya,” tutur Amorim, seperti dikutip dari laman resmi Manchester United.
Absennya Bruno Fernandes, sosok yang hampir selalu tersedia dan menjadi motor serangan tim sepanjang musim, jelas menjadi pukulan telak bagi Manchester United. Kondisi ini diperparah oleh jadwal padat yang menanti The Red Devils dalam beberapa hari ke depan. Mereka dijadwalkan menjamu Newcastle United pada Jumat, 26 Desember, dalam laga Boxing Day, sebelum kembali berlaga di Old Trafford melawan Wolverhampton Wanderers pada 30 Desember. Situasi ini kian rumit dengan absennya gelandang muda berbakat, Kobbie Mainoo, yang juga tengah dihantam cedera.
Terlepas dari hasil akhir yang mengecewakan, Ruben Amorim tetap menegaskan keyakinannya bahwa timnya sejatinya tampil lebih baik secara kualitas permainan. “Kami adalah tim yang lebih baik hari ini. Kami memang kurang beruntung dengan cedera Bruno, tetapi bahkan tanpa kehadirannya, kami tetap mampu tampil dominan,” ujar Amorim. “Kami telah melakukan pekerjaan yang bagus, meskipun sayangnya hal itu tidak akan diingat karena hasil akhirnya adalah kekalahan,” tambahnya, seperti dilaporkan oleh NBC Sports.
Di tengah badai cedera yang melanda skuad Manchester United, Amorim juga memberikan pujian khusus kepada dua pemain muda akademi, Jack Fletcher dan Shea Lacey, yang mencatatkan debut senior mereka. Bagi sang pelatih, langkah ini adalah bagian integral dari filosofi klub yang senantiasa membuka pintu lebar bagi talenta muda, seraya berharap mereka tidak terlalu terbebani oleh tekanan berat untuk meraih hasil di level tertinggi.
Situasi pelik yang dihadapi Manchester United saat ini—mulai dari rentetan hasil buruk, badai cedera pemain kunci, hingga tekanan jadwal—menjadi pengingat akan kompleksitas manajemen di klub-klub elite Eropa. Tantangan serupa kerap menghampiri tim-tim raksasa lainnya, bahkan bagi manajer sekaliber Xabi Alonso di Real Madrid, yang menunjukkan bahwa meraih konsistensi di puncak sepak bola modern adalah sebuah perjuangan tiada henti.








